HUMAS UIN MALANG, (13/12) – Kemeriahan The East 2024 menyuguhkan drama berjudul Tangled, berhasil menyedot perhatian ratusan mahasiswa dari berbagai kampus di Malang. Acara yang diselenggarakan oleh mahasiswa TBI semester 5 ini melibatkan dosen-dosen Tadris Bahasa Inggris (TBI) sebagai pembimbing dan pendukung utama.
Dengan alur cerita yang menyentuh, Tangled memberikan pesan moral yang kuat: Keluar dari zona nyaman adalah kunci untuk menemukan potensi diri yang sesungguhnya. Penonton terinspirasi oleh perjalanan Rapunzel, yang berani meninggalkan menaranya dan menemukan dunia baru penuh pengalaman luar biasa.
Acara ini dibuka dengan sambutan hangat dari Mr. Harir Mubarok, M.Pd, dosen pengampu mata kuliah Exploring Drama. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan: “Mata kuliah Exploring Drama ini tidak hanya memenuhi kurikulum prodi kita, tetapi juga mengajarkan bagaimana drama dapat diintegrasikan dengan pendidikan. Kelak, sebagai guru, kita bisa menggunakan drama ini sebagai strategi dan media untuk mengajarkan bahasa Inggris.”
Kehadiran drama ini menunjukkan bahwa seni dapat menjadi media pembelajaran yang efektif sekaligus menghibur. Penampilan para mahasiswa mampu memukau penonton dengan akting yang memikat, dialog berbahasa Inggris yang fasih, dan pesan moral yang relevan.
Tidak hanya memanjakan mata, The East 2024 juga menjadi ajang pembelajaran yang berkesan bagi seluruh hadirin. Antusiasme penonton membuktikan bahwa acara ini tidak hanya menarik, tetapi juga memiliki nilai edukasi yang tinggi.
“Ini adalah pengalaman luar biasa! Saya benar-benar merasa terinspirasi oleh pesan dari Tangled,” ujar salah satu mahasiswa dari kampus lain yang hadir sebagai penonton.
Dengan suksesnya acara ini, The East 2024 diharapkan menjadi tradisi tahunan yang terus membawa inovasi, inspirasi, dan manfaat bagi pendidikan dan seni.
HUMAS UIN MALANG – Pelepasan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Mandiri - Integrasi FKIK 2024 berlangsung meriah di gedung ITC Kampus 3 pada tanggal 16 Desember 2024.
Kegiatan ini dihadiri oleh 186 mahasiswa angkatan pertama yang akan melayani calon jamaah haji dengan tema "Pembinaan Masa Tunggu Calon Jamaah Haji untuk Istiha'ah Kesehatan." Dekan FKIK yang diwakili oleh Ahmad Nasihuddin, MA., dalam sambutannya mengatakan, “Selain belajar kesehatan, mahasiswa juga perlu memahami aspek keagamaan dalam kegiatan jamaah haji.”
Acara ini juga dihadiri oleh Kepala Kementerian Agama, Dinas Kesehatan, seluruh Kepala Puskesmas di wilayah Kota Batu, dan KBIH di Kota Batu. Kehadiran dosen pembimbing lapangan KKM menambah semangat mahasiswa dalam menjalankan tugas mereka. Program HIPE yang dipimpin oleh Dr.dr. Ermin Rachmawati, M.Biomed, berharap program KKM Mandiri - Integrasi pertama ini dapat bermanfaat bagi calon jamaah haji untuk mencapai kondisi istitha'ah dan semakin memperkuat kolaborasi antara FKIK, Kementerian Agama Kota Batu, dan Dinas Kesehatan Kota Batu.
Machsun Zain, S.Ag., M.Si., dari Kementerian Agama Kota Batu, menyampaikan apresiasi terhadap kerjasama FKIK UIN Malang. “Kami ucapkan terima kasih kepada FKIK UIN Malang atas MoU yang telah dilakukan. Pengecekan kesehatan bagi jamaah haji sangat penting sebelum mereka berangkat ke Arab Saudi,” ujarnya. Ia menekankan bahwa kesehatan jamaah harus dipastikan satu tahun sebelum keberangkatan untuk menjaga istitha'ah kesehatan. Selain itu, mahasiswa akan melakukan kunjungan ke lima wilayah PKM di Kota Batu, yaitu Beji, Batu, Sisir, Junrejo, dan Bumiaji, untuk memberikan layanan kesehatan kepada calon jamaah haji.
Ketua LP2M UIN Malang, Prof. Dr. Agus Maimun, M.Pd., menjelaskan bahwa program KKM kali ini melibatkan dua kegiatan utama: kemasyarakatan dan keagamaan. “Kegiatan ini mencakup program-program yang telah diprogramkan oleh FKIK, seperti khotmil Quran dan kegiatan sosial lainnya,” jelasnya. Ia menekankan pentingnya pengabdian kepada masyarakat sebagai miniatur kehidupan di masa depan.
Dengan semangat dan komitmen yang tinggi, mahasiswa FKIK siap menjalankan tugas mulia ini demi kesehatan dan kesejahteraan calon jamaah haji di Kota Batu.
HUMAS UIN MALANG - Menteri Agama (Menag) RI, Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, Minggu (15/12), memaparkan enam gagasan utama untuk memberantas korupsi di Indonesia. Pasalnya, aturan-aturan sebelumnya dinilai belum mampu menurunkan kasus korupsi di Indonesia.
Menurutnya, penguatan regulasi dan kolaborasi antar lembaga ini sangat dibutuhkan untuk menciptakan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran Kementerian Agama. Prof. Nasaruddin juga mendorong pendidikan anti-korupsi di pesantren dan institusi pendidikan Islam, serta peningkatan peran masyarakat dalam pengawasan kebijakan publik.
Dua hal yang disoroti Menag, menghasilkan enam gagasan utama. Diantarannya, pertama, agama dari mitos jadi etos. Menurutnya, semakin dekat umat dengan ajaran agamanya, pasti semakin aman negeri ini. Akan tetapi, semakin berjarak umat dengan ajaran agamanya, pasti risikonya banyak sekali.
Prof. Nasaruddin mengatakan, "Tantangan kita, bagaimana mengartikulasikan agama dalam kehidupan sehari-hari. Agama, dari mitos diangkat menjadi sebuah logos yang bisa diukur, lalu menjadi sebuah etos. Jadi dari logos menjadi etos yang basic-nya adalah mitos," katanya.
Ia sependapat dengan Sosiolog Agama, Max Weber, mengatakan tidak mungkin kita bisa mengubah suatu perilaku tanpa mengubah sistem etos, etika masyarakat. Maka tidak mungkin kita bisa mengubah etika, tanpa melakukan peninjauan terhadap teologi masyarakat.
Poin kedua, menjadikan korupsi musuh bersama yang harus diperangi. Kita perlu satu bahasa. Bagaimana menjadikan korupsi sebagai suatu kejahatan publik, kejahatan massif dan menjadi satu hal yang perlu kita musuhi bersama
"Saya bukan malaikat. Tokoh agama juga bukan malaikat. Tapi mari kita memberikan tempat kepada tokoh agama. Siapa tahu bahasa agama ini mampu meredam dan mengeliminir korupsi," tuturnya.
Ketiga, kementerian agama pelopor bagi instansi lain. Menag menyebut upaya-upaya penghematan anggaran yang dapat dilakukan sekarang. "Kami tentu harus memulai (pemberantasan korupsi) dari institusi kami di Kementerian Agama. Salah satunya dengan melakukan penghematan anggaran. Rapat-rapat, seminar-seminar yang semula dilaksanakan secara luring, kini cukup secara daring saja. Sebulan saya menjabat, 50 persen anggaran perjalanan dapat dihemat," sebutnya.
Mengutip perkataan Presiden Prabowo, jika penghematan dan efisiensi anggaran dilakukan di Indonesia, maka upaya itu akan mencegah segala macam bentuk korupsi. Jika segala bentuk korupsi bisa dicegah, maka bisa menghemat 40% anggaran. Karena itu, saya mengobsesikan bagaimana Kemenag bisa menjadi contoh bagi lembaga lainnya.
Keempat, jangan ambil yang bukan haknya. "Jangan sampai mengambil apa yang bukan hak kita. Karena itu tidak berkah. Segala sesuatu yang tidak berkah, tidak ada manfaatnya," ajaknya.
Ia melanjutkan dengan perumpamaan sebuah kejadian. "Mungkin kita punya istana, mobil mewah, tapi kita duduk di kursi roda. Kenapa? Stroke. Kenapa Stroke? Stress. Kenapa stress? Dikejar-kejar. Kenapa dikejar-kejar? Terlalu banyak barang haram yang melekat dalam dirinya sendiri," imbuh Menag.
Kelima, lahirkan generasi berprinsip dan jujur. Dalam Al-Quran disebutkan bahwa sesungguhnya generasi yang paling bagus untuk dipromosikan adalah al-qawiyyu, orang yang kuat (kokoh) dan al Amin adalah orang yang jujur, terpercaya. "Jadi kalau kita kokoh dalam prinsip lalu jujur, itu generasi yang diharapkan, diidealkan dalam Al-Quran. Saya kira dalam agama lain juga punya bahasa yang hampir sama," papar Menag.
Keenam, pentingnya teladanan bagi orang di sekitar. "Keteladanan ini juga mahal. Bagaimana melaksanakan apa yang kita katakan. Jangan kita hanya pintar bicara tetapi tidak ada buktinya yang kita lakukan. Kita memang bukan malaikat, tapi jangan menjadi iblis," pesannya.
Dengan tawaran ide dari Menag ini, diharapkan masyarakat maupun pejabat dapat bekerjasama untuk memperkuat integritas dan kepercayaan publik terhadap Kementerian Agama. (sf)
HUMAS UIN MALANG - Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Malang menggelar visitasi akreditasi untuk Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker yang berlangsung dari 15 hingga 18 Desember 2024. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Lt. 3 gedung FKIK Kampus 3 dan dihadiri oleh tiga tim asesor dari Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan (LAM-PTKes), yaitu Dr. Sutriyo, M.Si., Apt, Prof. Dr. apt. Laela Hayu Nuraini, M.Si., dan apt. Maria Philomena Erika Rengga, S.Farm., M.Farm-Klin.
Rektor UIN Malang menyampaikan dalam samburannya bahwa universitas ini memiliki tujuh fakultas dan satu program pascasarjana, dengan total 58 program studi dan 19.160 mahasiswa yang berasal dari seluruh Indonesia, dari Sabang hingga Merauke. "Kami menerima mahasiswa lintas budaya, agama, ras, dan suku bangsa," ungkapnya. Rektor juga menyoroti keberhasilan Universitas dalam mendapatkan predikat unggul sebanyak dua kali berkat pengakuan internasional.
Fakultas Kedokteran telah meluluskan lima angkatan mahasiswa, sedangkan Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker telah meluluskan dua angkatan dengan range 100 persen. Rektor berharap agar model pembelajaran yang diterapkan di FKIK, yaitu integrated model learning untuk terus ditingkatkan sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan di program studi tersebut.
Dalam sambutannya, Dr. Sutriyo M.Si., Apt., menjelaskan bahwa penilaian akreditasi akan dilakukan dengan pendekatan yang objektif. "Kami akan menggunakan penilaian LAM-PTKes dengan tidak membandingkan dengan prodi profesi apoteker lainnya," tegasnya. Ia menambahkan bahwa visitasi ini bertujuan untuk memberikan laporan yang akurat kepada PTKes sesuai dengan kondisi di lapangan.
Dr. Sutriyo juga mengajak semua pihak untuk bekerja sama dalam pelaksanaan visitasi ini agar dapat berjalan lancar dan sesuai harapan. "Kami meminta kerjasama dengan bapak dan ibu lainnya sehingga dapat melakukan visitasi dengan lancar," ujarnya. Dengan adanya akreditasi ini, diharapkan Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker di FKIK UIN Malang dapat terus berkembang dan berkontribusi positif bagi dunia pendidikan kesehatan di Indonesia.
HUMAS UIN MALANG– Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Maliki Malang) tengah menjalani proses visitasi akreditasi Program Studi Profesi Apoteker oleh tim asesor Lembaga Akreditasi Mandiri Perguruan Tinggi Kesehatan (LAM-PTKes). Kegiatan ini berlangsung selama empat hari, mulai Senin hingga Kamis, 15-18 Desember 2024.
Tim asesor yang hadir terdiri dari para ahli di bidangnya, yakni Dr. Sutriyo, M.Si., Apt. dari Universitas Indonesia, Prof. Dr. apt Laela Hayu Nurani, M.Si. dari Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, dan apt. Maria Philomena Erika Rengga, S.Farm., M.Farm-Klin. dari Universitas Citra Bangsa, Kupang.
Dalam sambutannya, Rektor UIN Maliki Malang, Prof. Zainuddin, menyampaikan rasa bangganya atas prestasi FKIK yang telah meluluskan lima angkatan dokter dan dua angkatan apoteker dengan tingkat kelulusan 100 persen. Ia juga menyoroti kontribusi FKIK dalam pelayanan kesehatan haji. “FKIK UIN Maliki Malang telah menjalin kerja sama dengan petugas haji, dan setiap tahun selalu ada tim FKIK yang berkontribusi di bidang kesehatan haji. Semoga visitasi ini dapat meningkatkan grade Prodi Profesi Apoteker FKIK UIN Maliki Malang,” harap Prof. Zainuddin.
Ketua tim asesor, Dr. Sutriyo, menyampaikan apresiasi terhadap keseriusan UIN Maliki Malang dalam proses akreditasi ini. “Meskipun ini visitasi untuk program studi, suasananya seperti visitasi di level universitas. Seluruh pimpinan, mulai dari rektor hingga wakil rektor, hadir untuk menyambut. Hal ini menunjukkan komitmen tinggi UIN Maliki Malang,” ujarnya.
Sementara itu, Dekan FKIK UIN Maliki Malang, Prof. Dr. dr. Yuyun Yueniwati, PW., M.Kes., Sp.Rad(K), memberikan pemaparan singkat mengenai profil FKIK. Ia menjelaskan bahwa Prodi Sarjana Farmasi mulai dibuka sejak 2012, sementara Prodi Pendidikan Kedokteran dan Ilmu Kesehatan menyusul pada 2016. “Alhamdulillah, khusus pendidikan kedokteran, FKIK telah meluluskan dua periode,” tuturnya.
Selama visitasi, tim asesor akan menilai langsung kondisi lapangan serta memverifikasi data yang disiapkan oleh tim FKIK. Hasil dari visitasi ini akan dilaporkan kepada LAM-PTKes. “Kami berharap FKIK dapat menyajikan data yang kami butuhkan dengan baik, sehingga hasil akreditasi nanti memberikan dampak positif,” kata Dr. Sutriyo.
Dengan dukungan penuh dari seluruh jajaran pimpinan universitas, FKIK UIN Maliki Malang optimis dapat memperoleh hasil terbaik dalam proses akreditasi ini. Proses visitasi ini diharapkan menjadi langkah strategis untuk semakin memperkuat posisi FKIK dalam mencetak tenaga kesehatan profesional yang unggul dan kompetitif.
HUMAS UIN MALANG - UIN Malang gelar HUT Ke -63 nya dengan sangat meriah. Hal ini tampak dari lapangan yang bertransformasi menjadi lautan manusia yang bersemangat pada Sabtu malam. Sabtu, 14 Desember 2024
Acara puncak HUT Uin Malang ke 63 ini, dimeriahkan oleh konser spektakuler yang menampilkan kolaborasi istimewa antara Payung Teduh x Pustaka. Ribuan mahasiswa UIN Malang dan masyarakat umum tumpah ruah memenuhi area konser dalam rangka merayakan HUT ke-63 UIN Malang. Suasana semakin memanas, saat grup musik indie populer yang dikenal dengan lagu-lagu romantis dan penuh makna, membuka penampilan mereka. Riuh tepuk tangan dan sorak sorai penonton menggema di seluruh area konser.
Lagu-lagu hits mulai "Akad", "Untuk Perempuan Yang Sedang Di Pelukan", hingga "Resah" sukses membuat penonton bernyanyi bersama dengan penuh semangat. Penampilan semakin memikat ketika Pustaka, grup musik yang dikenal dengan musiknya yang unik dan penuh pesan, bergabung di atas panggung. Lagu-lagu tersebut diaransemen ulang dengan sentuhan khas Pustaka, berhasil membius penonton dan menciptakan suasana magis di tengah malam.
Tak hanya penampilan musik tak ketinggalan pula, berbagai merchandise resmi dari Payung Teduh dan Pustaka juga diburu oleh para penggemar.
Konser HUT ke-63 UIN Malang ini menjadi bukti nyata antusiasme dan kebersamaan masyarakat UIN Malang dan masyarakat umum dalam merayakan momen bersejarah ini. Acara ini juga menjadi ajang silaturahmi dan hiburan yang tak terlupakan bagi seluruh lapisan masyarakat. Semoga di tahun-tahun mendatang, UIN Malang semakin jaya dan terus melahirkan generasi muda yang berakhlak mulia dan berprestasi.
HUMAS UIN MALANG - Pada 13 Desember 2024, Rektor UIN Malang Prof. Dr. H. M. Zainuddin, MA hadir dalam Knowledge Innovation Technology Aliance (KITA) High Level Dialogue dengan tema” Co-envision Higher Education, Science and Technology in alignment with Indonesia’s National Development Priority Agenda” yang diselenggarakan di UiD Kawasan Ekonomi Khusus Kura Kura Bali. Dialog Tingkat tinggi ini merupakan kerjasama Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek), United in Diversity Foundation, SDSN Southeast Asia dan Tsinghua Southeast Asia Center.
Pertemuan para pemimpin dan pemangku utama dari sektor pendidikan tinggi di Asia Tenggara, termasuk Menteri dan Wakil Menteri Kemendiktisaintek, Rektor dan Wakil Rektor perguruan tinggi, serta perwakilan dari perusahaan dan organisasi internasional yang hadir secara daring maupun luring. Diskusi tingkat tinggi mengenai prioritas pembangunan nasional pemerintahan Prabowo-Gibran (2024-2029) berperan penting dalam menyelaraskan sektor pendidikan tinggi, sains, dan teknologi yang ada di Indonesia. Penjajakan jalur kolaboratif, mempromosikan pertukaran yang konstruktif, mengonsolidasikan praktik terbaik, membangun mekanisme kebijakan, dan menawarkan rekomendasi kepada para pemangku kepentingan Pendidikan tinggi untuk bersama-sama membangun ekologi baru untuk transfiormasi Pendidikan tinggi di Kawasan Southeast Asia.
Dalam sambutan pembukaan yang disampaikan oleh Dr. Suyoto selaku Chancellor of the United in Diversity Foundation menggarisbawahi pentingnya landasan yang kokoh dalam hal ketahanan pangan, energi, modal sosial, nilai tambah sumber daya alam, dan kualitas sumber daya manusia guna mencapai “Indonesia Emas 2045”. Pendidikan tinggi di Indonesia memiliki peran strategis sebagai mesin penggerak pertumbuhan ekonomi. Sejalan dengan visi besar pemerintah yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, ia menekankan bahwa perguruan tinggi harus menjadi pusat inovasi yang tidak hanya menghasilkan ide, tetapi juga aksi nyata. Menurut Dr. Suyoto, pendidikan tinggi harus melampaui batas tradisional sebagai tempat berbagi ilmu. Ia melihat perguruan tinggi sebagai ruang kolaborasi berbagai pemangku kepentingan—akademisi, pemerintah, industri, dan masyarakat—untuk menciptakan solusi yang relevan dan berdampak. Dalam pandangannya, keberagaman perspektif adalah kekuatan utama bangsa ini. Dengan memadukan cara pandang yang berbeda, perguruan tinggi dapat menghasilkan solusi yang inovatif dan kaya makna.
Di akhir pidatonya, Dr. Suyoto mengajak semua pihak untuk bersinergi. Ia menegaskan bahwa kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan dunia usaha adalah kunci untuk mencapai visi besar bagi kemajuan bangsa Indonesia.
Keynote Speech 1
Disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Satryo Soemantri Brodjonegoro selaku Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.
Prof. Dr. Ir. Satryo Soemantri Brodjonegoro memulai keynote speech-nya dengan menggarisbawahi visi besar kabinet Prabowo-Gibran, khususnya Asta Cita, yang menjadi landasan strategis pembangunan nasional. Beliau menekankan tiga poin utama dari Asta Cita yang relevan dengan pembangunan di bidang pendidikan tinggi, sains, dan teknologi, yaitu peningkatan sistem pertahanan dan keamanan negara serta penguatan kemandirian bangsa (asta cita 2), penguatan pengembangan sumber daya manusia (asta cita 4), dan kemajuan industrialisasi berbasis hilirisasi (asta cita 5).
Dalam konteks tersebut, Prof. Soemantri Brodjonegoro menyoroti peran penting Quick Win Program sebagai langkah percepatan untuk mencapai target-target pembangunan. Khususnya, beliau menyoroti dua program prioritas, yaitu meningkatkan produktivitas melalui riset dan inovasi (quick win program 3) dan membangun sekolah unggulan yang terintegrasi serta meningkatkan kualitas sekolah yang membutuhkan renovasi (quick win program 4).
Visi Besar Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi
Dalam pidatonya, Mendiktisaintek menegaskan visi kementerian yang dipimpinnya, yaitu mewujudkan institusi pendidikan tinggi yang berdaya, akuntabel, dan menerapkan tata kelola yang baik. Pendidikan tinggi harus menjadi pusat pertumbuhan dan berdampak langsung pada masyarakat melalui peningkatan kemampuan riset dan pengembangan hingga ke hilirisasi. Selain itu, ilmu pengetahuan dan teknologi harus difungsikan sebagai katalis untuk percepatan transformasi sosio-ekologis dan ekonomi yang berkelanjutan.
Lebih lanjut, Prof. Soemantri Brodjonegoro menjelaskan bahwa pembangunan ekosistem riset dan pengembangan (R&D) yang kokoh menjadi kunci untuk mencapai visi besar Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Beliau menguraikan beberapa prioritas utama dalam hal ini:
Peningkatan keterampilan sumber daya manusia: Melalui program upskilling dan reskilling, Indonesia harus mempersiapkan talenta yang tidak hanya kompeten secara lokal tetapi juga siap bersaing di tingkat global.
Riset dan pengembangan kelas dunia: Fokus pada penelitian yang tidak hanya unggul secara akademik tetapi juga relevan secara industri untuk menciptakan dampak nyata bagi masyarakat dan perekonomian.
Hilirisasi dan kemitraan skala besar: Mendorong riset untuk menghasilkan produk bernilai tambah tinggi melalui hilirisasi, serta memperkuat kemitraan dengan industri, baik dalam maupun luar negeri.
Kebijakan pengembangan teknologi yang adaptif: Kebijakan ini harus responsif terhadap tantangan global dan kebutuhan nasional untuk memastikan pengembangan teknologi yang relevan dan berkelanjutan.
Prof. Soemantri Brodjonegoro menjelaskan commercialization roadmap inovasi berbasis universitas, yang terdiri dari tiga tahapan strategis. Tahap pertama adalah pendanaan untuk penelitian kompetitif, yang bertujuan mendorong universitas menghasilkan riset berkualitas tinggi dan relevan dengan kebutuhan industri serta masyarakat. Selanjutnya, hasil penelitian tersebut didukung melalui pendanaan untuk start-up, yang memungkinkan akademisi dan mahasiswa mengembangkan inovasi menjadi produk atau layanan yang siap dipasarkan. Tahap akhir adalah skema matching fund dengan industri, yang memastikan kolaborasi antara universitas dan perusahaan guna menghubungkan inovasi dengan kebutuhan pasar, sehingga tercipta dampak nyata bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Keynote speech 2
Edward Crawley, merupakan Ford Professor of Engineering di Massachusetts Institute of Technology (MIT), menyampaikan pidatonya secara daring dari Boston, Amerika Serikat, dalam acara KITA High-Level Dialogue. Dalam kesempatan tersebut, beliau berbicara mengenai inovasi sebagai pendorong utama pembangunan ekonomi yang berkelanjutan melalui pertukaran pengetahuan. Pidato beliau berfokus pada peran pendidikan tinggi, sains, dan teknologi dalam mendukung agenda prioritas pembangunan nasional Indonesia.
Crawley menggarisbawahi pentingnya praktik-praktik yang mendukung inovasi, yang menurutnya mencakup tiga pilar utama: manajemen, kepemimpinan, dan kewirausahaan. Dalam aspek manajemen, ia menyoroti perlunya penguasaan organisasi, keuangan, pemasaran, strategi, serta pengelolaan teknologi untuk mendukung proses inovasi. Dalam aspek kepemimpinan, Crawley menekankan kemampuan membuat makna dari informasi yang kompleks, membangun hubungan dengan orang lain, mengartikulasikan visi, dan mewujudkan hasil yang konkret. Sedangkan untuk kewirausahaan, ia menekankan pentingnya rasa ingin tahu, keberanian untuk mengambil risiko, serta kemampuan menciptakan usaha baru dan memahami siklus hidup start-up.
Crawley memaparkan kerangka Practice of Maturing Discoveries and Creations yang bertujuan mempercepat transformasi temuan-temuan ilmiah menjadi inovasi yang siap digunakan di pasar. Kerangka ini mencakup beberapa tahap penting, dimulai dari penciptaan temuan awal seperti prototipe, pembuktian prinsip, penemuan, dan perlindungan kekayaan intelektual. Tahap ini dilanjutkan dengan konsolidasi temuan, analisis pasar, dan demonstrasi konsep hingga akhirnya menghasilkan inovasi yang matang dan siap dipasarkan.
Diskusi Panel
Prof. Stella Christie, Ph.D., selaku Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, menyampaikan sambutannya dengan memaparkan gambaran besar dan tantangan utama dalam membangun ekosistem pendidikan tinggi di Indonesia. Dalam sambutannya, Prof. Stella menggarisbawahi pentingnya investasi pada human capital sebagai kunci untuk menghindari stagnasi pertumbuhan ekonomi. Ia menekankan bahwa peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah jalan satu-satunya untuk mendorong Indonesia mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan. Namun, pertanyaannya adalah bagaimana cara meningkatkan human capital secara efektif? Beliau menjelaskan bahwa investasi yang tepat melalui riset adalah jawabannya. Sayangnya, ia mencatat bahwa di Indonesia saat ini, riset belum menjadi kekuatan utama universitas, dan banyak peneliti tidak diproduksi langsung dari institusi pendidikan tinggi. Selain itu, kurangnya industri berbasis teknologi membuat riset di Indonesia kurang kompetitif dibandingkan negara lain.
Prof. Stella menyampaikan bahwa untuk meningkatkan human capital, Indonesia perlu menciptakan sebuah ekosistem riset yang menjadikan universitas sebagai penggerak utama dan Ristek sebagai penggerak atau fasilitator riset. Ia mengusulkan tiga langkah strategis: pertama, meningkatkan pendanaan riset secara signifikan; kedua, mengubah pola pikir tentang riset, yakni dari sekedar pengeluaran menjadi investasi jangka panjang; dan ketiga, mengurangi hambatan birokrasi yang selama ini menghambat proses riset di universitas.
Lebih lanjut, Prof. Stella menegaskan pentingnya basic science sebagai fondasi untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Dalam pandangannya, tanpa dukungan terhadap ilmu dasar, Indonesia akan kesulitan untuk menciptakan inovasi teknologi yang relevan dan berdampak. Dengan universitas sebagai pusat riset, hasil-hasil penelitian akan lebih terarah untuk menciptakan inovasi yang dapat diintegrasikan ke dalam sektor industri. Beliau juga menekankan bahwa riset tidak hanya harus relevan dengan kebutuhan industri, tetapi juga harus menghasilkan tenaga kerja berkualitas tinggi yang dapat menjadi inovator di pasar tenaga kerja.
Dalam diskusi panel kali ini, Dr. Lestari Moerdijat, S.S., MM, selaku Wakil Ketua MPR RI dan Anggota Komisi X DPR RI, menyoroti sejumlah persoalan mendasar yang menghambat kemajuan sektor pendidikan nasional. Beliau menyatakan bahwa permasalahan utama yang dihadapi adalah lemahnya tata kelola, yang berdampak pada banyaknya kebijakan pendidikan yang belum berjalan secara optimal.
Selain itu, beliau mengkritisi banyaknya undang-undang pendidikan yang tidak aplikatif dan saling tumpang tindih, yang menyebabkan kebingungan di tingkat pelaksana. Beliau juga menyoroti bahwa lembaga-lembaga pendidikan sering kali tidak memiliki kejelasan terkait nomenklatur dan peran, terutama dalam mengimplementasikan Undang-Undang Sisdiknas. Dalam pandangannya, peran dan regulasi yang tidak jelas menciptakan ketidakpastian dan membatasi efektivitas institusi pendidikan dalam menjalankan tugasnya.
Dr. Lestari juga menyoroti kondisi yang beliau sebut sebagai "katastrofi" dalam pendidikan nasional, di mana universitas diminta untuk mengambil tanggung jawab besar tanpa didukung kebijakan yang jelas dan sistem yang kuat. Beliau menyerukan perlunya "medical check-up" terhadap seluruh undang-undang pendidikan, untuk memastikan kebijakan yang ada relevan, terintegrasi, dan mampu mendukung pengembangan pendidikan yang berkelanjutan.
Sebagai penutup, Dr. Lestari mengajak seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, legislatif, dan institusi pendidikan, untuk bersama-sama memperbaiki tata kelola pendidikan di Indonesia. Dengan langkah ini, beliau optimis bahwa sistem pendidikan nasional dapat diperkuat, sehingga mampu menghasilkan lulusan yang unggul dan kompeten serta berkontribusi pada pembangunan bangsa.
Knowledge Dialogue Roundtable
Prof. M. Zainuddin, memaparkan realitas pendidikan tinggi di Indonesia berdasarkan pengalamannya langsung sebagai seorang akademisi dan pimpinan universitas. Beliau menyoroti tantangan-tantangan utama yang dihadapi oleh perguruan tinggi, khususnya dalam hal keseimbangan antara pengajaran dan penelitian.
Prof. Zainuddin menjelaskan bahwa sebagian besar dosen di Indonesia lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengajar daripada melakukan penelitian. Hal ini, menurutnya, disebabkan oleh beberapa faktor mendasar. Pertama, beban administratif yang terlalu besar. Para dosen sering kali terlalu sibuk dengan pelaporan administratif, terutama terkait keuangan, sehingga waktu untuk fokus pada penelitian menjadi sangat terbatas.
Kedua, masalah pendanaan penelitian. Prof. Zainuddin menyoroti bahwa anggaran untuk penelitian di Indonesia sangat minim. Kondisi ini membuat banyak potensi riset tidak dapat dikembangkan lebih lanjut karena keterbatasan sumber daya. Ketiga, hasil penelitian dari perguruan tinggi sering kali kurang mendapat pengakuan atau apresiasi dari pihak industri. Menurut Prof. Zainuddin, hal ini menghambat terjadinya kolaborasi yang erat antara universitas dan perusahaan, sehingga inovasi yang dihasilkan dari penelitian sulit untuk disalurkan atau diterapkan secara praktis.
Meski demikian, Prof. Zainuddin juga menekankan pentingnya melihat peluang untuk perbaikan dan pengembangan dimana universitas di Indonesia perlu memperkuat orientasi mereka pada penelitian berbasis dampak. Perguruan tinggi harus mulai mengintegrasikan best practice dari universitas dunia, meningkatkan pendanaan riset, dan membangun hubungan yang lebih erat dengan industri.
Dalam agenda itu juga, Rektor UIN Malang ditunjuk sebagai group leader dalam showcasting best practice di pendidikan tinggi. Kemudian, acara dilanjutkan dengan MoU Signing antara Tri Hita Karana Centre for Future Knowledge between the KITA (Knowledge Innovation Technology Alliance) dengan Perguruan Tinggi yang hadir dalam dialog tinggi tersebut.
HUMAS UIN MALANG – Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Maliki Malang) kembali menunjukkan kiprahnya di kancah internasional dengan menjadi tuan rumah acara Induction Day English Access Scholarship Program 2024-2026. Program ini digagas oleh Regional English Language Office (RELO) bekerja sama dengan Kantor Urusan Internasional (KUI) UIN Maliki Malang. Jum'at, 13 Desember 2024.
Mewakili Rektor UIN Maliki Malang, Prof. Dr. M. Zainuddin, Wakil Rektor IV Dr. Isroqunnajah menyampaikan rasa terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada UIN Maliki Malang sebagai tuan rumah acara ini. "Semoga kerja sama yang baik ini dapat memberikan manfaat besar bagi semua pihak," harapnya.
Acara ini turut dihadiri oleh Direktur RELO Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Ruth Goode. Dalam sambutannya, ia mengucapkan selamat datang kepada para peserta program beasiswa. Ruth menekankan pentingnya peran guru sebagai agen penyebar kebaikan. "Tidak ada kebaikan yang lebih besar daripada menjadi guru," ujarnya.
Ruth juga mengapresiasi keanekaragaman budaya dan bahasa yang dimiliki oleh Indonesia, yang mampu disatukan oleh Bahasa Indonesia. "Berbeda dengan negara saya, Amerika Serikat, yang hanya memiliki satu bahasa utama, yaitu Bahasa Inggris, yang juga telah menjadi bahasa internasional," tambahnya.
Ia berharap para peserta program ini dapat memanfaatkan kemampuan Bahasa Inggris mereka untuk berkomunikasi lintas negara, membuka peluang karier yang luar biasa, dan bahkan melanjutkan studi ke luar negeri. "Selamat kepada para peserta yang telah terpilih menjadi yang terbaik. Program ini adalah awal perjalanan menuju masa depan yang gemilang," tutur Ruth.
Acara pembukaan ini diakhiri dengan pemberian cendera mata oleh Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Pengembangan Lembaga Dr. Isroqunnajah kepada para tamu undangan sebagai simbol kerja sama yang erat dan keberlanjutan hubungan internasional.
Selanjutnya, mahasiswa UIN Maliki Malang tampil apik membawakan lagu yang berjudul Dont worry be happy dan mendapatkan aplous dari seluruh tamu dan peserta yang hadir.
UIN Maliki Malang terus berkomitmen menjadi jembatan global yang menghubungkan pendidikan lokal dengan dunia internasional.
Surat Edaran Penyesuaian UKT Semester Genap Tahun Akademik 2024 / 2025, dan Surat Keputusan Nomor 2396 Tentang Petunjuk Teknis Penyesuaian UKT 2024 / 2025