GEMA-Musabaqoh Karya Tulis al Quran (MKTQ) menjadi salah satu yang diujikan di hari pertama Pekan Ilmiah Olahraga Seni dan Riset (PIONIR) ke-9 di UIN Malang, Selasa (16/7). Diadakan selama dua hari, panitia fokus pada babak penyisihan di hari pertama. Sebanyak 39 karya ilmiah dinilai. Hasil seleksi, akan diambil enam karya saja untuk dinyatakan lolos dalam babak final pada Jumat (19/7). Lomba yang masuk dalam kategori riset ini dilokasikan di Laboratorium Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi Lt. 3 UIN Malang.
Benny Afwadzi, Penanggung Jawab MKTQ, menjelaskan beberapa poin penting yang menjadi patokan para penilai makalah. “Semua memiliki bobot yang sama,” imbuh lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini.
Beberapa poin tersebut yakni relevansi judul dengan tema yang diberikan. Kebaruan gagasan yang ditulis peserta juga menjadi pertimbangan. Gagasan tersebut tentu harus diimbangi dengan eksplorasi kandungan ayat al Quran yang tepat. “Selain itu, keluasan wawasan dan kekayaan referensi makalah juga menjadi poin penting,” tutur Bapak dua anak ini.
Ia pun menjelaskan bahwa ada larangan bagi peserta MKTQ. Yakni membawa makalah. “Kami khawatir, isi makalah itu yang akan mereka tulis nantinya,” jelas Benny. Referensi yang diperbolehkan untuk dibawa peserta ialah buku, jurnal, koran, majalah, berita daring yang dicetak, serta transkrip hasil wawancara. Salah satu peserta terpaksa harus didiskualifikasi, Benny membeberkan, “Menurut tim penilai setelah berdiskusi, ada beberapa hal yang tidak bisa dibenarkan sehingga kami terpaksa mengambil keputusan tersebut.”
Reporter: M. Nasyithul Ibad & Iffatunnida