Ka'bah Mengingatkan Pada Empat Tokoh Manusia Utama
Prof. Dr. H. Imam Suprayogo Rabu, 16 April 2014 . in Dosen . 3440 views

Bangunan ka'bah yang selamanya menjadi kiblat bagi kaum muslimin sebenarnya berbentuk sederhana sekali. Bangunan itu berupa segi empat, berada di tengah-tengah pelataran Masjidil Haram. Namun demikian, bangunan mulia itu menjadikan orang merasa haru, bahagia, takut, dan aneka suasana batin lainnya.

Setiap orang yang menjalankan ibadah haji dan atau umrah selalu mengunjungi dan thawwaf di sekeliling ka'bah. Di tempat itu mereka berdoa, memohon, dan merasa dekat pada Allah. Ketika sedang berada di sekitar Ka'bah atau di Masjidil Haram, berbagai persoalan hidup sehari-hari menjadi terlupakan. Pada umumnya, orang ketika berada di tempat suci itu hanya berharap memperoleh ampunan dan kasih sayang dari Yang Maha Kuasa.

Pada setiap kali menjalankan ibadah haji dan atau umrah, dan berada di sekitar Ka'bah, saya selalu teringat pada empat tokoh manusia utama, yaitu Ibrahim as, Siti Hajar, Ismail as, dan Muhammad saw. Keempat tokoh manusia utama itu, dalam sejarah hidupnya, telah berhasil memberi tauladan, bagaimana seharusnya kehidupan ini dijalani.

Nabi Ibrahim as., dikenal sebagai Rasul yang sedemikian hebat perjuangannya di dalam membangun tauhid atau mengenal Allah sebagai tuhannya. Melalui kontemplasi yang mendalam dan dilakukan secara terus menerus, akhirnya ia berhasil mengenal siapa Tuhan yang sebenarnya. Kisah Ibrahim di dalam pencaharian tuhan itu diabadikan di dalam al Qur'an. Sedemikian kokoh ketauhidan Ibrahim as., sehingga oleh Allah ia dikaruniai sebutan Kholilullah.

Tauhid yang kokoh itu menjadikan Ibrahim, as., selalu pasrah, taat, dan menjalankan terhadap apapun yang diperintahkan-Nya. sekalipun berat dan bahkan bagi manusia biasa terasa tidak manusiawi. Ketika ia diperintah oleh Allah untuk meninggalkan Siti Hajar yang hanya bersama anaknya, ------Ismail, yang ketika itu masih bayi, di tengah padang pasir bebatuan yang tidak terdapat makanan dan seorang pun sebagai penolongnya, maka ia segera tunaikan.

Selanjutnya, setelah Ismail dewasa, dan keduanya bertemu kembali di Makkah, orang yang berjasa membangun kembali Ka'bah itu mendapatkan ujian yang lebih berat lagi. Melalui mimpinya, Ibrahim diperintah oleh Allah agar menyembelih putra kesayangannya itu. Tanpa ragu, perintah itu ditunaikan, sekalipun akhirnya, ------dalam kisah itu, tubuh Ismail digantikan dengan domba, sehingga anak kesayangannya itu terselamatkan. Bagi Ibrahim, apapun dan betapa beratnya perintah Allah tetap ditunaikannya.

Manusia utama kedua yang saya ingat terkait ka'bah adalah Siti Hajar. Wanita sholikhah yang sekaligus berstatus sebagai isteri Nabi Ibrahim as., berhail menangkap ajaran tauhid dari suaminya. Sekalipun Siti Hajar sebelum menjadi isteri Ibrahim hanyalah berstatus sebagai budak berkulit hitam yang kebetulan dibawa serta dari Mesir ke Palestina, bersama Siti Sarah,------isteri Ibrahim yang pertama, ternyata juga berhasil membangun jiwa tauhid dan tanggung jawab yang luar biasa kokohnya.

Keimanan Siti Hajar dapat dibuktikan, ------di antaranya, dari keikhlasannya ketika ditinggal pergi oleh suaminya untuk memenuhi perintah Tuhan, sekalipun ia hanya bersama bayinya di tengah gurun pasir bebatuan. Ia menyerah, apapun keadaannya dijalani olehnya. Rasa tanggung jawab tampak dari kisahnya, ia dalam keadaan sendirian harus berlari berulang kali dari satu bukit ke bukit lainnya, tanpa rasa lelah, mencari air minum untuk menyelamatkan bayinya.

Kisah perjuangan Ibrahim dan Siti Hajar menjadi lengkap setelah ditambah dengan kisah Ismail, seorang rasul, dan juga sekaligus putra kesayangan suami isteri itu. Tatkala mendapatkan keterangan dari ayahnya,----Ibrahim, bahwa melalui mimpi, Allah memerintahkan untuk menyembelihnya, lagi-lagi Ismail pasrah, agar perintah dari Dzat Yang Maha Kuasa itu segera ditunaikannya. Kisah yang mengerikan itu juga diabadikan di dalam al Qur'an.

Terakhir, tokoh ke empat manusia utama yang selalu diingatkan oleh adanya bangunan ka'bah adalah Muhammad saw. Rasul terakhir ini telah berhasil membangun sebuah tatanan kehidupan ideal secara menyeluruh, atau disebut sebagai peradaban yang tinggi sehingga menjadi tauladan bagi umat manusia lain setelahnya. Nabi Muhammad sukses membangun masyarakat Madinah dalam berbagai aspeknya.

Umpama saja, kaum muslimin dalam berkiblat ke Ka'bah, tidak saja dimaknai tatkala sedang menjalankan sholat, melainkan juga dalam segala segi kehidupan, maka tatan kehidupan kaum muslimin akan menjadi sangat ideal. Maksudnya, berkiblat ke Ka'bah, seharusnya dalam semua hal, baik jiwa, pikiran, dan tindakan, selalu mengacu kepada ke empat tokoh manusia utama dimaksud dalam berbagai aspeknya.

Manakala berkiblat selalu dimaknai sebagaimana dikemukan tersebut, maka kehidupan ini akan menjadi sangat ideal. Namun sayangnya, tidak sedikit di antara kaum muslimin melupakan kisah ke empat tokoh manusia utama dimaksud. Sekalipun mengaku sedang berkiblat ke Ka'bah, ternyata kisah kehidupan ideal ke empat tokoh manusia utama itu belum selalu diingat dan dijadikan sebagai pedoman hidup sehari-hari. Wallahu a'lam.

(Author)


Berita Terkait


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Jalan Gajayana No. 50 Malang 65144
Telp: +62-341 551-354 | Email : info@uin-malang.ac.id

facebook twitter instagram youtube
keyboard_arrow_up