Relevansi Doa Nabi Ibrahim Terhadap Pendidikan Saat Ini
Prof. Dr. H. Imam Suprayogo Kamis, 30 Oktober 2014 . in Dosen . 1127 views

Kecenderungan orang sekarang tatkala memilihkan pendidikan untuk anak-anaknya adalah pada lembaga pendidikan yang mampu mengantarkan lulusannya segera mendapatkan pekerjaan yang menghasilkan banyak uang. Mereka memilihkan ke fakultas kedokteran, fakultas teknik, fakultas ekonomi misalnya, agar kelak mudah mendapatkan pekerjaan. Jenis sekolah yang tidak menjanjikan lapangan pekerjaan tidak terlalu banyak peminat.

Berapapun biaya pendidikan yang harus dibayar, jika lembaga pedidikan yang dimaksud itu diyakini berhasil mengantarkan anaknya cepat memperoleh pekerjaan dan bergaji besar, maka akan menjadi pilihannya. Sebaliknya, perguruan tinggi yang lulusannya sulit mendapatkan pekerjaan akan kekurangan peminat. Banyak orang beranggapan bahwa yang dipentingkan dari belajar di perguruan tinggi adalah untuk mendapatkan pekerjaan yang menghasilkan uang.

Atas dasar pandangan tersebut, maka juga banyak ditemui iklan masuk perguruan tinggi menonjolkan pada kecepatan para lulusannya memperoleh pekerjaan. Hal demikian itu tidak dianggap aneh dan apalagi salah salah, sebab pemerintah sendiri di dalam mengukur kemajuan lembaga pendidikan, salah satu indikator yang dianggap penting adalah seberapa lama lulusannya terserap oleh lapangan kerja. Semakin cepat lulusannya mendapatkan pekerjaan, maka institusi disebut dianggap lebih maju.

Namun demikian, pada akhir akhir ini, sebenarnya tidak ada jaminan bahwa lulusan perguruan tinggi tertentu dan atau bahkan fakultas atau jujuran tertentu lebih cepat memperoleh perjaan dari yang lain. Ada saja lulusan perguruan tingi yang dianggap tidak terlalu terkenal dan unggul tetapi lulusannya tidak saja cepat memperoleh pekerjaan, tetapi bahkan mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Sebaliknya, banyak lulusan perguruan tinggi yang disebut hebat, tetapi lulusannya banyak menganggur.

Mengaitkan perguruan tinggi dengan lapangan pekerjaan adalah tidak keliru. Sebab usia seseorang tatkala lulus dari perguruan tinggi dianggap telah dewasa, dan harus mulai mandiri, termasuk mandiri di dalam mencukupi kebutuhan ekonominya. Orang yang sudah lulus perguruan tinggi, dianggap tidak layak masih menggantungkan diri kepada orang tuanya. Itulah sebabnya, segera mendapatkan pekerjaan setelah lulus sebagai sarjana adalah menjadi tuntutan yang amat realistis.

Namun sebenarnya, terlalu mempercayai bahwa lulusan perguruan tinggi atau bidang ilmu tertentu lebih cepat memperoleh pekerjaan adalah berlebihan. Pada kenyataannya sekarang ini, lulusan perguruan tinggi manapun sudah sama-sama sulitnya memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan harapan. Kalau dulu, lapangan pekerjaan mencari orang. Tetapi sekarang ini sudah berbalik, bahwa orang mencari pekerjaan.

Hal lain yang kiranya perlu dipertimbangkan adalah bahwa, pekerjaan atau kecukupan ekonomi ternyata tidak menjamin seseorang disebut telah meraih kesuksesan hidup. Banyak orang yang secara ekonomi berkecukupan, tetapi justru celaka hidupnya. Pada akhir-akhir ini, orang yang tekena kasus korupsi dan kemudian dipenjara tidak sedikit dari lulusan perguruan tinggi dan secara ekonomi bahkan berlebihan. Memang pada saat sekarang ini tidak selalu bisa disimpulkan, bahwa orang yang diduga korupsi adalah benar-benar melakukannya. Sebab ada saja orang yang dituduh itu sebenarnya hanya menjadi korban sistem atau dikorbankan oleh orang lain.

Dalam kehidupan ini, manusia tidak saja membutuhkan kecukupan ekonomi, tetapi juga keselamatan. Bahkan, umat beragama keselamatan itu dimaknai dalam perspektif yang jauh, yaitu di dunia hingga di akherat kelak. Manakala demikian itu halnya, maka sebenarnya Doa Nabi Ibrahim yang terdokumentasikan di dalam al Qur'an adalah justru lebih tepat. Nabi Ibrahim ketika meninggalkan isterinya, yaitu Siti Hajar dan anaknya, Ismail, di lembah Makkah, ia berdoa agar keluarganya itu dikaruniai keteguhan di dalam menjalankan shalat, disenangi oleh kebanyakan orang, dikaruniai rizki yang cukup, dan supaya pandai bersyukur.

Memang tatkala orientasi hidup itu adalah sekedar kaya, maka yang harus dipikirkan adalah tentang pekerjaan yang mendatangkan uang. Akan tetapi, manakala orientasi hidup itu adalah keselamatan, dan apalagi keselamatan baik di dunia maupun di akherat, maka tatkala hanya berpikir tentang pekerjaan, sebenarnya tidak cukup. Banyak orang berhasil mendapatkan pekerjaan yang dianggap mulia, tetapi ternyata ujung-ujugnya justru masuk penjara. Oleh sebab itu, tatkala orienhtasi hidup itu adalah untuk mendapatkan kebahagiaan sejati, maka doa Nabi Ibrahim hingga saat inipun adalah sangat tepat dan atau amat relevan. Wallahu a'lam.

(Author)


Berita Terkait


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Jalan Gajayana No. 50 Malang 65144
Telp: +62-341 551-354 | Email : info@uin-malang.ac.id

facebook twitter instagram youtube
keyboard_arrow_up