GEMA-Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC., Ph.D. berbagi Program Kampus Merdeka dalam webinar yang dihelat UIN Malang, Selasa (16/6). Program ini merupakan respon dari situasi terkini dunia pendidikan di tengah pandemi Covid-19 (Corona Virus Disease). Meski hal baru, ia berharap agar program ini berjalan maksimal sehingga tidak ada mahasiswa tertinggal selama pandemi belum mereda.
Ia menyatakan, Kampus Merdeka adalah konsep pembelajaran di perguruan tinggi di tahun akademik 2020/2021 dengan mengusung Experience Learning. Hal ini dilakukan karena belajar di kampus, seperti masa normal, untuk sementara tidak bisa diselenggarakan. “Jadi harus ada solusi yang baik agar pembelajaran tetap maksimal dan tujuan belajar tercapai,” jelas Prof. Nizam.
Ada banyak program kampus, lanjutnya, yang tak bisa dilakukan. Seperti, magang, mengikuti proyek desa, mengajar di sekolah, dan pertukaran pelajar. Sehingga banyak anggaran pendidikan yang akhirnya tak dapat dieksekusi. “Karenanya, alokasi anggaran tersebut dialihkan untuk pengembangan pembelajaran saat Covid-19,” ujarnya
Sebut saja, untuk penguatan jaring pengamanan sosial. Ini dirasa penting karena konsep daring untuk pembelajaran membuat semuanya harus menggunakan data diri. Maka, pengamanan berlapis harus diperkuat agar tidak ada lagi laporan pencurian data oleh pihak ketiga.
Namun, Prof. Nizam menyadari, ada beberapa hal yang tetap tidak bisa dilakukan dalam pembelajaran daring. “Khususnya bagi jurusan-jurusan yang perlu praktikum di laboratorium,” imbuh peraih guru besar di Bidang Teknik Sipil oleh Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta tersebut. Karenanya, praktikum bagi mahasiswa sains tetap dilakukan seperti biasa. Tentunya, ada tahap protokol kesehatan yang harus ditempuh oleh mahasiswa juga laboran sebelum menggunakan laboratorium.
Terakhir, profesor kelahiran Surakarta ini menekankan pada para dosen agar memperhatikan aspek penting saat melaksanakan perkuliahan daring. Pertama, course delivery (penyampaian materi kuliah) tetap harus dilakukan dan dipantau dosen. Kedua, knowledge mastery (penguasaan keilmuan) sepatutnya menjadi perhatian agar jangan sampai ada mahasiswa yang tidak memahami mata kuliah atau bahkan lalai saat kuliah daring. Selanjutnya ialah aspek umpan balik, penilaian, dan ujian yang tetap mengutamakan kecakapan mahasiswa. (nd)