Siapa saja boleh berharap jadi.
Khofifah dan Emil atau Gus Ipul dan Puti.
Mereka sudah diseleksi dan juga mumpuni.
Para pendukung sudah kampanye bersama atau sendiri.
Menguras keringat dengan menerapkan strategi.
Bahkan ada juga yang menggunakan cara berlebih.
Dengan kerahkan apa saja yang dimiliki terutama IT.
Menurut saya semua harus menyadari.
Siapa pun yang jadi harus kita hormati dan ikuti.
Jangan sampai membuat tidak nyaman dan tidak damai.
Apa lagi para pemilih beragama dan bahkan para santri.
Anggap saja sebuah proses demokrasi yang sedang kita ikuti.
Meskipun proses mungkin belum sempurna tetapi sudah diikhtiyari.
Memilih seorang pemimpin yang memang kita ingini.
Menang dan kalah.
Biasa dan pasti ada hikmah.
Bahkan mungkin menjadi peristiwa.
Dimana Allah menguji paslon keduanya.
Menang dan kalah pasti ada makna dibalik peristiwa.
Jika menang bersyukurlah jika kalah bersabarlah.
Ciptakan saling menerima ketentuan Tuhan Yang Esa.
Semua akan dipertanggungjawabkan kepadaNya.
Mungkin saja sedih.
Mungkin saja juga marah.
Bagi mereka yang merasa kalah.
Tetapi dibalik peristiwa ada hikmah.
Justru mungkin menyelamatkan dan membela.
Dengan cara berfikir positif seperti ini tanda beragama.
Pasrah usai usaha dengan segala metoda atau cara.
Mari nikmati.
Kesempatan memilih.
Satu diantara yang kita yakini.
Bisa membuat umat menjadi terpuji.
Dengan pemimpin baik bisa melayani.
Surabaya, 27 Juni 2018
'Abd Al Haris Al Muhasibiy