DPR RI GEMBLENG PESERTA PBAK 2021 DENGAN WAWASAN KEBANGSAAN
Fatkhul Ulum Rabu, 1 September 2021 . in Berita . 386 views
3312_dpr.jpg

HUMAS-Pelaksanaan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2021 di hari ke dua ini panitia menggelar seminar kebangsaan dengan menghadirkan dua narasumber dari anggota DPR RI Hasanuddin Wahid, M. Hum dan Wakil Direktur Pascasarjana UIN Maliki Malang Drs. H. Basri, MA. Ph.D, Rabu (1/9).

Kali ini, peserta PBAK UIN Maliki Malang diajak untuk mengenali lebih mendalam pentingnya menjaga NKRI ini sebagai harga mati. Menurut Hasanuddin Wahid, Indonesia saat ini ancaman yang nyata banyak serangan mengadudomba masyarakat dengan pemerintah, banyak informasi hoax yang mudah sekali diterima oleh masyarakat. "Ini menjadi tanggung jawab kita bersama untuk meluruskan berita hoax dan menjernihkan agar masyarakat tidak muda tersulut emosinya," paparnya.

Mantak ketua BEM U ini pun menjelaskan bahwa menjadi mahasiswa harus bisa berperannaktif dalam organisasinya. Baik organisasi intra kampus maupun ekstra kampus. Pasalnya, melalui organisasi tersebut mahasiswa akan diajari bagaimana cara belajar kritis hingga berdebat untuk berjajak pendapat menghasilkan kemufakatan bersama. "Selama di DPR RI saya merasakan manfaatnya pengalaman banyak belajar melalui organisasi intra dan ekstra kampus tersebut," terangnya.

Sementara itu, Basri mengajak para mahasiswa baru untuk kembali belajar tentang sejarah Islam. Pasalnya, saat ini masyarakat di Indonesia tidak semuanya memahami tentang Islam secara utuh. 

Pemahaman terhadap Islam, kata dia, telah mengalami pengkaburan makna. Islam dengan Arab tentu beda, Islam itu dikultuskan sebagai agama sementara Arab itu bangsa. Contoh kecil seperti ada sebagian masyarakat di Indonesia yang habis- habisan membela bangsa Palestina. Padahal konflik yang terjadi di Palestina itu permasalahan global dan tidak ada hubungannya dengan Agama Islam. "Ini ironis sekali, masyarakat Indonesia sangat perhatian sekali sama bangsa lain, sementara bangsa Indonesia sendiri yang seharunya perlu dibantu malah dibiarkan begitu saja," clotehnya.

Misalnya di sektor pendidikan, sebenarnya masih banyak dari kalangan anak yang kurang mampu dan mereke tidak bisa mengenyam pendidikan dengan layak, hal semacam ini harusnya mendapat perhatian dan uluran tangan. "Membantu bangsa sendiri harusnya lebih diutamakan sebelum membantu bangsa lain," tegasnya.

 

(Humas)


Berita Terkait


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Jalan Gajayana No. 50 Malang 65144
Telp: +62-341 551-354 | Email : info@uin-malang.ac.id

facebook twitter instagram youtube
keyboard_arrow_up