HUMAS-Apel pagi di UIN Maliki Malang kali ini, di pimpin langsung Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (PTIPD) sebagai pembina upacara Abid Yusron, yang sekaligus mengajak seluruh peserta upacara untuk mengheningkan cipta sejenak seraya mendoakan bagi para korban tragedi 1 Oktober di Stadion Kanjuruhan Malang yang menelan 182 korban jiwa. Senin (2/10).
Berdasarkan informasi yang terekam di media, setidaknya ada 182 korban jiwa yang harus berakhir tragis dengan meregang nyawa dan semua yang terjadi tentu diluar nalar dan dugaan. "Namun kita sebagai orang muslim tentu harus mengambil hikmah dan pelajaran dari tragedi ini," paparnya.
Hal ini, kata dia, pelajaran penting yang bisa diambil yaitu pentingnya pendidikan dalam keluarga, baik pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan tentang sportifitas dan anti radikalisme harus ditanamkan sejak dini melalui pendidikan keluarga. Pasalnya pendidikan akan melatih seseorang akan keikhlasan dan ketentuan yang terjadi, misalnya saja dalam pertandingan sepak bola. "Insiden Kanjuruhan ini memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua, ratusan nyawa melayang akibat ada kesalahan SOP dan tindakan fanatisme di lapangan," paparnya.
Apapun itu, kata dia, jika suporter mau menerima kekalahan tim kesayangannya tentu hal ini tidak akan terjadi. "Semoga ini bisa dijadikan pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua, khususnya yang bekerja di instansi agar bekerja sesuai dengan SOP nya," pungkasnya.