Tampaknya sudah.
Bekal siap untuk dibawa.
Kapal Nuh berangkat ke sana.
Tujuan utama tempat menghela.
Menjadikan mercusuar rujukan dunia.
Pengelola candradimuka didik manusia.
Menjadi impian semua yang tergila-gila.
Kapal Nuh mengikuti.
Tradisi kapal-kapal teruji.
Tidak lagi menyimpan sepi.
Semua alam sudah jadi terperi.
Bukan lagi melihat ke kanan ke kiri.
Menuju terus ke depan tanpa berhenti.
Penumpang siaplah.
Jangan banyak berbicara.
Kapal Nuh sudah siap di muka.
Semua kan ditinggal meski keluarga.
Kapal Nuh tidak lagi melihat siapa-siapa.
Asal tujuan menjadi tercapai dengan segera.
Tanpa hitung berapa biaya yang habis dibawa.
Kapal Nuh kini.
Sudah menjadi teliti.
Siapa yang bisa menyertai.
Dengan tekadnya sepenuh hati.
Mereka terus akan selalu menemani.
Mengontrol dan juga akan selalu meladeni.
Ke arah tujuan yang memang akan menjadi saksi.
Wahai saudara sekeluarga.
Jangan sampai ditinggal begitu saja.
Ikuti jalan ke puncak dengan kapal Nuh yang setia.
Biar gelombang menerjang takkan bisa jatuh berubah.
Kapal Nuh berhenti.
Jika semua pekerjaan selesai.
Nakhada turun dan berganti-ganti.
Kapal Nuh terus jalan sambil menanti.
Kapal Nuh akan bisa bersandar jika bubar.
Malang, 1 Juni 2018
'Abd Al Haris Al Muhasibiy