Landasan Filosofis pendidikan
Pendidikan : (Man is the core of educational process ; M.Rahim shaleh Abdullah; Educational Theory a Qur’qnic Outlook, t.th; 47)
- …Sebuah usaha mendewasakan manusia (Kamus Besar Bhs.Indonesia)
- …Terbentuknya kepribadian yang utama bagi siterdidik (Ahmad D.Marimba)
- …Sebuah upaya memanusiakan manusia dan membudayakan manusia. Dst.
Aliran aliran pendidikan :
- Empirisme : Dipelopori John Locke (1632-1704)
(tabularasa) - anak dilahirkan dalam keadaan putih bersih, bagaikan kertas kososng.
- perilaku/perkembangan anak dipengaruhi/ditentukan oleh orang tua, sekolah,masyarakat (lingkungan, pengalaman, dst.)
- tugas pendidikan adalah menciptakan manusia baru atau membentuk generasi baru
- kegiatan pendidikan lebih terpusat pada pendidik (teacher center)
- Nativisme : Dipelopori oleh Arthur Schopenhaur (1768-1860)
(teori bakat) - anak dilahirkan lengkap dengan pembawaan bakatnya
- pendidikan hanya berperan membantu anak diidik untuk menjadi apa yang akan terjadi sesuai dengan potensi pembawaan yang dikandungnya
- anak akan belajar rajin apabila mereka dalam keadaan gembira dan tertarik mempelajari sesuatu yang sesuai dengan bakat dan kecenderungannya.
- Kegiatan pendidikan terpusat pada anak didik (child center)
- Konvergensi : Dipelopori William Stern (1871-1939)
(realisme) - bahwa kepribadian anak dibentuk oleh faktor endogen (nativis) dan eksogen (empiris) atau oleh faktor dasar dan ajar.
- faktor dasar (pembawaan) tidak berarti apa-apa tanpa upaya dari luar yaitu usaha pendidikan, sebaliknya faktor ajar (pendidikan) juga tidak cukup dan akan sia-sia tanpa memperhatikan faktor dasar.
- Pendidikan menjadi tanggung jawab bersama; pendidik, si terdidik, orang tua dan masyarakat dalam membentuk hasil pendidikan yang sesuai dengan tantangan zaman.
Mana diantara aliran tersebut yang lebih baik/benar, bagaimana dengan konsepsi Islam ?
Pendidikan Islam :anak dilahirkan sesuai dengan fitrahnya.
- Fitrah tidak sama dengan pengertian tabularasa John Locke, fitrah berarti asli, bersih, dan suci, bukan kosong tetapi berisi daya-daya yang wujud dan perkembangannya tergantung pada usaha manusia itu sendiri.
- Jadi pendidikan dilakukan dengan mendayagunakan potensi-potensi tersebut dan mengembangkannya menuju Ma’rifatullah, dan bertaqwa kepada-Nya, menghayati sunnatullah, dan kemudian berserah diri kepadan-Na.
- Perbedaan dan persamaan dengan empirisme: keduanya sepakat bahwa anak yg baru lahir bersih dan suci, tetapi empirisme memandang bagaikan kertas kosong, sementara Islam memandangnya berisi daya-daya perbuatan.
- Perbedaan dan persamaan dengan Nativisme: keduanya mengakui pentingnya faktor pembawaan atau dasar dalam pembentukan dan pengembangan pendidikan anak didik sehingga pendidik hanya sebagai fasilitator saja. Tetapi karena adanya nilai agama yang memiliki kebenaran mutlak, maka pendidik dalam pendidikan Islam bukan hanya sebagai pembantu saja tetapi ia bertanggung jawab akan terbentuknya kepribadian muslim pada anak didik.
- Perbedaan dan persamaan dengan konvergensi: keduanya mengakui pentingnya faktor endogen dan eksogen dalam membentuk dan mengembangkan kepribadian anak didik, namun dalam Islam pendidikan didasarkan pada filsafat teocentris sehingga kepribadian anak itu dikembangkan pada Ma’rifatullah dengan memahami ayat-ayat qauliyah dan kauniyah-Nya (sunnatullah), sementara Konvergensi mendasarkan pada filsafat antropocentris untuk mencapai kedewasaan dan kesejahteraan duniawi.
(Author)