PENGANTAR
Filsafat Umum merupakan mata kuliah yang memberikan dasar dan landasan berpikir logis, sistematis dan metodologis. Setiap diskursus tentang metodologi memerlukan sentuhan-sentuhan filsafat. Tanpa sense of philosophy maka sebuah metodologi akan kehilangan substansinya. Metodologi Studi Islam (MSI) misalnya, perlu visi epistemologis yang dapat menjabarkan secara integral dan terpadu terhadap ajaran Islam.
Dalam perspektif keilmuan, posisi filsafat adalah sebagai landasan adanya integrasi berbagai disiplin dan pendekatan yang makin beragam, karena dalam konstruks epistemologi, filsafat dengan metodenya dapat menjadi dasarnya. Sebagai contoh, fiqh pada hakikatnya adalah pemahaman yang dasarnya adalah filsafat (Islam), yang kemudian juga dikembangkan dalam ushul fiqh. Tanpa filsafat, fiqh akan kehilangan semangat inovasi, dinamisasi bahkan perubahan. Oleh karena itu jika terjadi pertentangan antara fiqh dan filsafat seperti yang pernah terjadi dalam sejarah pemikiran Islam, maka menurut Musa Asy’ari (2002: 34), hal ini lebih disebabkan karena terjadinya kesalahpahaman dalam memahami risalah kenabian. Filsafat bukan anak haram Islam, melainkan anak kandung yang sah dari risalah kenabian tersebut. Senada dengan Musa, Nursamad (tt:19-20) berpendapat, bahwa setiap diskursus tentang metodologi haruslah dibangun di atas sentuhan-sentuhan filsafat. Tanpa sense of philosophy menurut Nursamad, maka sebuah metodologi akan kehilangan substansinya. Metodologi Studi Islam (MSI) perlu dikembangkan lebih lanjut agar visi epistemologisnya dapat menjabarkan secara integral dan terpadu tiga arus utama dalam ajaran Islam: aqidah, syari’ah dan akhlaq. Integritas ketiga aspek tersebut hendaknya dimantapkan berdasarkan kecenderungan intelektual masa kini, bukan mencatat metodologi setiap ilmu yang berkembang dalam sejarah pemikiran Islam secara parsial, melainkan berupaya menemukan hubungan-hubungan logis antar pelbagai disiplin ilmu yang berkembang dalam wacana pemikiran Islam kontemporer. Lebih dari itu dalam era modern dan globalisasi ini, kita perlu mengembangkan ilmu agama Islam pada wilayah praksis, bagaimana ilmu-ilmu agama Islam mampu memberikan kontribusi yang paling berharga bagi kepentingan kemanusiaan sebagaimana yang pernah dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan Muslim sebelumnya. Berpadunya aspek idealisme dan realisme atau rasionalisme dan empirisme dalam paradigma keilmuan Islam perlu dikembangkan. Untuk itu, maka mata kuliah filsafat di STAIN/ PTAI perlu mendapat perhatian serius, khususnya di fakultas Tarbiyah.
No |
Kompetensi |
Hasil Belajar |
Indikator Hasil Belajar |
1 |
Mahasiswa mampu memahami konsep konsep filsafat, ruang lingkup dan manfaat mempelajri filsafat |
Mahasiswa • menjelaskan pengertian filsafat (baik secara etimologis maupun terminologis) • menjelaskan ruang lingkup pembahasan filsafat • menjelaskan manfaat dan arti pentingnya mempelajari filsafat, baik secara teoretis maupun praktis |
• Mahasiswa berpikir objektif dan terbuka • memecahkan masalah secara ilmiah • memiliki sikap ilmiah dan rasa tanggung jawab baik akademis, moral maupun • mengambil keputusan secara cermat dan bijak sosial |
2. | Mahasiswa mampu memahami persamaan, perbedaan dan relasi antara filsafat, ilmu dan agama | Mahsiswa
• menjelaskan aspek-aspek persamaan, perbedaan dan relasi antara filsafat, ilmu dan agama
• menjelaskan fenomena kehidupan dan ajaran agama secara radikal-substansial dengan pendekatan filosufis dan ilmiah |
• berpikir kreatif dan inovatif • bert-tafakkur dan ber- tadabbur • berbicara secara sistematis dan logis • merumuskan konsep-konsep pengetahuan ilmiah dan relasinya dengan ajaran agama |
3. | Mahasiswa mampu memahami filsafat, ilmu dan agama dari segi: objek, metode dan pendekatan, sumber dan sifat kebenaran |
Mahasiswa • menjelaskan objek, metode dan pendekatan, sumber dan sifat kebenaran dari: filsafat, ilmu dan agama • menjelaskan pendekatan agama (baca: Islam) terhadap ilmu dan filsafat • menjelaskan objek kajian filsafat (ontologi, epistemologi dan aksiologi) |
• menyusun karya tulis ilmiah (paper) kl. 50 – 100 kata dan mampu menyampaikan secara artikulatif • mereinterpretasi sebagian ajaran agama secara mendalam (radikal) • menerjemahkan ajaran agama secara kontekstual |
4. | Mahasiswa mampu memahami berbagai istilah-istilah dalam filsafat |
Mahasiswa menjelaskan pengertian dan istilah (term-term) dalam khazanah kefilsafatan |
• menggunakan istilah secara benar dan tepat baik dalam bahasa tulis maupun lisan |
5. | Mahasiswa mampu memahami periodesasi sejarah filsafat |
Mahasiswa menjelaskan sejarah pertumbuhan dan perkembangan filsafat (dari periode klasik, pertengahan hingga modern) |
• menyusun karya tulis ilmiah (paper) kl. 100 – 200 kata dan mampu menyampaikan secara artikulatif • pendeskripsikan sejarah pertumbuhan dan perkembangan filsafat secara kronologis |
6. | Mahasiswa mampu memahami alam pemikiran filsafat Yunani |
Mahasiswa • menjelaskan pemikiran para filosuf Yunani dan corak filsafatnya • menjelaskan perbedaan corak filsafat klasik, pertengahan dan modern |
• menjelaskan alam dan corak pemikiran para tokoh filsafat Yunani • menjelaskan perbedaan alam pikiran filsafat klasik, pertengahan dan modern |
7. | Mahasiswa mampu memahami pemikiran filsafat Plato dan Aristoteles serta perbedaan antara keduanya |
Mahasiswa • menjelaskan pemikiran idealisme Plato dan realisme Aristoteles serta perbedaan keduanya |
• menyusun karya tulis ilmiah (paper) kl. 200 – 300 kata dan mampu menyampaikan secara artikulatif • menyusun konsep pemikiran Plato dan Aristoteles |
8 | Mahasiswa mampu memahami pemikiran filsafat Patristik (tokoh agama gereja) |
Mahasiwa • menjelaskan sikap para tokoh gereja terhadap pemikiran filsafat |
• mendiskusikan pemikiran filsafat para tokoh agama Kristen • bersikap objektif dan kritis |
9. | Mahasiswa mampu memahami kontibusi Islam dalam pemikiran Barat modern |
Mahasiswa • menjelaskan corak pemikiran an filsafat Islam • Menjelaskan kontribusi Islam dalam pemikiran Barat modern |
• penjelasan lisan dan tertulis mengenai kontribusi para filosuf Muslim secara global terhadap perkembangan pemikiran Barat modern |
10. |
Mahasiswa mampu memahami aliran-aliran dalam filsafat modern |
Mahasiswa • menjelaskan aliran filsafat: rasionalisme, empirisme, kritisisme, positivisme dst. • menjelaskan dan memberikan alternatif pemikiran yang dianggap lebih tepat (dalam perspektif Islam) |
• menyusun karya tulis ilmiah (paper) kl. 250 – 500 kata dan mampu menyampaikan secara artikulatif • bersikap terbuka dan kritis dalam menyikapi aliran-aliran yang ada |
- Kegiatan pembelajaran menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
- Berbasis pada 4 (empat) pilar pendidikan (learning to know, learning to do, learning to be dan learning to live together)
- Berpusat pada mahasiswa
- Belajar dengan tindakan
- Mengembangkan kreativitas konseptual dan kreativitas sosial
- Mengembangkan wawasan berpikir ilmiah dan filosofis
- Bermuara pada devine-unity (ketundukan dan kepatuhan terhadap Allah Swt.)
- Kuliah dilaksanakan dengan metode ceramah, dialog, penugasan dan diskusi
- Penugasan menulis makalah sesuai dengan topik yang telah ditentukan secara kelompok untuk didiskusikan sesuai giliran yang telah ditentukan jadwalnya. Untuk tugas individu mahasiswa diberi tugas menulis resensi buku yang terkait dengan mata kuliah. Ditekankan buku yang diresensi adalah buku baru atau kurang dari satu tahun terbit. Kecuali buku lama yang menomental yang ditulis oleh para pakar, seperti The Elements of Philosophy karya Louis O, Kattsof.
- Penilaian meliputi:
- performance sebagai mahasiswa muslim – 20 %
- pembuatan makalah kelompok; -- 15 %
- Presensi dan keaktifan berdialog dan berdiskusi di kelas – 15 %
- ujian tengah semester (UTS) – 25 %
- ujian akhir semester (UAS) – 25 %
Ahmad Hanafi, 1982, Pengantar Filsafat Islam, Jakarta: Bulan Bintang. Irma Fatimah, ed. 1992. Filsafat Islam Kajian Ontologis, Epistemologis, Aksiologis, Historis-Prospektif, Yogyakarta, LESFI. Ahmad Syadzali, 1997, Filsafat Umum, Bandung, Pustaka Setia. Ahmad Tafsir, 1999, Filsafat Umum, Bandung, Remaja Rosda Karya. Al-Ahwani, Fuad, 1962, Al Falsafah al-Islamiyah, Mesir: Maktabah an-Nahdhah. Asmoro Ahmadi, 1997, Filsafat Umum, Jakarta, Raja Grafindo Persada Beerling, D.F., 1988, Filsafat Dewasa ini, terj. Hasan Amin, Jakarta: Balai Pustaka. Bertens. K., 1984, Ringkasan Sejarah Filsafat, Yogyakarta: Kanisius. Charis Zubeir, Metode Penelitian Filsafat, Yogyakarta, Fak. Filsafat UGM. De Boer, 1961, The History of Philosophy in Islam, terj. E.R. Jones, New York: Dover Publication, Inc. Fakhry, Madjid, 1983, A History of Islamic Philosophy, New York: Colombia University Press. Frans Magnis Suseno, 1991, Bersilsafat dari Konteks, Jakarta: Gramedia. Harun Hadiwijono, 1990, Sari Sejarah Filsafat Barat, jilid I dan II, Yogyakarta: Kanisius. Jujun S. Suriasumanteri, 1990, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Jujun S. Suriasumantri, 1989. Ilmu dalam Perspektif. Jakarta, Yayasan Obor Indonesia. Jujun S. Suriasumantri, 1990, Ilmu dalam Perspektif Moral, Sosial dan Politik, Jakarta: Gramedia. Kattsof, Louis O, 1987, The Elements of Philosophy, terj. Soemargono, Yogyakarta: Tiara Wacana. Langeveld, 1995, Menuju ke Pemikiran Filsafat, Jakarta, Pembangunan Lorens Bagus, 1996, Kamus Filsafat, Jakarta, Gramedia. Madkur, Ibrahim, 1986, “Filsafat Islam dan Renaissans Eropa” Sumbangan Islam kepada Ilmu dan Kebudayaan, Bandung: Pustaka. Magnis, Frans Suseno, 1991, Bersilsafat dari Konteks, Jakarta: Gramedia. Melsen, Van, 1990, Ilmu Pengetahuan dan Tanggung Jawab Kita, Jakarta: Gramedia. Musa Asy’ary. 2002. Filsafat Islam: Sunnah Nabi dalam Berpikir. Yogyakarta: LESFI. Nasr, Sayyed Hossein, 1970, Science and Civilisation in Islam, The New American Library. Poedjowijatno, 1997, Pembimbing ke Alam Filsafat, Jakarta, Rineka Cipta. Poeradisastra, 1986, Sumbangan Islam Kepada Ilmu dan Peradaban Modern, Jakarta: P3M. Rasyidi, 1985, Filsafat Agama, Jakarta, Bulan Bintang. Titus, Harold, et.al., 1984, Persoalan-persoalan Filasafat, terj. Rasyidi, Jakarta: Bulan Bintang. Zainuddin, M, 2003, Filsafat Ilmu: Perspektif Pemikiran Islam, Malang, Bayu Media.