GEMA-UIN Maulana Malik Ibrahim Malang menjadi tuan rumah International Intellectual Discourse 2016 (IID) yang dihadiri akademisi mancanegara di Aula Rektorat Lt. 5, Selasa (6/9).

Seminar dengan tiga media bahasa ini bertajuk 21st Century Education: Policies, Implementation, and Sustainability. 200 peserta dari berbagai daerah dan institusi pendidikan tak melewatkan kesempatan ini.

Teacher Voices mengawali pembahasan. Di antaranya, ada yang menjelaskan integrasi budaya dalam pengajaran. Dilanjutkan dengan sesi utama pembahasan topik yang diangkat oleh Tan Sri Dato’ Prof. Dr. Dzulkifli bin Abdur Razak.

Menurut Guru Besar Universitan Sains Islam Malaysia (USIM) itu mengintegrasikan sejarah, tradisi, dan spiritual adalah sebuah pengembangan pendidikan yang berkelanjutan dan perlu diterapkan pada pribadi manusia. “Pendidikan abad ini bukan hanya untuk saat ini dan generasi saat ini, namun untuk generasi dan yang akan datang,” paparnya dalam topik hubungan dari kebijakan, implementasi dan keberlanjutan pendidikan di abad 21 ini.

Sesi ketiga adalah forum bersama oleh beberapa pembicara dari dalam dan luar negeri. Tamu dari Malaysia, Arab Saudi, Cina, sampai Inggris menjadi pembicara pada forum utama sebelum sesi paralel dilaksanakan. Dr. Khalid Ad Diham, Dr. Aisyah Zu, Dr. Puan Hj. Rohana Binti Komarudin, Caroline Bentley, MA adalah pembicara tamu dalam forum utama. Guru Besar UIN Malang, Prof. Dr. H. Imam Suprayogo turut menjadi pembicara pada forum tersebut. Berbeda dengan discourse pada umumnya, IID tahun ini mengadakan sesi paralel yang terbagi menjadi kelas dengan media bahasa inggris, media bahasa arab, serta kelas bagi alumni IELF. (zah/nd)