Di sudut-sudut kota.
Di sejajaran pojok-pojok desa.
Di sawah dan juga hutan belantara.
Di gedung-gedung tinggi dan di rumah.
Mencari bersama-sama seluruh manusia sedunia.
Seringkali jatuh di jalan tak sampai tinggal luka.
Terperangkap jerat dunia kehormatan dan sanjungan sesama.
Seolah sudah jauh meski tersesat ke selokan tepi jalan raya.
Berhenti tiada jalan lagi.
Bukan seperti Sana'i dan Rumi.
Jalan terus disusuri sampai nanti.
Berjibaku dan bahkan sampai menari.
Menanti suluh lampu dapat terus menerangi.
Menjadi iluminasi tanpa gelap yang menyelimuti.
Wahai orang-orang yang telah sampai seperti para sufi.
Mencari yang hakiki jauhkan iri dan dengki dari diri.
Injakkan kaki berjalan di karpet hijau nan penuh inisiasi.
Para pencari tergoda.
Diri penuh sak wasangka cela.
Sebut-sebut jasa yang dibangun lama.
Bisa terus urai duka tak sampai hanya cerita.
Bau busuk cedera menganga tanpa berhenti dan jedah.
Tujuan abadi.
Pencarian tak pernah berhenti.
Yang Esensi dan Yang Substansi.
Bersatu hilangkan ragu sampai mati.
Jangan sampai hanya kulit yang dicari.
Terpatri dalam hati ruang tempat menyendiri.
Hanya Dia saja segala diarahkan tanpa kecuali.
Harta, jabatan, kehormatan, pangkat apalagi.
Semua halangan dan cabaran perlu dihindari.
Agar semua tujuan abadi bisa menjadi sampai.
Probolinggo, 12-03-2018
'Abd Al Haris Al Muhasibiy