Jangan Jadi Budak di Negara Sendiri
Abadi Wijaya Selasa, 19 April 2016 . in Berita . 2060 views
866_prof.jpg


GEMA-Indonesia merupakan negara dengan sumber daya melimpah di dalamnya. Kekayaan alam maupun lautnya sudah tak bisa diragukan lagi. Namun, kondisi penduduknya masih di bawah garis kemiskinan. Atas dasar itu Fakultas Psikologi mengadakan Stadium General Menjadi Indonesia yang Sebenarnya. Acara tersebut menghadirkan pemateri Prof. Kwartarini Wahyu Yuniarti, MmedSc, Ph.D bertempat di Auditorium Saintek Lt. 4, Kamis (14/4).


Profesor bidang Psikologi Klinis tersebut mengungkapkan akar permasalahan yang terjadi terdapat tujuh faktor yaitu, identitas, kreativitas, komitmen, kemandirian, tanggung jawab, etika dan moral, serta toleransi dan kebinekaan. Menurutnya akar permasalahan tersebut bisa dibalik menjadi solusi demi memperbaiki kelangsungan negara Indonesia. “Ditambah dengan kualitas pendidikan maka semua lebih menarik untuk diselesaikan,” ujarnya.
Guru besar Psikologi Klinis UGM tersebut memaparkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman di dalamnya. Indonesia memiliki 1.128 kelompok etnik dan 17.405 pulau dan masih sekitar 4.000 pulau belum ada namanya. Secara letak geografis Indonesia merupakan salah satu negara dengan total luas wilayah 5.193.250 km2 (mencakup daratan dan lautan). Hal ini menempatkan Indonesia sebagai negara terluas ke-7. Tahun 2009 penghasil batu bara terbesar di dunia menempatkan Indonesia berada di lima tingkatan teratas selain itu, penghasil ikan terbesar di dunia juga masih dipegang Indonesia.
Namun, dibalik melimpahnya SDA (Sumber Daya Alam) dan keberagaman tersebut seperti tidak berguna bagi kemajuan Indonesia. Terbukti tahun 2012 Human Development Index Indonesia yaitu 0,63 angka tersebut menempatkan posisi sedikit di bawah rata-rata kondisi negara. Ilmuan kelahiran 1963 tersebut juga menampilkan data tahun 2016 bahwa sebanyak 60 juta lahan hutan Indonesia telah hilang dan hanya tersisa 120 juta saja. Itu terjadi karena penebangan hutan secara liar. Mirisnya, pelaku dan kuli penebangan hutan tersebut yaitu orang Indonesia sendiri. “Hal tersebut jika terus terjadi maka siap-siap akan menjadi budak di negara sendiri,” ungkap lulusan universitas di Jerman tersebut (lum).

(Ajay)


Berita Terkait


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Jalan Gajayana No. 50 Malang 65144
Telp: +62-341 551-354 | Email : info@uin-malang.ac.id

facebook twitter instagram youtube
keyboard_arrow_up