--------------------------------------------------
I. Deskripsi :
Filsafat Ilmu II ini merupakan mata kuliah yang memberikan pengembangan wawasan berpikir logis sistematis dan metodologis. Dalam perspektif keilmuan, posisi filsafat adalah sebagai landasan adanya integrasi berbagai disiplin dan pendekatan yang makin beragam, karena dalam konstruks epistemologi, filsafat dengan metodenya dapat menjadi dasarnya. Sebagai contoh, fiqh pada hakikatnya adalah pemahaman yang dasarnya adalah filsafat (Islam), yang kemudian juga dikembangkan dalam ushul fiqh. Tanpa filsafat, fiqh akan kehilangan semangat inovasi, dinamisasi bahkan perubahan. Oleh karena itu jika terjadi pertentangan antara fiqh dan filsafat seperti yang pernah terjadi dalam sejarah pemikiran Islam, hal ini lebih disebabkan karena terjadinya kesalahpahaman dalam memahami risalah kenabian. Filsafat bukan anak haram Islam, melainkan anak kandung yang sah dari risalah kenabian tersebut.
Setiap diskursus tentang metodologi haruslah dibangun di atas sentuhan-sentuhan filsafat. Tanpa sense of philosophy, maka sebuah metodologi akan kehilangan substansinya. Metodologi Studi Islam (MSI) perlu dikembangkan lebih lanjut agar visi epistemologisnya dapat menjabarkan secara integral dan terpadu tiga arus utama dalam ajaran Islam: aqidah, syari’ah dan akhlaq. Integritas ketiga aspek tersebut hendaknya dimantapkan berdasarkan kecenderungan intelektual masa kini, bukan mencatat metodologi setiap ilmu yang berkembang dalam sejarah pemikiran Islam secara parsial, melainkan berupaya menemukan hubungan-hubungan logis antar pelbagai disiplin ilmu yang berkembang dalam wacana pemikiran Islam kontemporer. Lebih dari itu dalam era modern dan globalisasi ini, kita perlu mengembangkan ilmu agama Islam pada wilayah praksis, bagaimana ilmu-ilmu agama Islam mampu memberikan kontribusi yang paling berharga bagi kepentingan kemanusiaan sebagaimana yang pernah dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan Muslim sebelumnya. Berpadunya aspek idealisme dan realisme atau rasionalisme dan empirisme dalam paradigma keilmuan Islam perlu dikembangkan. Untuk itu, mata kuliah filsafat Ilmu II ini perlu mendapat perhatian serius, khususnya di UIN. II.Tujuan: Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan mahasiswa mampu :- 1. Memahami pengertian filsafat Ilmu, relasi antara filsafat, ilmu dan logika;
- 2. Berpikir filosufis, mampu membedakan antara paradigma berpikir filosufis, ilmiah dan agamis;
- 3. Memahami fenomena kehidupan dan ajaran agama secara radikal-substansial dengan pendekatan filosufis dan ilmiah.
- Filsafat, Filsafat Ilmu dan Logika
- Pengertian Ilmu (Science)
- Ilmu Pengetahuan sebagai Aktivitas Intelektual,
- Ilmu Sebagai Proses
- Ilmu Sebagai Metoda
- Ilmu Sebagai Produk
- Logika Deduktif
- Logika Induktif
- Penggolongan Ilmu
- Ilmu dan Non-Ilmu
- Observasi dan Teori
- Reduksi Keilmuan
- Ilmu Pengetahuan dan Budaya
- Tingkat Perkembangan ‘Knowledge’
- Pokok Kajian Filsafat Ilmu (ontologi, epistemologi, aksiologi)
- Tanggung Jawab Ilmuwan dalam Mengembangkan Ilmu.
- keaktifan mahasiswa di kelas dalam berdialog dengan dosen pembimbing;
- diskusi kelompok;
- tugas makalah atau resensi yang ditulis;
- ujian tengah semester (UTS);
- ujian akhir semester (UAS);
VI. Referensi:
A. Buku Wajib
Abd. Razak Naufal, tt., Bain ad-Din wal-‘Ilm, Cairo: Maktabah al-Wahbah. Al-Ghazali, I hya’ Ulum al-Din, jilid IV, Dar al-Ihya. Ali Abdul ‘Azhim, 1989, Al-Falsafat al-Ma’rifah fi al-Qur’an al-Karim, terj. A. Masykur Hakim, Bandung : C.V Rosda. Al-Qardhawi, 1989. Al-Rasul wa’l- Imu, terj. Kamaluddin Marzuki, Bandung, Rosda. Athif al-‘Iraqi, 1984. Tsaurat al-‘Aqli Fi-‘l-Falsafat al-‘Arabiyah, Dar al-Ma’arif al-Qahirah. Baqir As-Shadr, 1991, Falsafatuna, terj. M. Nur Mufid, Bandung: Mizan. Fuad Abd al-Baqi, Al-Mu’jam al-Mufahras li al-faz al-Qur’an al-Karim, Dar at-Turats al-‘Arabi Harun Hadiwijono, 1990, Sari Sejarah Filsafat Barat, jilid I dan II, Yogyakarta: Kanisius. Honer dan Hunt, 1991, dalam Jujun S., Ilmu dalam Perspektif, Sebuah Kumpulan Karangan, Jakarta: Yayasan Obor. Islmail R Al-Faruqi, 1991, “Islamisasi Ilmu-Ilmu Sosial” dalam Bagader, A. (ed.), Islam and Sociologi Perspective, terj. Mahnun Husein, Surabaya: Amar press. Ismail R Al Faruqi, 1984, Islamisation of Knowledge, terj. Anas Muhyiddin, Bandung: Pustaka. Jujun S. Suriasumanteri, 1990, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Jujun S. Suriasumantri, 1989. Ilmu dalam Perspektif. Jakarta, Yayasan Obor Indonesia. Jujun S. Suriasumantri, 1990, Ilmu dalam Perspektif Moral, Sosial dan Politik, Jakarta: Gramedia. Koento Wibisono, 1988, Beberapa Hal Tentang Filsafat Ilmu: Sebuah Sketsa Umum Sebagai Pengantar Untuk Memahami Hakekat Ilmu dan Kemungkinan Pembangunannya, Yogyakarta: IKIP. Koentowibisono, Ilmu, Filsafat dan Aktualisasinya dalam Pembangunan, Yogyakarta, LPM, 1985. Louis O Kattsof, 1987, Element of Philosophy, terj. Soemargono, Yogyakarta: Tiara Wacana. M. Husain Shadr, 1984, “Science in Islam: Is there a Conflict” dalam Sardar, The Touch of Midas. Mahdi Ghulsani, 1991, The Holy Qu’an and The Science of Nature, terj. Agus Efendi, Bandung, Mizan. Miska M. Amin, 1983, Epistemologi Islam, Jakarta: UI Press. Muhammad Ghallab, tt., Al-Ma’rifah ‘Inda Mufakkir al-Muslimin, Mesir: Dar at-Ta’lif wa at-Tarjamah. Sayyed Hossein Nasr, 1970, Science and Civilisation in Islam, The New American Library. Sayyed Hossein Nasr, dalam Yazdi, Mahdi Ha’iri, 1994. Ilmu Hudhuri, Prinsip-Prinsip Epistemologi dalam Islam, Bandung, Mizan. Van Melsen, 1990, Ilmu Pengetahuan dan Tanggung Jawab Kita, Jakarta: Gramedia. Van Peursen, 1989, Susunan Ilmu Pengetahuan: Sebuah Pengantar Filsafat Ilmu. W.C Kittick, 1989, Ibn ‘Arabi’s Metaphisics of Imagination: The Sufi Path of Knowledge, New York: State University Press. Weinsink, 1962. Al-Mu’jam al-Mufahras li alfazh al-Hadits. Zainuddin, M. 2003. Filsafat Ilmu: Perspektif Pemikiran Islam, Malang, Bayu Media.B. Buku Anjuran
Abdul Halim Mahmud, 1979, Mauqif al-Islam Min al-Fanni, wal-’ilmi wal-falsafati, Cairo: Dar As-Sya’bi. Abdurrahman Wahid, 1987, “Tradisi Keilmuan Dalam Islam” dalam Tantangan Pendidikan Islam, Yogyakarta: L P M UII. Abdussalam, 1983, Sains dan Dunia Islam, terj. Baiquni, Bandung: Pustaka. Ahmad Haris Zubair, dalam Irma Fatimah, ed. 1992. Filsafat Islam Kajian Ontologis, Epistemologis, Aksiologis, Historis-Prospektif, Yogyakarta, LESFI. Ahmad Tafsir, 1999, Filsafat Umum, Bandung, Remaja Rosda Karya. Amin Abdullah, 1992, Aspek Epistemologi Filsafat Islam, makalah, Yogyakarta: IAIN. C.A. Qadir, 1989, Filsafat dan Ilmu Pengetahuan dalam Islam, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Charis Zubeir, Metode Penelitian Filsafat, Yogyakarta, Fak. Filsafat UGM. Cony R. Semiawan et.al., 1988, Dimensi Kreatif Dalam Filsafat Ilmu, Bandung: Remaja Karya. D.F. Beerling, 1988, Filsafat Dewasa ini, terj. Hasan Amin, Jakarta: Balai Pustaka. De Boer, 1961, The History of Philosophy in Islam, terj. E.R. Jones, New York: Dover Publication, Inc. Frans Magnis Suseno, 1991, Bersilsafat dari Konteks, Jakarta: Gramedia. Harold Titus, et.al., 1984, Persoalan-persoalan Filasafat, terj. Rasyidi, Jakarta: Bulan Bintang. Langeveld, 1995, Menuju ke Pemikiran Filsafat, Jakarta, Pembangunan Lorens Bagus, 1996, Kamus Filsafat, Jakarta, Gramedia. Madjid Fakhry, 1983, A History of Islamic Philosophy, New York: Colombia University Press. Muhammad Iqbal, 1981, The Reconstruction of Religion Thought in Islam, New Delhi: Kitab Bhavana. Muhammad Rasyidi, 1985, Filsafat Agama, Jakarta, Bulan Bintang. Munawar Ahmad Anees, 1991, “Menghidupkan Kembali Ilmu” dalam Al-Hikmah, Juranal Studi-studi Islam, Juli-Oktober, Bandung: Yayasan Mutahhari. Noeng Muhadjir, 1987, “Mengintegrasikan Wawasan Islam dan Ilmu Pengetahuan”, Tim Quraisy Shihab, 1992, Membumikan al-Qur’an, Bandung, Mizan Ziauddin Sardar, (ed.)., 1984, The Touch of Midas: science Values and environment in Islam and the West, Manchester University Press. Ziauddin Sardar, 1989, The Future of Muslim Civilization, terj. Rahmani Astuti, Bandung: Mizan.- Falsifikasi
- Realisme Keilmuan
- Probabilitas
- Batasan Utama