Meski jauh jarak Lombok dan Jawa.
Masih terdengar jeritan tangis anak-anak dan orang tua.
Lari berhamburan keluar dan menjauhi rumah-rumah.
Menyelamatkan diri sambil ucapkan la haula wa la quwwata illa billah.
Tetapi banyak anak-anak dan orang tua tidak lagi berdaya.
Tidak bisa selamatkan diri terpaksa menerima takdir Yang Kuasa.
Hembuskan nafas terakhir dengan rela dan akhiri hidup di dunia.
Lombok berduka berpuluh-puluh mayat tergeletak di tanah.
Takdir ilahi rabbi.
Manusia sudah coba pilih.
Berusaha dengan sekuat diri.
Tetap Dia yang tentukan dan akhiri.
Drama kehidupan dengan musibah bertubi.
Mungkin di situ penuh dengan sirri minal asrori.
Hanya Dia Maha Tahu apa pun yang sudah dan akan terjadi.
Lombok yang berduka.
Tangisan anak dan orang tua.
Menyayat hati membuahkan nestapa.
Mereka kehilangan tanah dan rumah-rumah.
Tidak lagi bisa berteduh di tempat-tempat seperti dulu kala.
Mereka terpaksa mengungsi dan hidup sangat sederhana.
Bahkan sebagian mereka tidak lagi mempunya keluarga.
Hidup hanya berharap dari bantuan dari sesama.
Semoga coretan ini.
Bisa menggugah hati sanubari.
Para dermawan dan orang yang peduli.
Kemanusiaan dengan ikhlas bisa berbagi.
Meringankan beban berat anak manusia hadapi hidup ini.
Lombok yang berduka.
Sisakan hati yang penuh nestapa.
Jakarta, 08-08-2018
'Abd Al Haris Al Muhasibiy