Mengingat Hari Perubahan STAIN Menjadi UIN Malang
Prof. Dr. H. Imam Suprayogo Selasa, 21 Juni 2016 . in Dosen . 1264 views

Tepat pada tanggal 21 Juni 2004, STAIN Malang berhasil berubah status menjadi UIN Malang setelah melewati perjuangan sedemikian lama dan tidak mudah, yaitu tidak kurang 6 tahun. Sejak tahun 1998, dengan maksud menjadikan perguruan tinggi Islam ini semakin maju dan luas jangkauannya, mengusulkan kepada Presiden melalui Menteri Agama untuk melakukan perubahan kelembagaan dari bentuk sekolah tinggi menjadi universitas.

Perjuangan tersebut memerlukan waktu lama, oleh karena pada saat itu belum ada satu pun perguruan tinggi Islam negeri berbentuk universitas. Selain itu, STAIN Malang ketika itu tergolong sebagai perguruan tinggi kecil, sehingga belum banyak dikenal dan bahkan baru saja menerima status otonom setelah sekian lama menjadi cabang IAIN Sunan Ampel Surabaya. Oleh karena itu, usulan perubahan itu dipandang aneh dan bahkan mungkin saja, juga dianggap tidak masuk akal.

Usulan menjadi bentuk universitas adalah merupakan yang pertama dibanding IAIN lainnya. Setelah diketahui bahwa STAIN Malang mengusulkan perubahan menjadi UIN, kemudian disusul oleh IAIN Jakarta juga menjadi bentuk universitas. Hanya saja, pada waktu itu, Menterian Agama, setelah menerima kedua usulan dimaksud, hanya memproses lebih lanjut IAIN Jakarta. Sedangkan usulan STAIN Malang ditolak dengan alasan agar supaya mengembangkan diri terlebih dahulu setelah berubah dari status IAIN cabang menjadi sekolah tinggi.

Penolakan tersebut tidak melemahkan semangat berubah, dan kemudian mengajukan usulan ulang, agar menjadi bentuk universitas sebagai pelaksana kerjasama antara Kementerian Agama dan Kementean Pendidikan Tinggi Sudan. Usul ini disetujui, sehingga STAIN Malang pernah menjadi Universitas Islam Indonesia Sudan. Nama atau status tersebut sebenarnya telah diresmikan oleh Wakil Presiden RI bersama Wakil Presiden Sudan, namun juga aneh tidak mendapatkan restu dari Menteri Pendidikan RI. Akhirnya, dengan kerja keras, tanpa pernah merasa lelah, apalagi putus asa, ternyata usaha itu berhasil, yaitu pada tanggal 21 Juni 2004, SK perubahan status yang benar-benar menjadi cita-cita warga kampus ditanda tangani oleh Presiden RI, Megawati Soekarnoputri.

Perjuangan yang gigih dan tanpa mengenal lelah yang dilakukan oleh semua warga kampus pada waktu itu disemangati oleh keinginan agar perguruan tinggi Islam negeri tidak saja melahirkan sarjana agama, tetapi sarjana agama yang memahami sains dan juga teknologi. Manakala perguruan tinggi Islam berhenti hanya berupa STAIN atau IAIN maka akan sebatas melahirkan sarjana syari'ah, ushuluddin, tarbiyah, adab, dan dakwah. Sama sekali tidak dipahami, bahwa bentuk yang lama adalah keliru, tetapi dipandang belum sempurna. Perubahan itu sebenarnya terinspirasi oleh al Qur'an dan secara lebih khusus , ialah ayat 190-191. Pada ayat itu terdapat konsep tentang manusia yang sedemikkian sempurna dan indah, yaitu ulul albaab, dan kemudian konsep yang dimaksudkan itu dijadikan lambang atau simbol UIN Malang.

Oleh karena usulan perubahan itu adalah merupakan sesuatu yang baru, maka sudah barang tentu melahirkan pro dan kotra, setuju dan atau tidak setuju, patut dan atau tidak patut, dan semacamnya. Akan tetapi semua itu ternyata sama-sama membawa manfaat besar. Dari suara yang tidak setuju dan menganggap bahwa perubahan itu sebagai hal aneh ternyata justru melahirkan semangat untuk membuktikan bahwa usulan perubahan itu adalah tepat. Akhirnya, usaha keras itu ternyata berhasil, dan sekarang bisa dilihat dan dirasakan bahwa perubahan itu memang benar dan seharusnya dilakukan.

Semua warga kampus yang terlibat bekerja keras mempersiapkan dan memproses usulan perubahan dari tahap ke tahap dalam waktu lama, tentu merasakan kecapekan, lelah, dan bahkan masih harus ditambah dengan pengorbanan yang tidak sedikit. Bisa dibayangkan, membuat berkas usulan yang belum ada pedoman atau contohnya, sehingga menyebabkan berkali-kali harus diganti, ditambah, dan juga dilengkapi, menjadi jenis pekerjaan yang membosankan. Namun semua yang melelahakan itu, pada saat ini sudah menjadi bagian dari sejarah UIN Malang. Rasa capek itu tentu sudah segera hilang dan berganti dengan kebahagiaan karena melihat bahwa ijtihad melakukan perubahan itu ternyata benar dan juga diakui oleh kalangan luas, setidaknya konsep itu telah menjadi cita-cita semua, dan bahkan telah diikuti oleh banyak IAIN lain, berubah menjadi UIN.

Kebahagiaan dari hasil perubahan itu sehari-hari semakin bisa dirasakan. Perguruan tinggi Islam negeri yang semula berukuran kecil, kini telah menjadi besar. Kampusnya yang dulu tampak sederhana, sekarang tidak terlalu kalah dibanding kampus-kampus lain yang telah maju terlebih dahulu, jumlah dosennya menjadi semakin banyak, fakultas dan program studinya berkembang. Tatkala masih berstatus STAIN, jumlah dan asal mahasiswa hanya terbatas, sekarang mahasiswa berasal dari seluruh tanah air, dan bahkan tidak sedikit dari berbagai nagara asing. Dahulu, sering dikeluhkan bahwa lulusannya tidak semuanya lancar membaca al Qur'an, sekarang setelah menjadi UIN justru tidak sedkit yang hafal al Qur'an hingga sempurna, 30 juz. Gambaran yang demikian itu menjadikan kebanggaan dan mengundang rasa syukur, lebih-lebih seperti hari ini, yakni ketika sedang memperingati hari perubahan dimaksud . Wallahu a'lam.

(Author)


Berita Terkait


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Jalan Gajayana No. 50 Malang 65144
Telp: +62-341 551-354 | Email : info@uin-malang.ac.id

facebook twitter instagram youtube
keyboard_arrow_up