GEMA-Fakultas Humaniora tak berhenti mempersembahkan event keilmuan. Hari ini (27/10), Forum on Linguistics and Literature (FOLITER) digelar di gedung fakultas yang menaungi dua jurusan tersebut. Aslam Khan bin Samahs Khan, salah satu pembicara utama, mengajak seluruh peserta untuk memiliki rasa bangga terhadap profesinya sebagai pengajar.
Menurutnya, menjadi seorang guru atau dosen memiliki tantangan luar biasa dibanding dokter, pengacara, atau profesi lainnya. Pasalnya, pengajar bukan perkara individu dan individu seperti pasien dan dokter. Tapi, individu dan masyarakat.
Pengajar, lanjutnya, juga bertanggung jawab terhadap pembentukan pola pikir masyarakat. “We are changing minds and lives of people,” untuk itu dosen Institute of Teacher Education Malaysia tersebut menegaskan, “Kita harus bangga jadi Cik Gu (Guru, Red).”
Tak hanya Aslam Khan, dua dosen senior Fakultas Humaniora juga menjadi pembicara utama. Rohmani Nur Indah memfokuskan pembahasannya pada penggunaan media untuk pengajaran critical thinking. Sedangkan, Mundi Rahayu akan membahas Identity Politics dalam sesi penutup sore ini.
Mewakili rektor UIN Maliki, Dr. Agus Maimun, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama membuka konferensi yang ketiga itu. Dalam sambutannya, ia berharap agar kelak Bahasa Arab juga mengalami peningkatan seperti Bahasa Inggris.
Ia melanjutkan, selama ini Bahasa Arab berkutat di pembahasan agama. “Sedangkan Bahasa Inggris, seluruh keilmuan menggunakannya sebagai bahasa utama,” jelasnya. Ia pun berharap, apapun jurusannya, mahasiswa harus tetap berusaha menguasai dua bahasa utama di UIN Maliki, yakni Arab dan Inggris untuk lebih berkembang. (nd)