Merawat Sejarah Para Pendahulu
Prof. Dr. H. Imam Suprayogo Jumat, 2 Desember 2016 . in Dosen . 1858 views

Bung Karno, Presiden pertama Republik Indonesia pernah menyebut kata 'jasmerah'. Kata yang terdengar sederhana tetapi tidak mudah dilupakan itu adalah merupakan kependekan dari kalimat ' jangan melupakan sejarah'. Kehidupan ini adalah sambung menyambung. Begitu pula sebuah perjuangan. Perjuangan apapun dan apalagi berskala besar tidak mungkin bisa diraih dalam waktu pendek, tetapi pasti memerlukan waktu lama. Sementara itu usia manusia selalu terbatas, sehingga tidak akan mungkin mampu memperjuangkan sesuatu yang berskala besar sampai tuntas.

Perjuangan bangsa Indonesia untuk meraih kehidupan yang adil, makmur, dan sejahtera pasti memerlukan waktu lama. Tujuan itu hanya akan dapat diraih secara bersambung dari generasi ke generasi berikutnya. Perjuangan itu sedemikian panjang, dan akan menjadi semakin panjang jika tidak dilakukan secara sambung menyambung. Perubahan orientasi oleh karena melupakan sejarah, menjadikan arah perjuangan menjadi tidak jelas. Akhirnya upaya untuk meraih tujuan kehidupan yang dianggap ideal menjadi terputus dan tidak berkesinambungan.

Pandangan tersebut mengukuhkan betapa peringatan Presiden pertama, Dr. Ir. H. Soekarno menjadi sangat penting dan seharusnya selalu dijadikan pegangan bersama. Apalagi terkait pekerjaan besar dan mendasar, yaitu merumuskan arah kehidupan sebuah bangsa besar dan majemuk, tentu tidak mudah dilakukan. Apa yang sedang dialami oleh bangsa Indonesia sekarang ini, dengan munculnya suara agar kembali kepada naskah UUD 1945 sebelum diamandemen, adalah menjadi salah satu bukti bahwa mengubah pandangan hidup sebuah bangsa yang berukuran besar selalu tidak mudah.

Selain itu, betapa penting mengetahui dan mengahayati pandangan dan filosofi bangsa yang telah dirumuskan oleh para pelaku sejarah --------apalagi perintisnya, bagi para penerusnya. Tanpa mengetahui hal tersebut akan menjadikan perjuangan yang dilakukan oleh para penerus akan kehilangan arah. Jika hal itu terjadi, perjalanan sejarah tidak akan linier, atau akan berulang-ulang dan bahkan mundur atau berhenti di tempat. Itulah perlunya bagi siapapun untuk mempelajari dan memahami dengan benar sejarahnya.

Dalam ajaran agama, Islam misalnya, terkait menghormati para pendahulu, diajarkan sedemikian jelas. Dalam kitab suci al Qur'an banyak nama-nama para nabi dan rasul disebutkan sejarahnya. Umat Islam tidak saja mengetahui nama nabinya, tetapi juga sejumlah nabi lainnya, misalnya Nabi Adam, Idris, Nuh, Hud, Shaleh, Ibrahim, Musa, Isa, dan seterusnya. Demikian pula dalam pelaksanaan kegiatan ritual, setelah menyebut nama Muhammad saw., segera juga menyebut nama Ibrahim. Hal demikian itu menjadi pelajaran tentang betapa agama mengajarkan pentingnya mengingat sejarah para pendahulu.

Namun sayangnya, banyak pendahulu dalam sejarah tidak saja dilupakan, tetapi juga sengaja ditinggalkan. Padahal ada pepatah yang sedemikian indah mengatakan bahwa, bangsa besar adalah mereka yang tidak pernah melupakan tokoh sejarahnya. Bangsa Indonesia, sebagai bangsa besar, yang sudah merdeka lebih dari 70 tahun, seharusnya selalu ingat dan mampu menghargai terhadap semua para pejuang dan pahlawannya, tanpa terkecuali. Wallahu a'lam

(Author)


Berita Terkait


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Jalan Gajayana No. 50 Malang 65144
Telp: +62-341 551-354 | Email : info@uin-malang.ac.id

facebook twitter instagram youtube
keyboard_arrow_up