AICIS 2016: Ciri Utama Islam Indonesia
Abadi Wijaya Rabu, 2 November 2016 . in Berita . 2203 views
1071_aicis.jpg
GONG: Menteri Agama RI, Dr. Lukman Hakim Saifuddin meresmikan AICIS 2016 di Ballroom Hotel Novotel, Bandar Lampung (foto: Lampost-Ikhsan)

GEMA-IAIN Raden Intan Lampung tahun ini menjadi tuan rumah Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS). Acara dilaksanakan di dua tempat berbeda. Opening yang diresmikan langsung oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin bertempat di Ballroom Hotel Novotel, Bandar Lampung, Selasa (1/11). Selanjutnya, seluruh rangkaian acara bertempat di kampus IAIN Raden Intan.

Dalam sambutannya, Lukman Hakim Syaifuddin menyampaikan pemikirannya tentang umat Islam di Indonesia. Menurutnya, Islam Indonesia memiliki tiga ciri utama. Pertama, moderasi Islam dengan paham moderat. Muslim Indonesia menjunjung tinggi toleransi karena hidup di negara dengan enam agama yang diakui. “Umat Islam di Indonesia tidak boleh berlaku ekstrim. Kehidupan antar umat beragama harus seimbang,” jelasnya.

Kedua, lanjut menteri dua periode ini, kaum muslimin sangat menjaga tradisi terdahulu. Pasalnya, warga nusantara sangat menjaga tradisi tempat tinggalnya. “Sehingga nilai-nilai Islam tetap masuk secara inklusif dalam tradisi tersebut,” imbuh suami dari Trisna Willy tersebut.

Terakhir, Lukman menyatakan bahwa umat Islam Indonesia memiliki paham akan kecintaan pada tanah air. Keduanya, agama dan negara, tak dapat dipisahkan. “Inilah yang jadi kekhasan umat muslim di negara kita,” tuturnya.

AICIS yang sudah berlangsung 16 kali ini mengangkat tema Kontribusi Islam Indonesia untuk Peradaban Islam Dunia. Panitia, layaknya tahun sebelumnya, juga mengundang pemakalah dari para cendekiawan muslim.

TAHUN INI AICIS DISERBU 1692 PEMAKALAH

Sejak awal pelaksanaannya, AICIS dimaksudkan untuk membuka pemikiran dunia tentang umat Islam. Karenanya, meski diadakan di Indonesia, peserta ialah akademisi yang berasal dari beberapa negara. Seperti negara tetangga (Singapura, Malaysia, dan Brunei), Filipina, Tunisia, Australia, Mesir, hingga Inggris.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kamaruddin Amin menyatakan antusiasme peserta terlihat dari jumlah makalah yang diterima panitia. Hingga deadline, tercatat 1692 makalah berlomba untuk dipresentasikan dalam ajang ilmiah tersebut. “Padahal, panitia hanya menerima 224 makalah,” infonya.

Selanjutnya, panitia akan menyortir makalah yang diterima dalam dua kategori. Amin menjelaskan, kategori A ialah makalah yang akan dimasukkan dalam jurnal internasional dan terindeks Scopus. Sedangkan kategori B terpublikasi di jurnal nasional.

AICIS 2016 juga menyelenggarakan kegiatan pendukung lain. Di antaranya, Forum Rektor/Pimpinan PTKI, Forum Direktur Pascasarjana, Pameran Karya Tulis Ilmiah Dosen, Ekspos Jurnal Terakreditasi Nasional dan Internasional, serta Dialog Interaktif.

Dalam dialog interaktif, panitia mengundang beberapa cendekiawan. Yaitu, Dr. Minako Sakai (UNSW), Prof. Thomas Lindgren (Universitas Umea, Swedia), Dr. Kevin W. Fogg (Universitas Oxford), Habiburrahman el Shirazy (Novelis dan Tokoh Humanis Indonesia), Dr. Muhammad Hadi bin Muhammad Melayong (Brunei Darussalam), Prof. Magdy Behman (Estern Mennonite University, USA), Prof. Dr. David Carter (University of Canberra, Australia) Prof. Dr. Monchef Ben Abdel Jelil (University de Saosa Tunisia), Prof. Dr. Sumanto al Qurtubi (King Fahd University of Petroleum and Minerals, Saudi Arabia), Dr. Annabel Teh Gallop (British Library), Prof. Wan Mohd Nor Wan Daud (ISTAC Malaysia), dan Prof. Bhajan Grewal (Victoria University). (aj/nd)

(Ajay)


Berita Terkait


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Jalan Gajayana No. 50 Malang 65144
Telp: +62-341 551-354 | Email : info@uin-malang.ac.id

facebook twitter instagram youtube
keyboard_arrow_up