Rektor : Jadikan Positive Psychology sebagai Ikon Psikologi UIN Maliki
Abadi Wijaya Senin, 3 November 2014 . in Berita . 1814 views
417_stadium.jpg

GEMA-Kemajemukan Nusantara dapat dilihat sebagai masalah ataupun peluang oleh berbagai pakar, begitupula pakar Psikologi tak mau ketinggalan, karena dimana ada manusia disana dibutuhkan keilmuan Psikologi.

Mengangkat tema The future of positive psychological assessment : Making a Difference Fakultas Psikologi UIN mengundang Mantan Sekretaris Jenderal Kementrian Agama RI, Bahrul Hayat sebagai pemateri. Tak kurang dari 500 mahasiswa, dosen dan bahkan rektor duduk fokus  menyerap ilmu sampai puncak acara dalam Stadium Generale di Gedung Ir.H. Soekarno, lt.5. (29/09). 

 Dimoderatori fresh doctor bidang Psikometri, Ali Ridho menuturkan bahwa Psikologi baru mulai terkenal dua abad terakhir, karena membuat alat ukur di Psikologi tidak sepasti dan semudah di fisika ataupun matematika, mempelajari manusia sangatlah kompleks, karena setiap pribadi memiliki karakter berbeda. Karakter adalah bagian dalam diri kita yang kita keluarkan, Setan dan malaikat tidak kreatif karena mereka tidak memiliki pilihan. Sedangkan Manusia diciptakan kreatif karena memiliki pilihan, selalu mencoba untuk survive, saling mempertahankan satu sama lain dengan terus berkoneksi, ia adalah makhluk sosial.

 “Selama 2 abad, psikologi berfokus pada sisi buruk manusia. Hal ini terjadi tak lain juga dikarenakan oleh peran media yang selalu meneror setiap orang dengan sisi kekerasan, dan banyak mindset negatif lain. Jadi kita selalu terkonstruk untuk berfikir negatif, hanya minoritas saja dari media yang menampilkan sisi kemuliaan atau positif manusia. Selain itu para psikolog dala publikasi penelitiannya, hampir 90% yang melihat sisi bad human serta terapi yang ada hanya diperuntukkan bagi orang-orang patologi,” jelas Bahrul Hayat, Doktor jebolan University of Chicago Amerika Serikat tersebut.

 Selain itu, Ketua umum Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI) tersebut juga menerangkan kalau Psikologi positif adalah keilmuan yang berfokus pada kekuatan kebahagiaan manusia. Seperti yang sering ada dalam doa kita setiap hari, Robbanaa aatinaa fii dunya khasanah yang secara tidak sadar khasanah adalah meminta good life in psychology every day

Happiness atau satisfaction terendah adalah kesenangan yang hedonistis dan puncaknya dalam konsep islam ketika telah rohmatan lil ‘alamiin.

Bapak yang juga didaulat menjadi Dewan pengawas LPDP juga menyampaikan bahwa prinsip dasar positive psychology seperti orang yang selalu positif dalam menghadapi apapun sama dengan orang yang kreatif karena ia mampu membuka pikiran dan hatinya, juga mau menerima pendapat orang lain. Karena senyum yang dipaksakan akan menghukum dirimu sendiri, karena secara fisiologis tubuh menolak itu. Hiduplah seperti roller coster, apapun rasamu ketika menaikinya, takut, kaget tapi diakhirnya kamu akan selalu bilang “Im happy”. Diantara 10 aspek positif psikologi yaitu; Joy, gratitude, serenity, hope, interest, pride, awe, inspiration, amusement dan Love.

 Puncak acara, Bahrul memberikan penyemangat, Jika anda berani mengatakan “good bye” duka lara, maka Allah menyiapkan “hello” selamat datang pada bahagia. “Jika UIN Sunan Kalijaga memiliki ciri khusus dengan mampu menjelaskan keterkaitan antara psikis dan fisik dalam spirituality dan religiusitas, dan UIN Syarif Hidayatullah dengan ciri variabel terbanyak dan perkembangan kuantitatif riset dalam Psikologi, maka saya ingin Psikologi UIN Maliki Malang mampu mengembangkan psikologi positif sebagai skill khusus,” harap Bahrul. Dan setelahnya Rektor pun mendeklarasikan bahwa Psikologi UIN harus menjadi pusat perkembangan positive psychology di Indonesia. (naf)

 

(Ajay)


Berita Terkait


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Jalan Gajayana No. 50 Malang 65144
Telp: +62-341 551-354 | Email : info@uin-malang.ac.id

facebook twitter instagram youtube
keyboard_arrow_up