Islam mengajarkan tiga aspek pada diri manusia, yaitu spiritual, intelektual, dan profesional, supaya dikembangkan secara seimbang. Kegiatan spiritual supaya dilakukan pada sepanjang waktu, melalui berdzikir atau mengingat Allah. Disebutkan di dalam al Qur'an pada surat Ali Imran ayat 190, bahwa ingat Allah hendaknya dilakukan ketika sedang berdiri, duduk, dan berbaring. Masih merupakan kegiatan spiritual lainnya adalah shalat, setidaknya dilakukan sebanyak lima kali dalam sehari semalam.
Mengingat agaknya berbeda dari menyebut. Mengingat dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Seseorang yang sedang bekerja atau melakukan apa saja dapat dilakukan dengan mengingat sesuatu. Dengan demikian, Allah selalu disertakan dalam berbagai aktifitas dengan cara mengingat itu. Bahkan dengan selalu mengingat Allah, maka perbuatan menjadi terkontrol, ditimbang manfaat dan mudharatnya. Orang yang sedang melakukan perbuatan yang tidak semestinya, sebenarnya adalah oleh karena tidak sedang mengingat Allah dan Rasul-Nya.
Berbeda dari mengingat adalah mengucapkan atau menyebut. Menyebut memerlukan gerak bibir, sehingga tatkala seseorang sedang mengerjakan sesuatu, mengajar atau berbicara misalnya, tidak akan dapat dilakukan. Seorang guru ketika mengajar, hatinya dapat mengingat Allah, tanpa mengganggu pekerjaan yang dilakukannya itu. Bahkan pekerjaan seseorang akan menjadi semakin berkualitas oleh karena dilakukan dengan mengingat Dzat Yang Maha Kuasa, Maha Besar, Maha Suci, Maha Kasih Sayang, dan sifat-sifat mulia lainnya.
Selanjutnya, Islam juga mengajarkan agar manusia mengembangkan intelektual seluas-luasnya. Akal sedemikian penting dalam berbagai aktifitas. Banyak sekali ayat al Qur'an menyebut tentang betapa pentingnya seseorang menggunakan akalnya. Orang yang tidak menggunakan akalnya disebut bodoh. Islam mengajarkan agar kebodohan disingkirkan sejauh-jauhnya. Itulah sebabnya, islam mendorong umat manusia mengembangkan ilmu pengetahuan secara tidak terbatas, atau seluas-luasnya, dan hendaknya dilakukan sejak dari ayunan hingga masuk ke liang lahat. Dengan demikian, Islam memandang betapa pentingnya ilmu pengetahuan seharusnya dimiliki dan dikembangkan oleh siapapun. Islam melalui Al Qur'an menganjurkan agar manusia memikirkan penciptaan langit maupun bumi.
Terkait dengan konsep profesional, Islam mengajarkan tentang amal shaleh dan juga ikhsan. Beramal sama artinya dengan bekerja, sedangkan shaleh dapat dimaknai dengan tepat, sesuai, berkualitas dan atau terbaik. Bahkan Islam juga memiliki konsep ikhsan, yang artinya adalah terbaik. Tatkala memilih di antara yang baik-baik, sesuai dengan konsep ikhsan itu, maka hendaknya memilih yang terbaik. Ukuran terbaik, tentu harus dimaknai secara luas, mendalam, dan menyeluruh, yakni terbaik dalam berbagai perspektifnya.
Terkait dengan konsep profesional atau beramal shaleh, Nabi mengajarkan agar sesuatu pekerjaan hendaknya dikerjakan oleh ahlinya. Diingatkan, manakala sesuatu pekerjaan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka agar ditunggu kehancurannya. Mendasarkan pada ajaran itu, seharusnya umat Islam berusaha membiasakan untuk membangun jiwa profesionalisme, agar menghasilkan karya-karya terbaik. Islam seharusnya berhasil ditampakkan sebagai agama yang mengembangkan ketiga aspek secara seimbang, yaitu spiritual, intelektual dan sekaligus profesional. Wallahu a'lam