Berdasarkan kajian sejarahnya, praktik terorisme sesungguhnya telah terjadi sejak berabad-abad yang lalu sebelum didefinisikan sebagai tindakan terorisme. Sebab, sifat permanen manusia menurut Thomas Hobbes (1588-1679) adalah serigala bagi yang lain (homo homini lupus) untuk mencapai tujuannya. Jika dalam keadaan lapar dan terancam, dia tidak segan-segan menikam yang lain, kawan dekat sekali pun. Persahabatan berlangsung hanya ketika masing-masing masih dalam posisi saling menguntungkan dan diuntungkan. Atas dasar asumsi itu, kekerasan seperti teror dengan berbagai jenis dan bentuknya tidak bisa lepas dari kehidupan manusia sejak dahulu kala.
Istilah ‘teror’ sendiri baru masuk dalam kamus ilmu politik pada saat terjadi Revolusi Perancis dengan istilah ‘the reign of terror’, artinya penguasa teror. Pada akhir abad ke 19, dan awal abad ke-20, dan antara tahun 1920-1950’an, sepanjang periode perang besar di Eropa --- terorisme menjadi teknik perjuangan revolusi. Rezim Stalin pada 1930