GEMA-Fakultas Sains dan Teknologi (Saintek) UIN Maliki Malang menggelar workshop Penyusunan Satuan Acara Pembelajaran (SAP) Berbasis Integrasi Sains dan Islam dengan mengusung tema  Membangun Paradigma Integrasi Sains dan Islam di Perguruan Tinggi Islam.

Acara yang bertempat di Auditorium Lt.4 Fakultas Saintek tersebut menghadirkan beberapa pakar integrasi sains dan Islam, di antaranya Guru Besar bidang Teknologi Komputer Intitut Pertanian Bogor (IPB) Kudang Boro Seminar, Direktur International Institute of Islamic Thought South East Asia Mochammad Siddik, Dosen Fisika Teori Intitut Teknologi Sepuluh November Agus Purwanto, Dekan Fakultas Saintek UIN Maliki Malang Bayinatul Muchtaromah, Dosen UIN Maliki Malang Nasichuddin, Wakil Rektor I UIN Maliki Malang Zainuddin, dan Dosen Universitas Ibn Khaldun Bogor Nirwan Syafrin sebagai narasumber (12/6).

Menanggapi hal tersebut, Dekan Fakultas Saintek Bayyinatul Muchtaromah mengatakan bahwa, salah satu program pokok universitas yaitu adanya integrasi sains dan Islam. “Untuk itu Fakultas Saintek yang notabane dinaungi oleh universitas Islam ingin menjadikan UIN Maliki menjadi kampus yang memiliki kekuatan integrasi sains dan Islam,” jelas dosen asal Sidoarjo itu. Salah satunya yaitu melalui workshop Penyusunan Kurikulum Berbasis Sains dan Islam. “Pembuatan SAP ini adalah kelanjutan dari tahun sebelumnya yang telah melakukan pembuatan silabus,” terangnya.

Diharapkan nantinya ada pembuatan buku ajar kurikulum berbasis Islam yang merujuk pada al Quran sebagai sumber atau bahan untuk membuat silabus tersebut. Menurut Bayyin, Quran dan hadits merupakan sumber inspirasi yang menjadi latar belakang, dan memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari sains itu sendiri.

Beberapa pengembangan integrasi sains dan Islam juga diadakan oleh Fakultas Saintek. “Kajian-kajian integrasi sains dan Islam yang pematerinya berasal dari dosen maupun mahasiswa, di sana mempelajari tafsir, isi, dan kandungan al Quran,” jelasnya. (js/ic)