Berguru
Prof. Dr. H. Imam Suprayogo Sabtu, 20 Agustus 2016 . in Dosen . 2204 views

Siapa saja seharusnya berguru kepada orang yang memiliki kesempurnaan, baik sempurna ilmunya, sempurna sifat-sifatnya, maupun sempurna akhlaknya. Hanya saja semua manusia, tidak terkecuali guru, tidak ada yang memiliki kesempurnaan. Sebaliknya, manusia selalu menyandang kekurangan. Oleh karena itu, siapapun yang hanya mau berguru kepada orang sempurna, maka selamanya tidak akan pernah belajar. Sebab mencari guru yang memiliki kesempurnaan itu tidak akan pernah ketemu.

Jika tidak diperoleh guru yang sempurna, maka cara yang paling tepat adalah memilih di antara guru yang dipandang terbaik. Berguru kepada orang sembarangan tidak akan mendapatkan ilmu yang diinginkan. Itulah sebabnya, memilih guru yang berkualitas menjadi salah satu tindakan terbaik. Kualitas keilmuan seseorang biasanya juga ditentukan atau dilihat dari siapa guru yang mendidik atau mengajarnya.

Dahulu ketika pendidikan masih belum melembaga seperti sekarang ini, pesantren misalnya, orang memilih tempat belajar dengan melihat siapa yang mengasuh pesantrennya. Jika pesantren diasuh oleh kyai terkenal kealimannya, maka banyak didatangi oleh para santri dari berbagai tempat. Beberapa pesangtren yang terkenal misalnya, di Kediri terdapat pesantren Lirboyo dulu terkenal oleh karena diasuh oleh Kyai Machrus, di Bangkalan terdapat pesantren terkenal yang diasuh oleh Kyai Cholil, di Jombang pesantren Tebu Ireng diasuh oleh Kyai Hasyim Asy'ari, di Situbondo diasuh oleh Kyai As'ad Syamsul Arifin, dan lain-lain. Banyak pesantren terkenal oleh karena nama besar para pengasuhnya.

Berbeda dengan pesantren dahulu, sekarang ini pendidikan lebih dilihat dari kelembagaannya. Memang hal demikian itu sebenarnya tidak terlalu salah, sebab di lembaga pendidikan yang dikenal hebat seharusnya terdapat para guru, atau dosen yang hebat pula. Memilih lembaga pendidikan yang dikenal hebat oleh karena di tempat itu terdapat para guru yang hebat. Namun anggapan itu tidak seluruhnya benar. Ada saja lembaga pendidikan yang memiliki nama, tetapi sebenarnya nama besar itu tinggal sejarahnya belaka.

Umpama pendidikan dimaknai sekedar sebagai upaya mendapatkan atau mengumpulkan informasi, pandangan, pikiran, hasil penelitian, maka sebenarnya tidak perlu ada sekolah atau lembaga pendidikan lagi. Sebab, tidak saja buku, jurnal, atau media lain yang sudah semakin mudah didapat, tetapi berbagai jenis informasi sudah sedemikian gampang diperoleh. Mencari informasi tentang apa saja, dalam waktu yang amat singkat, dapat diperoleh melalui e-book, internet, dan lain-lain. Guru sudah disaingi oleh media komunikasdi yang sedemikian murah dan mudah didapat.

Akan tetapi guru bukan sekedar berfungsi menyampaikan informasi atau ilmu pengetahuan, tetapi adalah memberikan ketauladanan, mendidik, mengasuh, dan bahkan mendoakan kepada murid-muridnya. Oleh karena itu sebenarnya, guru atau pendidik tidak tepat jika dalam menjalankan tugasnya terlalu diatur melalui birokrasi yang ketat bagaikan mesin. Menerangkan bahan pelajaran kepada sekelompok murid dapat dengan mudah diatur, namun melakukan fungsi-fungsi sebagai pendidik dan memberikan ketauladanan tidak akan bisa dijalankan dengan pendekatan birokrasi sebagaimana digambarkan tersebut.

Di antara banyak guru juga tidak sama. Guru yang sudah sedemikian senior, sehingga kaya pengalaman, memiliki kewibawaan, dan lain-lain adalah jelas tidak akan sama bobot keilmuannya dibanding dengan guru yang baru mendapatkan surat tugas mengajar. Umpama di antara guru yang jelas berbeda itu dipandang sama, maka pada saat itu pula, pengelola pendidikan sudah melakukan kekeliruan yang mendasar. Kualitas guru tidak bisa hanya sekedar dilihat dari ijazahnya, umurnya, dan kerajinannya masuk kelas,---sekalipun semua itu adalah perlu, tetapi mereka seharusnya dilihat dari kekuatan lainnya, yaitu keikhlasan, ketulusan, kesabaran, kecintaan terhadapat ilmu dan para siswanya, kemampuannya menjaga istiqomah, ketauladanan, dan lain-lain. Wallahu a'lam

(Author)


Berita Terkait


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Jalan Gajayana No. 50 Malang 65144
Telp: +62-341 551-354 | Email : info@uin-malang.ac.id

facebook twitter instagram youtube
keyboard_arrow_up