Mempersatukan Warga Kampus
Prof. Dr. H. Imam Suprayogo Selasa, 20 Desember 2016 . in Dosen . 1194 views

Di mana-mana bersatu itu adalah merupakan keharusan, tidak terkecuali bagi warga kampus. Namun persatuan tidak ada kaitannya dengan latar belakang pendidikan seseorang. Artinya, orang yang berpendidikan tinggi sekalipun tidak selalu berhasil merawat persatuan. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang yang berpendidikan tinggi tetapi masih terlibat konflik, persaingan yang kurang sehat, saling menjatuhkan, dan sejenisnya.

Sebaliknya, orang yang tidak berpendidikan terlalu tinggi, berada di pedesaan, ternyata mampu menjalani hidup rukun dan damai dengan sesamanya. Atas dasar kenyataan itu, bisa dikatakan bahwa kerukunan bukan selalu merupakan hasil pendidikan, melainkan adalah hasil dari kemampuan dalam menjaga hati bagi orang-orang yang hidup bersama.

Itulah sebabnya, saling menjaga perasaan orang lain, adalah merupakan kunci dalam mewujudkan persatuan. Sebaliknya, perasaan ingin menang sendiri, berkehendak dipandang lebih tinggi, tidak peduli sesama, terlalu berlebih-lebihan dalam banyak hal, menganggap yang lain rendah, dan semacamnya adalah merupakan penghalang terwujudnya persatuan.

Kekuatan pemersatu adalah apa yang ada di dalam hati. Manakala hati berhasil dirawat atau dipelihara, sehingga tidak muncul perasaan hasut, dengki, iri hati, tamak, takabur, bakhil, sombong dan sejenisnya, maka di antara sesama tidak akan ada yang merasa terganggu. Sebaliknya, manakala hati seseorang tidak sehat, dan berbagai macam penyakit sebagaimana disebutkan di muka selalu muncul, maka berada di kelompok manapun, yang bersangkutan akan dianggap mengganggu dan persatuan pun akan rusak.

Oleh karena itu, jika penyakit hati dimaksud sedang berada di masing-masing orang, di kampus pun misalnya, obatnya adalah sama. Hati warga kampus harus dipelihara. Sedangkan memelihara hati, ---bagi siapapun, selalu tidak mudah. Hati adalah bagian dalam dari manusia. Bentuk dan keadaannya tidak kelihatan, dan bahkan ketika sedang sakit pun juga tidak tampak. Yang dapat dilihat adalah gejalanya. Manakala seseorang sering marah, cepat tersinggung, sombong, bakhil, suka bermusuhan, dan sejenisnya, maka pertanda bahwa yang bersangkutan hatinya sedang sakit.

Mengobati hati yang sakit ternyata tidak selalu sulit, asalkan mau, yaitu melalui shalat secara khusu'. Orang yang khusu' shalatnya maka hatinya akan terpelihara sehingga akhirnya menjadi sehat. Oleh karena itu, shalat khusu' menjadi sangat penting bagi kehidupan setiap orang. Orang-orang yang menjalankan shalat dengan khusu', akan merasa dekat dengan Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan merasa damai, baik dengan dirinya sendiri maupun dengan siapapun. Itulah sebenarnya kunci terwujudnya persatuan, tidak terkecuali bagi warga kampus, yaitu bersedia membersihkan hati, yang sebenarnya dapat dilakukannya melalui shalat khusu'. Wallahu a'lam

(Author)


Berita Terkait


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Jalan Gajayana No. 50 Malang 65144
Telp: +62-341 551-354 | Email : info@uin-malang.ac.id

facebook twitter instagram youtube
keyboard_arrow_up