GEMA—Lagi, pagi ini, Senin (13/10) suasana di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Maliki) mendadak berubah. Hal itu disebabkan para Habaib, Kiai, Ulama’ dan para Cendikiawan berkumpul di UIN Maliki untuk membahas persoalan bangsa yang terjadi baru-baru ini.
Misalnya saja banyaknya ormas Islam yang melakukan tindakan anarkis dan lain sebagainya.
Lebih dari 70 para ulama’ tersebut memadati gedung pertemuan Rektorat Lt.5. Pertemuan yang bertemakan forum peduli bangsa itu dibuka dengan lantunan shalawat dan tahlilan dan dilanjutkan dengan pembahasan seputar ukhwah islamiyah di Indonesia serta tugas para alim ulama’.
Hadir sebagai tamu keohormatan yaitu, Habib Soleh Al Jufri, KH. Ali Akbar, KH. Mahfudz Shobari, KH. Azwar Anas, Dr. M. Abdurrahman Al Idrus serta Rektor UIN Maliki Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo bererta para pejabat tinggi UIN Maliki lainnya.
Tepat pukul. 10.30 WIB, acara diskusi kebangsaan itu dibuka langsung oleh Prof. Dr. H. Mudjia. Melalui sambutan singkatnya, beliau menyampaikan seputar prestasi yang diraih UIN Maliki. kampus yang dibangun atas dasar dua budaya ini, yaitu budaya pesantren dengan budaya kampus menjadikan UIN Maliki sebagai satu-satunya kampus Islam terdepan di Indonesia. Untuk itu, UIN Maliki terus berupaya untuk mengembangkan program ma’had dan PKPBA serta Hai’ah Tahfidzil Quran (HTQ) UIN Maliki. “Sebagai Universitas, kampus ini mengembagnkan berbagai disiplin ilmu yang terbagi dalam enam fakultas,” urainya.
Saat ini, kata dia, UIN Maliki terus berupaya untuk mengembangkan kampus Islam ini untuk menjadi yang terdepan, untuk itu, dalam pertemuan ulama’ dan cendikiawan di UIN Maliki ini sekaligus mohon doa dan restunya dari para Habaib, Kiai dan para Alim Ulama’ agar cita-cita UIN Maliki menuju kampus kelas dunia atau yang akrab disebut World Class University (WCU) senantiasa dirahmati dan diberi kemudahan oleh Allah SWT. “Melalui forum Ulama’ ini saya memohon doa dan restunya agar UIN Maliki menjaidi kampus Islam terbaik dunia,” harapnya.
Sementara itu, Dr. M. Abdurrahman al Idrus dalam sambutannya mengajak semua para Ulama’ yang hadir untuk terus berupaya meningkatkan ukhwah Islamiyah antara umat Islam. Dewasa ini, umat islam telah dinodai dengan terjadinya pergolatan politik yang menyebabkan pecahnya persatuan umat Islam. Entah itu persoalan politik, soaisal budaya ataupun persoalan kelompok ormas Islam yang suka melakukan tidakan anarkis. “Tugas Ulama’ tidak hanya menyebarkasn hukum syariat Islam saja. Akan tetapi menjaga keutuhan dan keharmonisan tali persaudaraan antar umat juga menjadi tugas wajib para Ulama’” katanya.
Membiarkan umat terjerumus dalam kesesatan merupakan dosa besar, sehingga semua elemen tatanan masyarakat harus saling bekerjasama untuk memerangi ketidak benaran yang tengah terjadi, sehingga Ulama’ dan umat ada sinergitas yang tinggi untuk senantiasa menjadikan umat ini menuju umat yang baldatun toyibatun warobbun ghafur. “Sekelompok umat Islam sudah pasti ada yang melakukan penyelewengan dan fitnah. Akan tetapi para Ulama tidak boleh bingung dan risau memikirkan persolan politik, dan perbedaan madzhab seperti itu, yang terpenting Ulama tetap saling menjaga keutuhan umat Islam agar tetap bersatu dalam kesatuan yang utuh,” pesannya.