GEMA-“Saat ini kita dihadapkan pada perang ideologi dan ekonomi. Bukan perang angkat senjata,” ungkap Wali Kota Surabaya, Tri Risma Harini diawal kuliah tamunya di Gedung Rektorat UIN Maliki Malang. Di hadapan mahasiswa baru 2016, Wali Kota kelahiran Kediri tersebut didaulat menyampaikan kuliah bertajuk Mempersiapkan Pemimpin-Pemimpin Abad 21, Jumat (7/10).
Wali Kota yang akrab disapa Bu Risma tersebut mengaku, dua tahun awal menjabat sebagai wali kota banyak mendapat gempuran dari fraksi-fraksi DPR. Banyak kebijakan-kebijakan ditentang dari berbagai kalangan. “Salah satu kebijakan yang banyak perlawanan adalah penutupan Gang Doly,” ungkap wanita kelahiran 20 November 1961 tersebut.
Saya, lanjut Bu Risma, akan mementingkan kepentingan masyarakat dari pada kepentingan pribadi dan golongan. Kebijakan penutupan Gang Doly adalah keinginan masyarakat luas, tidak hanya masyakarakat di Surabaya. “Sekarang Gang Doly sudah diberdayakan. Beberapa ruang dan tempat telah dialih fungsikan sebagai sarana-prasarana produktif, untuk pendidikan dan berwirausaha,” terangnya.
Beberapa inovasi dan program, masih kata Bu Risma, telah berhasil dijalankan. Salah satunya adalah sistem elektronik e-Goverment. Meliputi sistem pengelolaan daerah berbasis elektronik, E-SDM, E Educations, E-Permit, E-Monitoring, E-Office, dan E-Dishub. “Selain itu, tata kelola kota juga sudah dilakukan. Lahan hijau diperbanyak dan pendidikan di Surabaya digratiskan,” jelasnya.
Wali Kota alumni Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya tersebut berpesan, seberat apapun masalah jangan pernah mengeluh. Jangan pernah ragu, takut, minder ketika berjuang di jalan Allah dan tidak ada yang tidak mungkin selama kita masih mau berjuang dan berusaha. “Buatlah negaramu bangga, buatlah kampusmu bangga, buatlah orangtua serta gurumu bangga dengan prestasi yang anda capai. Suatu saat Indonesia pasti berjaya,” pungkas wanita yang dinobatkan sebagai Idol Mother tersebut. (sy)
