Penyakit hati sering terjadi.
Biasa bersemayam di dalam ruhani.
Sulitnnya menerima kenyataan malah mengingkari.
Bahkan sering kali menolak kebenaran meski terbukti.
Berakhir sulit berkomunikasi karena selalu ingin mendominasi.
Hanya dirinya yang paling hebat tidak ada orang yang lebih.
Penyakit hati sering tidak disadari.
Semangkin lama menjadi sangat akut sendiri.
"Fazadahumullah maradla" Allah justru terus menambahi.
Menolak kebenaran dan kebaikan orang lain terus menjadi-jadi.
Seolah benar sendiri bahkan berbalut dengan argumentasi.
Terlihat seperti benar meski penuh kepalsuan tersembunyi.
Sangat perlu manusia evaluasi tanpa henti.
Dengan cara terus memakai metode sufi dengan tazkiyatun nafsi.
Membersihkan dan merawat hati sendiri sepanjang hari.
Dengan memohon ma'unah dan pertolongan kepada ilahi.
Mengoreksi berapa banyak kekurangan yang dimiliki.
Hindari menyalahkan orang lain apalagi suka membuli.
Ya Allah ......begitu terbatas manusia.
Sulit rasanya bisa menjadi baik dan bijaksana.
Kecuali dengan hikmah dan berkah dan tarbiyah Allah ta'ala.
Terus berusaha mendidik jiwa tanpa mengaku-ngaku paling utama.
Selalu menghindari untuk mencela dan menghina kepada sesama.
Lebih baik melihat "jitok sendiri" yang sangat jauh dari al akhlaq al karimah.
Sembari menulis dan membaca puisi.
Sungguh kami mohon pertolongan Engkau ya ilahi.............
Jadikan kami dan para pembaca puisi ini menjadi orang yang sehat ruhani.
Terhindar dari sikap iri dan dengki serta selalu ingin menang sendiri.
Terakhir menjadi orang yang husnul khatimah ketika menjelang dan setelah mati.
Jakarta, 10-02-209
'Abd Al Haris Al Muhasibiy