Dies Maulidiyah UIN Maliki ke-11
Abadi Wijaya Jumat, 10 Juli 2015 . in Berita . 2617 views
653_dies-uin-1.jpg
REFLEKSI: Rektor UIN Maliki Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si saat memaparkan sejarah perjalanan UIN Maliki sejak tahu 1961 hingga saat ini.

Rektor Ajak Refleksi Para Pejabat Daerah, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama

GEMA-Memasuki usia institusi lembaga perguruan tinggi Islam UIN Maulana Malik Ibrahim yang ke-11, Rektor UIN Maliki Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo mengundang para pejabat daerah, tokoh masyarakat, tokoh agama dan para sivitas agademika UIN Maliki

untuk melakukan refleksi dalam rangka melakukan evaluasi kini, esok dan masa depan untuk menuju kampus Islam kelas dunia (World class university) (9/7).

Sarasehan yang digelar di gedung Rektorat Lt.1 itu dihadiri oleh para pejabat daerah malang kota, Kabupaten hingga Kota Batu, para kiai dan rektor PTN dan PTS. Diantaranya Bupati Malang Dr. H. Rendra Krisna, Bappeda Kota Batu, Perwakilan Wali Kota Malang, M. Wahyudi. Pengasuh Pondok Alquran Singosari KH. Basori Alwi, Mantan Anggota DPRD era Gus Dur. Prof. Dr. (HC) KH. Muhammad Tolhah Hasan, Rektor Universitas Brawijaya Prof. Dr. M. Bisri, Rektor Unisma, serta para sesepuh UIN Maliki yang juga turut hadir dalam acara sarasehan tersebut.

Mengawali sambutannya, Prof. Muji mengulas sejarah singkat perjalanan UIN Maliki, dalam paparan singkatnya guru besar Sosiolingustik itu menceritakan bahwa sebelum namanya menjadi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang telah mengalami banyak perubahan nama institusi. Sejak tahun 1961 namanya Fakultas Tarbiyah cabang dari Jogjakarta, lalu pada tahun 1963 lepas dari Jogjakarta dan menjadi Fakultas Tarbiyah cabang IAIN Sunan Ampel Surabaya. “Setelah itu tepat tahun 1997 namanya berubah lagi menjadi STAIN Malang dan resmi lepas dari Sunan Ampel Surabaya,” paparnya.

Setelah menjadi STAIN Malang, para pimpinan STAIN Malang terus berupaya untuk membuat trobosan-trobosan baru agar kampus ini semakin maju dan berkembang. Upaya yang dilakukan waktu itumenjadikan STAIN menjadi universitas, hingga kemudian disepekatilah untuk melakukan kerjasama dengan kampus timur tengah di Sudan hingga akhirnya namanya berubah lagi menjadi Universitas Islam Indonesia Sudan (UIIS). “Tepat tahun 2002 STAIN berubah lagi menjadi UIIS,” jelas Rektor Muji di hadapan para tokoh dan tamu undangan.

Meski begitu, kata dia, hal itu juga tidak bertahan lama, hingga tahun 2004 UIIS kembali berubah namanya menjadi UIN Malang sesuai dengan surat keputusan persiden bahwa UIIS telah disetujui menjadi Universitas Islam Negeri Malang tepatnya pada 21 Juni 2004. “Itulah tonggak lahirnya UIN Malang yang setiap tahunnya diperingati untuk mengenang kembali sejarah tersebut,” terangnya.

Masih belum lengkap, UIN Malang yang diangap belum memiliki nama secara khusus seperti UIN Sunan Kalijogo Jogjakarta dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta akhirnya senat UIN Malang melakukan rapat khusus untuk menentukan nama yang pas untuk kampus ini. “Ada beberapa nama yang diusulkan waktu itu. Akan tetapi yang diambil nama Syekh Maulana Malik Ibrahim Gresik,” paparnya.

“Sekarang lengkap sudah perjalanan UIN Malang dari yang tidak memiliki nama hingga memiliki nama yang diresmikan langsung oleh Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pada 2009 silam,” pungkasnya.

(Ajay)


Berita Terkait


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Jalan Gajayana No. 50 Malang 65144
Telp: +62-341 551-354 | Email : info@uin-malang.ac.id

facebook twitter instagram youtube
keyboard_arrow_up