Prestasi Nalar Manusia Modern
Prof. Dr. H. Imam Suprayogo Minggu, 19 Oktober 2014 . in Dosen . 1051 views

Mungkin oleh karena beberapa bulan terakhir ini, saya banyak bepergian, maka muncul renungan tentang kekuatan nalar manusia modern. Dua bulan terakhir ini, saya melakukan perjalanan ke beberapa kota besar, seperti ke Doha, Jedah, Khortum, Dubai, Teheran, dan lain-lain. Di tengah perjalanan dan juga di kota-kota yang saya singgahi, saya melihat perkembangan hasil-hasil ilmu pengetahuan dan teknologi yang luar biasa.

Di perjalanan misalnya, -------di pesawat terbang, saya melihat hasil nalar manusia sudah sedemikian hebat. Jarak yang dulu menjadi halangan orang untuk bepergian, sekarang hal itu sudah bisa ditaklukkan. Dulu, orang hanya akan pergi dari Jawa ke luar Jawa saja, memelukan waktu berminggu-minggu. Selain itu, bepergian antar pulau saja dianggap sebagai sesuatu yang sulit dan berat. Oleh karena itu harus dipersiapkan dalam waktu yang lama.

Berbeda dengan dulu, sekarang ini keadaannya sudah berubah. Jangankan bepergian antar pulau, antar benua saja sudah bukan merupakan hal yang sulit dibayangkan. Dengan pesawat terbang, orang pada hari ini tampak di Asia, besuk di Australia, lusa di Afrika, hari berikutnya di Eropa, dan seterusnya, di Rusia, di Amerika, dan akhirnya kembali ke Asia lagi. Hal demikian itu bukan perkara sulit, asalkan kondisi badan yang bersangkutan sehat, memiliki biaya untuk membeli tiket pesawat terbang dan biaya lainnya.

Begitu modernnya pesawat terbang sekarang ini, di atas udara para penumpangnya bisa duduk, tidur, buang air kecil atau air besar, makan, minum, dan lain-lain. Di dalam pesawat terbang itu juga, para penumpang bisa menikmati berbagai jenis hiburan yang disediakan. Selain itu, mereka secara detail bisa mengetahui, sedang berjalan dalam ketinggian berapa, sedang di atas kota apa, kecepatan berapa mill, berapa suhu udara, jam berapa akan nyampai di tujuan, dan bahkan dari menit ke menit keadaan sebagaimana disebutkan dimuka bisa diketahui dengan jelas.

Kemajuan yang sama juga diraih oleh manusia modern dalam penyediaan sarana komunikasi. Sekarang ini, mau berkomunikasi dengan siapa saja, tanpa batas tempat dan waktu, sudah bisa dilakukan, baik dengan suara, tulisan, maupun gambar. Orang yang masing-masing berada di benua yang berbeda bisa bercakap-cakap, saling melihat, dan juga berkirim tulisan, gambar atau catatan yang diperlukan. Sarana itu sekarang bisa dimiliki oleh sem ua kalangan, baik orang kota hingga orang-orang yang berdomisili di pedesaan, pinggir laut atau di pegunungan sekalipun.

Semua itu adalah hasil kerja nalar, otak, atau pikiran manusia. Lewat kegiatan penelitian, eksperimentasi, dan kerja otak, manusia telah menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian hebat, yang hal itu belum pernah diraih oleh manusia pada zaman dahulu. Dengan demikian, prestasi manusia berupa ilmu pengetahuan dan teknologi modern sudah sangat luar biasa. Apa yang dahulu masih merupakan khayalan atau angan-angan, maka sekarang sudah berhasil dibuktikan. Puluhan tahun yang lalu, bilamana orang berbicara bahwa suara, tulisan, dan gambar bisa dikirim antar benua belum tentu dipercaya, maka sekarang semua orang bisa melakukannya sendiri.

Namun sayangnya, belum semua bangsa berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi semodern itu. Hanya bangsa-bangsa tertentu, yakni mereka yang telah gigihl melakukan penelitian, eksperimentasi, dan penalaran yang mendalam, hingga kemudian menghasilkan ilmu pengetahuan dan karya-karya yang hebat itu. Sementara itu lainnya, masih banyak yang sekedar menjadi konsumen, dan bahkan sebatas mengoperasionalkan saja masih gagap, dan perlu dilatih dalam waktu yang lama.

Bangsa yang belum mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagaimana digambarkan secara singkat di muka, tentu akan semakin tertinggal. Bahkan, tidak saja tertinggal, tetapi juga akan tergantung dan selalu kalah bersaing dalam berbagai bidang lainnya, baik dalam bidang ekonomi, politik, pendidikan, sosial, dan lain-lain. Kita sadari, bangsa Indonesia masih tergolong yang tertinggal itu. Oleh karena itu, sekalipun kaya sumber daya alam, bangsa ini masih harus mengakui kalah bersaing dengan negara-negara maju yang sudah terlebih dahulu berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta nalarnya itu.

Oleh karena itu beban bangsa ini, akan semakin berat dan semakin jauh tertinggal manakala tidak mampu melakukan lompatan-lompatan jauh. Untuk itu diperlukan strategi, siasat, atau cara cerdas untuk mengejar ketertinggalan itu. Salah satu cara yang seharusnya ditempuh adalah harus ada prioriitas, atau multi policy dalam mengambil kebijakan. Pemerataan adalah perlu, akan tetapi mengejar ketertinggalan juga harus dilakukan. Mengambil pendekatan kuantitas memang perlu, tetapi pada bagian lain juga harus berpikir kualitas.

Bangsa ini tidak boleh tertinggal, apalagi tertinggal prestasinya di dalam berpikir dan berkarya. Islam, agama yang dipeluk oleh mayoritas bangsa ini, lewat kitab suci dan tauladan nabinya, memerintahkan dan sekaligus mengajarkan agar selalu berpikir, melihat, membaca, dan juga menciptakan sesuatu yang baru. Tentu anjuran itu dimaksudkan agar tidak tertinggal oleh umat lainnya. Umat Islam di zaman modern inipun harus benar-benar berhasil menjadi tauladan dan unggul dalam berbagai kebaikan, tidak terkecuali di dalam mengembangkan nalarnya. Wallahu a'lam.

(Author)


Berita Terkait


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Jalan Gajayana No. 50 Malang 65144
Telp: +62-341 551-354 | Email : info@uin-malang.ac.id

facebook twitter instagram youtube
keyboard_arrow_up