Kajian publik LKP2M
Abadi Wijaya Senin, 3 November 2014 . in Berita . 2602 views
415_kajian-publik.jpg
Rizal Hasan (Kanan) selaku ketua pelaksana kajian publik UKM LP2M memberikan kenang-kenangan kepada Yuniarti Hidayah, S.P., S. E,.M.BUS (Penelis dan Pakar Ekonomi) pasca acara ini selesai.

Gema- Sebuah dilema besar menyelimuti bangsa ini, ketika pemerintah belum bisa menjawab dengan pasti bagaimana kesiapan indonesia dalam menghadapi ASEAN Comunity 2015 mendatang.

Hal inilah yang melatarbelakangi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Kajian, Penelitian dan Pengembangan Mahasiswa (LKP2M) untuk menggelar “Kajian Publik” yang bertemakan “Kesiapan Indonesia Menyongsong ASEAN COMUNITY 2015” (25/09).

Acara yang diadakan di ruag pertemuan Gedung DR. (HC) Ir. Soekarno Lt. 3 ini, merupakan rentetan acara Lustrum ke III UKM yang bergelut dalam bidang kajian dan penelitian ini. Selain itu, kegiatan tersebut mendatangkan Panelis yang sudah pakar dalam bidangnya, Sebut saja: Yuniarti Hidayah, S.P., S. E,.M.BUS (Pakar Ekonomi) dan Mukhamad Yahya, PH.D (Pakar Sosiologi). Turut hadir pula dalam acara itu, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Penalaran se-Malang Raya dan Organisasi Ekstra UIN Maliki, seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Keluarga Besar Mahasiswa Bidikmisi (KBMB) UIN Maliki, Ikatan Mahasiswa Muhammadiya (IMM), dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Dalam paparan materinya, Yuniarsih menjelaskan panjang lebar tentang peluang dan tantangan ekonomi indonesia mendatang ketika ASEAN Comunity sudah memamsuki negara ini. Ada 7 peluang yang harus dimanfaatkan oleh seluruh elemen masyarakat indonesia, diantaranya : Aliran modal, manfaat integrasi ekonomi, daya saing, negara tujuan investor, sektor jasa yang terbuka, pasar potensi dunia dan negara pengekspor.

Begitu pula dengan tantangan ekonomi haruslah diperhatikan. Pasalnya, tantangan inilah yang akan menjadi “bomerang” bagi bangsa ini, ketika seluruh elemen masyarakat tidak siap dengan hadirnya ASEAN Comunity. Tantangan tersebut adalah , daya saing Sumber Daya Manusia (SDM), Laju Inflasi, Dampak negatif arus modal yang lebih bebas serta peningkatan ekspor dan import.“Tantangan lainnya yang akan dihadapi oleh Indonesia adalah bagaimana mengoptimalkan peluang tersebut. Economic Community 2015 dapat menjadi kebangkitan kejayaan perekonomian Indonesia jika Indonesia mampu meningkatkan daya saingnya dan memanfaatkan peluang yang terbuka lebar di pasar ASEAN”, ungkap dosen fakultas ekonomi tersebut.

Beda halnya dengan Yahya, Pakar sosiologi dari UIN Maliki ini lebih menitikberatkan pada pembahasan sosial-budaya. Ia menganggap bahwa kesiapan bangsa ini untuk menghadapi ASEAN Comunity 2015 sangat rendah sekali. Hal ini dibuktikan dengan peringkat daya saing negara indonesia yang menempati peringkat ke 46 dibawah negara singapura, malaysia dan thailand. “Daya saing negara kita masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan oleh budaya korupsi yang menjalar luas di sistem birokrasi negara dan keadaan sosial masyarakat yang sangat rendah”, ungkapnya.

Selain itu, dosen alumni salah satu universitas australia itu menambahkan, bahwa ada 4 langkah yang seharusnya ditempuh oleh masyarakat, kususnya mahasiswa untuk menghadapi ASEAN Comunity, yaitu Communication, creative thinking, critical thingking and culture colaboration. “menjadikan ASEAN COMUNITY sebagi peluang, mengutamakan bahasa, berfikir kreatif, dan berkolaborasi dalam budaya merupakan 4 langkah yang saya rekomendasikan untuk menyiapkan bangsa ini dalam menghadapi ASEAN COMUNITY 2015” tegasnya. (Sir)

(Ajay)


Berita Terkait


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Jalan Gajayana No. 50 Malang 65144
Telp: +62-341 551-354 | Email : info@uin-malang.ac.id

facebook twitter instagram youtube
keyboard_arrow_up