Kemaren dari Jakarta.
Naik pesawat terbang Garuda.
Melihat film KARTINI sangat luar biasa.
Menangis melihat perjuangan kaum hawa.
Persamaan hak-hak sebagai seorang manusia.
Meski belajar dari perempuan-perempuan Belanda.
Tidak masalah bisa saja mereka lebih baik dari tradisi Jawa.
Waktu masih di era lama yang sangat mengungkung wanita.
Meski kini perempuan sudah tidak jadi subordinasi.
Dengan gerakan gender yang kadang berlebih.
Tetap saja upayakan tidak ada sublimasi transformasi.
Perempuan dipandang sebagai manusia utuh tanpa kecuali.
Jangan ada lagi kultur yang justru kontradiksi.
Apalagi jika melihat pandangan gender yang islami.
Emansipasi.
Kodrat sesuai takdir ilahi.
Merupakan ciptaan yang sudah sesuai.
Dengan jiwa dan juga harus sesuai body.
Apakah jika laki-laki main tinju perempuan juga boleh.
Sudahkah diadakan kajian dengan cara kita meneliti.
Bukan hanya impor dari Barat dan Timur yang kadang tidak sesuai.
Lebih baik harus dibangun berdasar teks dan konteks kini.
Bukan ikut-ikutan yang nanti justru bisa saja jadi berabe.
Jangan hanya karena mega proyek yang datang bertubi-tubi.
Jelang hari Kartini.
Bisa saja adakan diskusi.
Dengan tema emansipasi islami.
Bukan karena rasa iri lalu sulut emosi.
Dengan tanpa bertanggung jawab lalu pergi.
Ke lubang buaya hanya meniru Barat dan nanti jadi rugi.
Sulit beri analisis, alasan dan juga beri argumentasi.
RA. Kartini.
Aku terimakasih.
Malang, 18-04-2018
'Abd Al Haris Al Muhasibiy