Suasana Kapitalistik Dan Liberalistik
Prof. Dr. H. Imam Suprayogo Senin, 19 Desember 2016 . in Dosen . 1065 views

Mungkin saja sementara orang merasakan kehidupannya yang serba enak, apa saja tercukupi, dan mudah didapatkan. Tetapi juga sebaliknya, sebagian lainnya merasakan berat. Apa saja yang didapatkan harus melalui kerja keras dan tidak selalu cukup. Mereka yang disebutkan terakhir ini, menjalani hidup tidak mudah.

Kehidupan selalu diwarnai oleh persaingan atau kompetisi. Dalam berkompetisi, siapa saja yang kuat, maka mereka itulah yang menang. Hal itu tidak terkecuali dalam berekonomi, siapapun yang kuat, mereka akan memperoleh kekayaan yang sebanyak-banyaknya.

Dalam berbagai usaha apa saja, pemilik modal menjadi penentu. Melalui modal itu apa saja bisa dibeli atau diadakan. Mulai dari sumber daya manusia, mesin, dan bahkan juga pasar bisa dikembangkan dengan mudah. Kapital menjadi sesuatu yang menentukan. Bagi siapa saja yang memiliki modal besar akan dapat membuka usaha apa saja dan akan mendapatkan keuntungan yang diinginkan.

Kapital tersebut akan menjadi kekuatan yang sempurna manakala tidak ada batasan atau sedang berada pada alam yang serba bebas atau liberal. Dengan modal itu, orang bisa membangun usaha tanpa mempedulikan nasip orang lain. Bahkan, dengan modal itu pula menjadikan wewenang, kekuasaan, politik, dan apa saja bisa dibeli.

Sebaliknya, bagi mereka yang tidak memiliki modal, maka jangankan memperoleh sesuatu yang diinginkan, apa yang sedang dimiliki saja bisa diambil oleh orang lain dengan cara dibeli, atau dipaksa dibeli. Akhirnya, modal menjadi penentu dalam berbagai usaha. Oleh karena itu, siapa yang memiliki modal akan menguasai segalanya. Apalagi di zaman yang serba bebas dan apa saja bisa dibeli.

Kehidupan bangsa yang akhir-akhir ini oleh sementara orang dirasakan semakin sulit adalah sebagai akibat dari dominasi pemilik kapital dimaksud. Sebagian kecil orang, oleh karena memiliki modal itu, secara leluasa menguasai sumber-sumber ekonomi secara tidak terbatas. Sumber daya alam, baik berupa lahan pertanian, kehutanan, tambang, dan segala macamnya, dieksploitasi tanpa mempedulikan kebutuhan orang lain. Bahkan, manusia sekalipun dipandang sebagai komoditas untuk menjalankan usahanya. Hal demikian itu dapat dilakukan oleh karena suasana yang serba liberal.

Sebagai contoh sederhana, betapa kekuatan modal mampu merebut ekonomi rakyat kecil. Munculnya pasar modern, seperti alfamart, indomart, hipermart, dan lain-lain, hingga beroperasi ke kampung-kampung, berdampak amat luas. Berkembangnya toko-toko modern hingga ke perkampungan sudah barang tentu berakibat membunuh usaha kecil di sekitar tempat itu. Oleh karena itu, hadirnya kekuatan modal menjadikan banyak orang kehilangan sumber kehidupannya.

Kekuatan modal dimaksud ternyata tidak saja berdampak pada kehidupan orang kecil dan bersifat individu, bahkan negara sekalipun akan dibuat tidak berdaya. Pemerintah sebagai upaya merealisasikan program-programnya, membuka peluang atau mendatangkan modal dari orang atau pihak lain. Tentu pemilik modal tidak pernah mau gratis. Untuk mengembangkan dan menyelamatkan modalnya, bisa saja mereka memberikan persyaratan yang harus dipenuhi sekalipun misalnya beban itu amat berat, mahal, dan beresiko. Melalui logika sederhana ini, pemerintah pun bisa dibeli oleh pemilik modal.

Gambaran sederhana tersebut adalah apa yang sedang terjadi hingga menggelisahkan di kalangan masyarakat. Mereka menyebut-nyebut banyak tenaga China datang ke Indonesia dan kemudian melahirkan kekhawatiran terhadap keadaan masa depan, sebenarnya adalah merupakan dampak dari hadirnya zaman kapitalis dan liberalis itu. Oleh karena itu, jika tidak ingin bangsa ini dikuasai oleh orang lain, maka tidak ada pilihan lain, kecuali harus bersatu. Namun jika yang dilakukan adalah sebaliknya, yaitu bercerai berai, maka justru suasana itu yang ditunggu oleh pihak lain yang mau menguasai seluruh potensi yang ada dan dipandang sangat menjanjikan. Wallahu a'lam

(Author)


Berita Terkait


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Jalan Gajayana No. 50 Malang 65144
Telp: +62-341 551-354 | Email : info@uin-malang.ac.id

facebook twitter instagram youtube
keyboard_arrow_up