GEMA-Begitu pentingnya menjaga dan menseleksi kesehatan bagi calon jamaah haji Indonesia membuat Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah, Prof. Dr. Abdul Djamil, MA. terjun langsung untuk memberi pengarahan kepada seluruh Dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Maliki Malang (21/1).
Prof. Djamil menilai bahwa tim dokter yang mendiagnosa kesehatan para calon jamaah haji memiliki posisi yang sangat penting. Jika para tim ahli kesehatan salah mendiagnosa maka hal ini akan berakibat fatal. Pasalnya, para jamaah haji akan berkumpul di satu wilayah di Mekkah untuk melaksanakan thawaf.
Di tanah haram, kata dia, para jamaah haji dari semua penjuru dunia akan berkumpul menjadi satu. Karenanya, butuh kesehatan fisik yang prima. “Puncaknya memang pada tanggal 10 Dzulhijjah di mana jutaan jamaah haji akan berkumpul di padang arafah untuk melaksanakan wukuf,” paparnya.
Berdasarkan fakta di lapangan, tim medis berhak untuk memberikan keputusan bagi calon jamaah haji apakah mereka layak untuk berangkat melaksanakan haji atau tidak. “Jika yang tidak memenuhi persyaratan diloloskan, maka jika jamaah haji sakit di Makkah akan merepotkan tim medis di sana,” paparnya.
Berdasarkan data yang terrekam, calon jamaah haji lansia yang sudah menunggu keberangkatan untuk tahun 2016 ini mencapai 480.201 orang. “Tahun 2015 usia lansia yang berangkat haji mencapai angka 47.989 orang,” paparnya.