Resiko Permusuhan
Prof. Dr. H. Imam Suprayogo Senin, 25 April 2016 . in Dosen . 2006 views

Permusuhan dalam skala apa saga selalu membahayakan bagi semua pihak dan bahkan juga terhadap orang yang tidak ikut terlibat sekalipun. Dalam skala yang amat kecil, yaitu permusuhan antara suami isteri di dalam rumah tangga bisa mengakibatkan perceraian. Rumah tangga menjadi hancur dan anak-anak tidak jelas nasip masa depannya. Kepada siapa akan menggantungkan diri, anak-anak dari orang tua yang bercerai, menjadi tidak jelas. Artinya, resiko permusuhan di lingkungan keluarga saja tidak terbatas berdampak pada yang bersangkutan tetapi juga terhadap orang yang tidak ikut ambil bagian dalam peristiwa itu.

Contoh-contoh penderitaan, malapetaka, dan kehancuran yang diakibatkan oleh permusuhan sudah sedemikian banyak jumlahnya, baik di kalangan organisasi kemasyarakatan, sosial politik, perusahaan, lembaga pendidikan, dan bahkan juga dalam skala besar, sampai negara, misalnya. Sebuah partai politik yang semula dianggap memiliki kekuatan yang kokoh, pengaruhnya sedemikian luas, manajemennya rapi, kepemimpinannya kuat, berhasil membangun fanatisme di kalangan para anggotanya, tetapi dalam waktu singkat ternyata runtuh, oleh karena terjadi permusuhan atau konflik di internalnya.

Demikian pula, sebuah lembaga perguruan tinggi yang semula dianggap maju dan kuat, oleh karena memiliki berbagai prestasi dan keunggulan, baik dalam pengembangan akademik, riset, karya-karya dosennya, dan sebagainya, tetapi tidak lama kemudian ternyata surut dan tidak terdengar lagi suaranya, oleh karena institusi pendidikan dimaksud tidak mampu menyelesaikan konflik atau permusuhan di antara pihak yang berkuasa atau orang yang berpengaruh di lembaga itu. Perbedaan kepentingan yang tidak berhasil dikompromikan ternyata menghancurkan semua sendi yang telah dibangun dalam waktu lama.

Dalam skala yang lebih besar dan luas, negara yang semula sangat terkenal kuat, ternyata dalam waktu singkat ternyata runtuh oleh karena terjadi konflik antar elitenya, dan kemudian memberi peluang hadirnya kekuatan luar ikut ambil bagian dengan dalih membantu untuk menyelesaikan konflik dimaksud. Akan tetapi, pada kenyataannya permusuhan itu menjadi bertambah luas dan besar. Persoalan di dalam negeri yang seharusnya bisa diselesaikan sendiri, akhirnya justru menjadi semakin parah. Pemerintah dan rakyatnya harus menanggung resiko dari akibat konflik atau permusuhan itu. Maka artinya, resiko permusuhan dalam berbagai skalanya selalu sedemikian luas dan membahayakan.

Melalui berbagai peristiwa permusuhan tersebut, jika direnungkan secara mendalam, maka sebenarnya hal yang mengancam kehidupan bersama ini bukanlah sebatas berupa datangnya wabah penyakit, kemiskinan, kebodohan, ketertinggalan, tetapi yang lebih dahsyat dan berbahaya lagi adalah perpecahan, perebutan kekuasaan, dan permusuhan itu. Bahaya yang menghancurkan itu biasanya muncul atau terjadi oleh karena adanya ketidak jujuran, rasa tidak adil, pengkhianatan, dan semacamnya. Permusuhan tidak saja timbul ketika dalam keadaan berkekurangan, tetapi juga terjadi justru sebaliknya, yaitu ketika sedang berada pada kemakmuran dan keberhasilan. Berhasil tetapi dirasakan tidak adil dan tidak jujur, akan membuka peluang terjadinya konflil dan permusuhan.

Oleh karena itu, membangun ekonomi, pendidikan, berbagai jenis insprastruktur, dan lain-lain adalah penting, akan tetapi membangun kebersamaan, kejujuran, dan keadilan sebenarnya adalah segala-galanya. Tanpa suasana kedamaian, maka kemakmuran, kekayaan, dan prestasi apapun yang berhasil diraih akan menjadi sia-sia manakala terjadi permusuhan dan atau konflik yang tidak bisa dikendalikan atau diselesaikan. Berbagai fasilitas dan kekayaan berupa apapun akan menjadi hancur dan sia-sia jika orang-orang dan apalagi para elitenya tidak mampu bersatu dan atau sebaliknya, saling berselisih.

Dalam kehidupan ini ternyata kedamaian dan kebersamaan selalu menjadi faktor utama dalam membangun setiap komunitas di berbagai levelnya, mulai dari yang terkecil, yakni pada skala rumah tangga hingga berskala besar, yaitu pada tingkat berbangsa dan bernegara. Resiko permusuhan telah nyata-nyata sedemikian besar, yaitu akan menghancurkan segala-galanya. Sedangkan permusuhan itu sebenarnya selalu bersumber dari kekuatan yang letaknya tidak jauh, namun sangat membahayakan, yaitu berasal dari nafsu yang ada di dalam dada masyarakat, para tokoh, elite, dan pemimpinnya. Nafsu tersebut tidak akan bisa dihilangkan, tetapi hanya mungkin dikalahkan oleh kekuatan, ialah berupa hati yang bersih. Wallahu a'lam.

(Author)


Berita Terkait


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Jalan Gajayana No. 50 Malang 65144
Telp: +62-341 551-354 | Email : info@uin-malang.ac.id

facebook twitter instagram youtube
keyboard_arrow_up