Peran Pemimpin Sebagai Pengayom
Prof. Dr. H. Imam Suprayogo Minggu, 6 April 2014 . in Dosen . 6340 views

Tugas seorang pemimpin yang tidak boleh dilupakan adalah memberikan pengayoman kepada semua yang sedang dipimpinnya. Semua orang mendambakan rasa aman, harga dirinya diakui, dan masa depannya terjamin. Kiranya tidak ada seorang pun yang mau menjalani hidup dengan penuh ancaman, kekhawatiran, atau hal apa saja yang menjadikan pikiran dan hatinya tidak tenang.

Upah atau pendapatan yang cukup, bagi siapa saja, adalah hal yang dirasakan amat penting. Oleh karena itu, dengan berbagai cara, orang berusaha mencarinya, sekalipun harus lewat cara yang berat atau sulit. Akan tetapi, hal yang perlu diingat bahwa, besarnya gaji saja tidak cukup. Lagi-lagi, selain upah atau gaji itu, orang pada setiap saat juga menginginkan agar mendapatkan rasa aman.

Orang mengetahui, bahwa gaji pegawai negeri atau PNS adalah tidak seberapa besarnya. Akan tetapi, status itu diminati oleh banyak orang, dengan alasan, kehidupan menjadi PNS., dirasa lebih terjamin. Pada setiap bulan, mereka pasti akan memperoleh gaji. Berbeda halnya, tatkala menjadi pedagang, petani, atau lainnya, sekalipun suatu saat jumlah mendapatkannya berlipat, tetapi selalu tidak pasti.

Demikian juga orang-orang yang melakukan korupsi, bisa saja pebuatannya itu didorong oleh perasaan tidak aman. Mereka sadar bahwa masa jabatannya adalah terbatas. Suatu saat, mereka harus meletakkan jabatannya itu. Sementara itu, mereka belum merasa jelas apa yang akan dilakukan dan diperoleh setelah jabatannya itu harus dilepaskan. Kesadaran adanya ancaman itu mendorong seseorang melakukan apa saja yang kiranya bisa menyelamatkan dirinya di masa depan.

Para pemimpin harus mampu menjawab berbagai kekhawatiran atau ketakutan dari mereka yang sedang dipimpinnya itu. Manakala mereka mendapatkan jaminan bahwa kehidupannya kelak tidak akan terancam atau setidaknya bisa bertahan, dan bahkan meningkat, maka mereka akan merasa aman. Perasaan bahwa tidak akan ada ancaman atau resiko yang akan dihadapi itulah sebenarnya yang didambakan oleh setiap orang.

Kebutuhan terhadap rasa aman menjadikan para bawahan sangat tidak menyukai tatkala harus menghadapi pemimpin yang seringkali mengancam, walaupun ancamannya itu tidak selalu terbukti. Para bawahan selalu menghendaki agar dipimpin oleh orang yang mau menjadi pengayom, membesarkan hati, memberi harapan di masa depan, mengakui akunya, dan menjadikan suasana kerja menyenangkan dan meneduhkan. Kerja keras dalam bentuk apapapun akan dilakukan, asalkan suasana yang diinginkan itu terpenuhi.

Namun tidak sedikit pemimpin, yang oleh karena merasa telah menaikkan upah atau kesejahteraan, kemudian menuntut agar para bawahannya mau bekerja keras. Tuntutan dimaksud sebenarnya adalah wajar, asalkan tidak diikuti dengan berbagai ancaman, apapun bentuknya. Hal yang perlu diingat bahwa, manusia tidak sekedar membutuhkan upah atau gaji, melainkan juga memerlukan rasa aman dan harga dirinya terpelihara dengan baik. Seseorang tidak akan mungkin selalu mau berada dalam suasana yang penuh dengan ancaman.

Apalagi, dalam suasana demokrasi seperti sekarang ini, semua orang membutuhkan rasa aman, akunya diakui, dan tidak mau dengan tekanan hingga di luar batas kewajaran. Oleh karena itu, siapapun pemimpin yang ingin dicintai hingga kepemimpinannya sukses, maka yang bersangkutan harus mampu membagi-bagi kasih sayangnya kepada semua orang yang dipimpin, baik kepada mereka yang disukai, dan bahkan kepada orang yang sebenarnya sedang dibencinya. Pengayoman seperti itu adalah merupakan kekuatan yang sebenarnya melebihi dari sekedar kenaikan upah atau gaji yang diberikan. Wallahu a'lam.

(Author)


Berita Terkait


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Jalan Gajayana No. 50 Malang 65144
Telp: +62-341 551-354 | Email : info@uin-malang.ac.id

facebook twitter instagram youtube
keyboard_arrow_up