Beberapa Pokok Pikiran : Upaya Memperteguh UNISBA Sebagai Perguruan Tinggi Islam Berdaya Saing Global
Prof. Dr. H. Imam Suprayogo Minggu, 9 Oktober 2016 . in Dosen . 1110 views

1. Sehari-hari saya tidak mengetahui perkembangan terakhir UNISBA, oleh karena saya berada di Malang yang jauh dari Bandung. Akan tetapi sejak tahun 1980-an, dalam sekian lama ikut terlibat memimpin Universitas Muhammadiyah Malang, saya mengukuti perkembangan perguruan tinggi Islam ini. Melalui berbagai kesempatan bertemu dengan para pimpinannya ketika itu, saya mendapatkan kesan bahwa kampus Islam ini sudah sedemikian terkenal dan maju. Oleh karena itu, berbicara UNISBA pada saat ini, ketika banyak orang berbicara tentang persaingan global, maka menurut hemat saya, UNISBA telah melakukannya. Oleh karena itu dalam forum ini, saya lebih suka menyebut sebagai upaya memperteguh kampus ini dalam memasuki persaingan global. Tegasnya bahwa, persaingan itu telah dimasuki, dan dalam batas-batas tertentu, UNISBA telah berhasil melakukannya.

2. Berada di tengah banyak perguruan tinggi lainnya, agar mampu dan menang dalam bersaing, dan apalagi pada tingkat global, maka seharusnya memiliki kekuatan yang tangguh. Seharusnya, kekuatan yang dimaksudkan itu meliputi berbagai aspek yang menjadikan institusi ini dipercaya oleh kalangan luas. Namun sebenarnya berbagai aspek dimaksud menjadi kuat dan fungsional akan sangat ditentukan oleh kekuatan orang-orang yang ada di dalamnya. Bahkan kekuatan orang itupun sebenarnya jika dikaji secara mendalam adalah terletak di hati mereka semua yang terlibat pada gerakan upaya merawat, mengelola, dan membesarkan perguruan tinggi Islam ini. Selama ini saya merasakan bahwa kekuatan yang ada di dalam hati adalah luar biasa. Suasana hati itulah sebenarnya yang amat berpengaruh dan menjadikan apa saja yang tampak tergantung padanya.

3. Saya melihat banyak institusi pendidikan tinggi, baik yang berstatus negeri maupun swasta, berkembang cepat dan menjadi kuat, oleh karena ada orang-orang yang memiliki hati yang jernih, sehat, dan kokoh itu. Kekuatan hati itu melahirkan pikiran cerdas, berbagai ide cemerlang, kemampuan membangun visi dan misi yang jelas, mengetahui cara mewujudkannya dan bahkan juga paham terhadap apa saja yang menjadikan penghalang dan sekaligus cara mengatasinya. Bermodalkan kekuatan hati itu, maka komunikasi dapat diperluas, jaringan kerjasama dapat dibangun, berbagai kebutuhan perguruan tinggi dapat dipenuhi. Akhirnya, perguruan tinggi itu menjadi kuat dan mampu bersaing dengan dunia luar yang luas.

4. Hati setiap orang agar melahirkan kekuatan yang luar biasa harus mendapat petunjuk dari Allah dan Rasul-Nya. Tanpa memperoleh petunjuk, maka kekuatannya akan condong pada pemenuhan kebutuhan jangka pendek, praktis dan prakmatis, sehingga menjadi tidak kokoh dan bahkan keberadaannya tidak menguntungkan. Banyak institusi pendidikan yang semula maju dan berkembang, pada akhirnya menjadi mundur bahkan runtuh, dan ketika dicari sebab musababnya adalah sederhana, ialah hati orang-orang yang berada di institusi itu tidak terawat sehingga menjadi tidak sehat. Hati yang dalam keadaan tidak sehat, akan melahirkan suasana yang tidak produktif, misalnya saling kurang percaya mempercayai, terjadi sakwasangka, dan bahkan konflik., permusuhan, saling hasut menghasut, saling menjatuhkan, dan bahkan juga fitnah memfitnah. Sebaliknya, hati yang sehat, akan membuahkan semangat berjuang, bersedia berkorban, saling menyayangi, tolong menolong, dan sejenisnya. Itulah yang saya sebut modal untuk membangun kekuatan adalah suasana hati yang jernih, sehat, dan kuat itu.

5. Untuk memelihara apa yang ada di dalam hati agar menjadi selalu sehat ternyata tidak terlalu sulit. Oleh karena hati adalah ruh, nur, dan cahaya, maka caranya tidak ada lain kecuali mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya yang ada di dalam al Qur'an dan Hadits Nabi, sebagaimana disebutkan bahwa : ' wa aqimish shalaata innash shalaata tanhaa 'anil fahsyaa'i wal munkari. (Q.s 29;45); Qod aflaha man tazakkaa, Wa dzakaras ma robbihii fa shallaa; (Q,S 87: 14-15); Innal insaana khuliqa haluu 'aa, Idzaa massahusy syarru jazuu'aa, Wa idzaa massahul khairu manuu 'aa illal mushalliin; (Q,s 79: 19-22); Juga Hadits Nabi mengatakan : As shalatu 'imad ad-din, man aqamaha faqad aqama ad-din, wa man hadamaha faqad hadama ad-din; Inna awwala ma yuhasabu bihi al abdi indallahi ash shalat. Maka, membaca ayat al Qur;an dan Hadits Nabi tersebut ternyata yang dapat memperbaiki, menjernihkan, dan memperkuat hati adalah Allah dan Rasul-Nya melalui shalat.

6. Mendasarkan petunjuk al Qur'an dan Hadits Nabi tersebut, saya yakin bahwa untuk menjadikan hati tetap bercahaya mampu menggerakkan panca indera dan tidak terkecuali adalah akal, maka harus melalui shalat. Namun shalat yang dimaksud adalah shalat khusuk. Shalat yang tidak dilakukan dengan khusu', sebenarnya, hanya sebatas berguna untuk menggugurkan kewajiban belaka, tetapi tidak berdampak pada upaya memperkukuh, membersihkan, dan menyehatkan hati. Al Qur'an menegaskan bahwa : ' Qod aflahal mu'minuun, Alladziina hum fii shalaatihim khaa syi'uun (Q,s 23 : 1-2) Sedangkan shalat yang khusu' adalah shalat yang menjadikan seseorang sebagaimana digambarkan pada ayat berikut : Alladziana yazhunnuuna annahum mulaaquu rabbihim wa annahum ilaihi raaji'un (Q,s 2: 46) . Shalat yang berhasil digambarkan demikian itu ternyata harus dilakukan di tempat yang telah ditentukan, sebagaimana disebutkan : ' Wa maa kaana shalaatuhum indzal baiti illa mukaa-aw wa tashdiyatan fa dzuu qul 'adzaaba bi maa kuntum takfuruun (Q,s 8: 35) Shalat seseorang yang hatinya berada di Baitullah itulah yang menjadi khusu' sehingga mampu memperbaiki akhlak, sebagaimana misi utama Muhammad saw diutus, sebagai rasul.

7. Saya melihat bahwa untuk memperbaiki manusia di mana dan kapan saja, serta pada tingkat apapun, tidak terkecuali yang berada di institusi pendidikan tinggi Islam adalah melalui kegiatan ritual, yaitu shalat. Manakala shalatnya belum berhasil diperbaiki, maka tidak akan mungkin yang lain menjadi teratasi dengan baik. Di dalam al Qur'an terdapat konsep manusia ideal, yaitu ulul albaab. Diterangkan di dalam al Qur'an pula bahwa, ulul albaab adalah : Alladziinaa yadzkuruunallaha qiyamaw waqu' uudaw wa' alaa junuubihim wa yatafakaruuna fii khalqis samaawaati wal ardhi rabbana maa khalaqta haadzaa baathilan subhaanaka fa qinaa 'adzan banaar. (Q,S 3: 190). Ayat al Qur;an yang menggambarkan tentang manusia ideal itu ternyata juga mengedepankan hati yang selalu mengingat Allah, yadzkuruunallaha dan bahkan harus dilakukan pada seluruh waktu, baik pada saat berdiri, duduk, dan berbaring. Disebutkannya 'ingat' dan bukan menyebut. Sebab, jika mengingat dapat dilakukan kapan saja dan hal itu berbeda jika seumpama menyebut.

8. Saya berkeyakinan apabila seluruh warga kampus UNISBA berhasil merawat dan memelihara sumber kekuatan yang amat fital, yaitu ruh atau apa yang ada di dalam hati seluruh warganya, maka kampus ini akan menjadi amat kokoh. Dengan demikian, kampus ini akan mampu bersaing dengan siapapun, tidak terkecuali dengan dunia global. Pandangan ini terasa sepele atau sederhana, tetapi sebenarnya adalah justru merupakan faktor yang amat strategis dan mendasar. Berbekalkan hati yang jernih dan sehat oleh karena selalu dipelihara itu, maka panca indera dan bahkan pikiran yang ada akan semakin cerdas, pandangan mata warga kampus akan semakin jauh ke depan menatap keberhasilan di masa depan yang gemilang. Selain itu, dengan hati yang jernih dan sehat pula tidak akan terjadi saling sakwasangka, tidak memiliki sikap peragu, pendendam, sakit hati, hasut menghasut, konflik, saling fitnah, dan seterusnya. Sedangkan yang tersisa adalah kedamaian dan saling kasih mengasihi, dan saling tolong menolong. Akhirnya, kampus Islam ini akan menjadi kuat, berjiwa, berpikiran dan berkarya besar sebagaimana yang dicita-citakan sejak awal berdirinya kampus ini.

9. Perguruan tinggi islam di mana saja, seharusnya mengembangkan ciri ke-Islamnya. Sedangkan ciri ke-Islaman itu, yang paling utama adalah terletak pada akhlak mulia. Namun dari pengamatan yang lama dan perenungan mendalam, saya semakin yakin bahwa akhlak tidak berhasil dibangun hanya melalui lembaga pendidikan, lembaga kursus, membaca buku, dan apalagi sekedar mendengarkan ceramah. Semua kegiatan itu bukan berarti tidak penting, akan tetapi membangun perilaku mulia yang bersumber dari dalam diri seseorang, dan bukan sekedar pengaruh faktor luar yang mudah berubah, maka harus melalui cara tersendiri, yaitu melalui shalat dan bahkan juga harus diikuti dengan menyambung, berkontak, atau berkomunikasi secara terus menerus antara seseorang atau mukmin dengan Rasul, dan Allah. Al Qur'an menyebutkan bahwa : Innallaaha wa malaaikatahuu yusshalluuna 'alan nabiyyi yaa ayyuhal-ladziina aamanuu shalluu 'alaihi wa sallimuu tashliimaa (Q,s 33: 56). Maka, untuk membangun kekuatan pribadi yang sehari-hari diperlukan untuk menggerakkan kampus, maka harus dimulai dari dalam, dari diri sendiri, dan bahkan dari hatinya masing-masing. Berdzikir, berpikir, dan kemudian disusul dengan beramal secara profesional atau beramal shaleh adalah rangkaian cara atau pendekatan terbaik dalam melakukan apa saja, tidak terkecuali untuk memajukan,membesarkan, dan memperkukuh perguruan tinggi Islam.

10. Sudah tidak kurang dari 36 tahun, saya terlibat memimpin perguruan tinggi Islam, baik yang berstatus swasta maupun yang negeri. Selama dua puluh tahun, saya ikut memimpin Universitas Muhammadiyah Malang, dan kemudian selama 16 tahun memimpin STAIN Malang yang kemudian berubah menjadi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Sejak beberapa tahun, setelah berhenti memimpin UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, masih memperoleh kepercayaan, yaitu memimpin Yayasan Universitas Hasyim Asy 'ary di Jombang, dan juga menjadi pembina Universitas Islam Malang. Saya masih tetap berkeyakinan bahwa, kekuatan yang seharusnya dirawat dan atau dipelihara oleh karena menjadi penentu adalah terletak pada hati dan itu harus dilakukan melalui shalat secara khusu'. Selama memimpin perguruan tinggi Islam, saya berpandangan bahwa, ajaran Islam seharusnya dapat diimplementasikan sepenuhnya melalui perguruan tinggi. Manakala ajaran Islam berusaha dijalankan oleh seluruh warganya, dan berhasil menyandang hati yang jernih dan sehat, berakhlak mulia, maka insya Allah akan membuahkan pikiran-pikiran cerdas, profesional, dan akhirnya menghasilkan karya-karya unggul. Wallahu a'lam.

1) Bahan Seminar di Unisba pada tanggal 11 Oktober 2016

(Imam Suprayogo)


Berita Terkait


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Jalan Gajayana No. 50 Malang 65144
Telp: +62-341 551-354 | Email : info@uin-malang.ac.id

facebook twitter instagram youtube
keyboard_arrow_up