GEMA-Mantan Luar Negeri RI, Hasan Wirayuda dalam ICIS panel I mengatakan, Islam sering dituduh sebagai dalang dibalik tindak terorisme, anarkisme, dan violence (kekerasan). Termasuk kejadian pemboman di Paris pekan lalu. Dari itu perlu ada sanggahan atas segala tuduhan tersebut dan meyakinkan pada dunia bahwa Islam adalah agama perdamaian, rahmatan lil alamin, Selasa (24/11).

Extrimisme yang mengatasnamakan Islam hanyalah ulah kelompok yang ideologinya menyimpang. “Kelompok al Qaeda dan ISIS misalnya. Kedua kelomok tersebut jelas telah menyimpang dari ideologi Islam sebenarnya,” urai pria yang pernah menjabat Menlu pada masa pemerintahan SBY tersebut.
Menurut pengamatannya, kemunculan ISIS dan kelompok ekstrim lainnya adalah bermula dari tidak adanya penyelesaian konflik-konflik di Timur Tengah. Baik konflik terbuka maupun tertutup.
Contoh perang Palestina dan Israel dan konflik di Syiria serta Iraq. Keamanan PBB tidak bertindak apa-apa dengan alasan tidak ada kesepakatan dari negara-negara Eropa dan Timur Tengah. “Dari itu muncul kelompok-kelompok ekstrim yang menuntut keadilan,” ungkapnya.
Menurutnya harus ada kesamaan pandangang serta kesepakatan untuk serius menangani, mengurangi, dan mencegah ekstrimisme dan terorisme. Itu akan berdampak pada terwujudnya pedamaian dunia. “Label negatif pada Islam tersebut akan hilang, dan citra Islam di mata dunia akan baik,” tegas negarawan kelahiran Tanggerang tersebut.
“Kita pun harus jujur mengakui bahwa konflik-konflik yang terjadi dikalangan kaum muslimin juga timbul dari kaum muslim sendiri. Yaitu salah dalam memahami Islam segingga muncul ideologi-ideologi yang bertentangan dengan Islam,” urainya.
Melalui konfrensi ini, lanjut Hasan, mari tunjukan bahwa Islam adalah agama yang damai dan penuh tolerensi. Serta hilangkan persepsi yang mengatakan bahwa Islam agama yang mengajarkan kekerasan dan terorisme. (sy)