Hari jumat pagi.
Dies Natalis UIN Maliki.
Mengingat dan memperingati.
Menjadi sebuah institusi bergengsi.
Dari FT IAIN, STAIN lalu menjadi UIN Maliki.
Transformasi sebagai proses menjadi histori.
Terus tumbuh dan berkembang tanpa berhenti.
Semua para tokoh dan yang lain mempunyai kontribusi.
Kini sudah waktunya.
Merealisasikan cita-cita mulia.
Menghasilkan alumni menjadi ulama cendikia.
Menguasai ilmu atau teknologi juga menguasai agama.
Mempunyai distingsi atau daya pembeda dengan lainnya.
Meski ahli kimia atau fisika atau kedokteran tapi ulama.
Bisa membaca kitab kuning tetapi bisa rumuskan ilmu eksakta.
Menguasai ilmu agama bekal untuk dakwah sebarkan agama.
Cita-cita didirikan IAIN, STAIN dan UIN Malang Raya.
Sebagai yang digagas para kiyai diawal berdirinya.
Cita-cita harus direalisasi.
Meski belum semua bisa mengikuti.
Sebagian mahasiswa telah siap berpartisipasi.
Dengan latar belakang prodi beda tetapi mereka menguasai.
Materi kitab kuning dengan cara baca yang mumpuni.
Mereka akan dididik selama empat tahun di Ma'had UIN Maliki.
Diharap keluar menjadi sarjana sekaligus juga kiyai.
Intekektual-ulama yang siap mengabdi untuk negeri.
Demi kejayaan negara dan bangsa karena ilahi.
Mereka akan belajar filsafat, SPI, fikih dan bahsul masail di MBI.
Membiasakan zikir dalam Majelis al Zikir wa al Ta'lim UIN Maliki.
Praktik di laboratorium Al Qur'an setiap hari untuk direalisasi.
Dies Natalis ini.
Momentum tersendiri.
Melanjutkan realisasi visi.
Institusi menghasilkan alumni.
Jadi ulama cendikiawan mumpuni.
Selamat Dies Natalis UIN Maliki.
Malang, 22-06-2018
'Abd Al Haris Al Muhasibiy