Seminar WCU: UIN Malang Siapkan Diri Hadapi Pasar Bebas ASEAN
Abadi Wijaya Rabu, 28 Januari 2015 . in Berita . 1584 views
481_hadi-prasetyo.jpg

GEMA-Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo dalam menyikapi persoalan pentingnya untuk menyiapkan diri dalam menghadapi pasar bebas ASEAN atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

yang akan berlaku pada akhir tahun 2015 ini ditanggapi serius.

Faktanya, usai menyelenggarakan konferensi inetrnasional Quality Islamic Higher Education di hotel Century Park pada 24 November lalu, kini UIN Maliki menyelenggarakan seminar World Class University dalam menghadapi MEA 2015 di Gedung Rektorat Lt.5 (28/1).

Dalam sambutannya, Prof. Mudjia menegaskan bahwa sepuluh bulan lagi Indonesai akan berhadapan dengan pasar bebas ASEAN. UIN Maliki sebagai salah satu kampus unggulan harus menyiapkan lulusannya agar bisa berkompetisi dalam pergulatan pasar bebas tersebut. Dampak dari pasar global tersebut jika tidak disiapkan sejak dini maka Indonesia hanya akan menjadi penonton setia saja. “Ini ironis sekali, untuk itu kita harus siapkan lulusan kita menjadi lulusan yang unggul untuk bisa menjadi pemenang,” harapnya.

Saat ini, kata dia, di Indonesia jumlah perguruan tinggi Negeri ataupun swasta sudah mencapai tujuh ratusan lebih. Namun, yang mampu menjadi kampus unggulan dan terbaik hanya sedikit. “Indonesia memiliki tujuh ratus lebih perguruan tinggi, 72 diantaranya negeri. Akan tetapi yang bisa melangkah ke kancah inetrnasional sangatlah sedikit,” ungkapnya.

Sementara itu, Asisten Gubernur Jawa Timur Hadi Prasetyo dalam kesempatan itu memaparkan persoalan Kebiajakan Pemprov Jatim menghadapi MEA 2015 khusunya di sektor pendidikan tinggi. Dalam paparannya Hadi menjelaskan bahwa masyarakat Indonesia dalammenghadapi pasar bebas ini memang harus pintar dan peka membaca peluang. “Sehingga masyarakat Indonesia tidak hanya menjadi penikmat dan penonton saja, kita harus ikut andil dalam persaingan global tersebut,” ungkapnya.

Para pakar ekonom dunia telah meramalkan bahwa pada tahun 2030 pusat gravitasi perekonomian dunia akan bergerak ke Asia Pasifik dengan kecepatan tinggi. Momentum itu akan menjadi perebutan kelas dunia. Pasalnya di Asia akan ada konsumen bisnis sebesar 60 persen. “Sehingga diprediksi Indonesia akan masuk dalam kelas ekonomi tingkat menengah dunia (middle class),” paparnya.

Ironisnya lagi, kata Hadi, berdasarkan hasil suvei dilapangan, masyarakat Indonesia yang terjun dalam dunia entrepreneur hanya 1,6 persen saja. “Melihat kondisi Indonesia seperti itu maka ada strategi khusus yang harus dikuasai yaitu menjadi fisioner, Fokus dan memiliki taktik yang tepat sasaran,” tandas dia.

(Ajay)


Berita Terkait


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Jalan Gajayana No. 50 Malang 65144
Telp: +62-341 551-354 | Email : info@uin-malang.ac.id

facebook twitter instagram youtube
keyboard_arrow_up