Dalam setiap ajang pemilihan pemimpin, yang harus kita antisipasi adalah masalah “konflik”, termasuk dalam Muktamar NU --dan juga Muhammadiyah-- karena dari sini banyak kepentingan-kepentingan di luar kepentingan organisasi itu sendiri, meski yang sedang ber-muktamar ini adalah para kiai atau ulama’. Tetapi juga jangan lupa, pembisik dan pengganggunya juga selevel kiai juga.
Dalam menghadapi situasi dan kondisi semacam ini, marilah kita bertekad bulat untuk menciptakan suasana kehidupan berbangsa dan bernegara dengan aman, tenteram, penuh kekeluargaan dan jauh dari intrik-intrik dan permusuhan. Marilah kita berangkat dari hati nurani yang jernih dan tulus untuk bersama-sama turut menciptakan suasana berdemokrasi di negara tercinta ini, melalui sebuah organisasi Islam yang memang harus menjadi panutan.
Sebagai warga Nahdhiyyin yang dengan tegas menjadikan kata “rahmah dan ramah” sebagai misi dakwah-nya, maka harus dapat dibuktikan ke publik melalui muktamar kali ini. Jika tidak, maka justru akan mencoreng nama baik NU itu sendiri, yang “mengatakan tetapi tidak melaksanakan”, an taqulu mala taf’alun…. dan mari kita selalu mengingat pesan Allah SWT dalam al-Qur’an:
Wahai orang-orang yang beriman, takwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, dan janganlah kamu sekalian mati sebelum kamu dalam kondisi menjadi seorang muslim. Dan berpegang teguh lah kamu sekalian kepada tali (agama) Allah secara keseluruhan dan janganlah kamu bercerai berai…
Pada kesempatan lain Allah juga berpesan sebagaimana dalam firman-Nya:
Hendaklah kamu sekalian taat kepada Allah dan kepada rasul-Nya dan janganlah kamu berselisih (berbantah-bantahan) yang menyebabkan kamu sekalian gentar dan hilamng kekuatanmu. Dan sabarlah karena sesungguhnya Allah beserta (melindungi) orang-orang yang sabar (QS. al-Anfal: 46).
Ada dua hal penting yang perlu kita perhatikan dalam firman Allah tadi: Pertama, kita harus bertakwa kepada Allah secara serius, dalam arti terus menegakkan kebaikan dan kebenaran serta menjauhkan dari perbuatan buruk dan zalim sampai akhir hayat kita; Kedua, kita harus bersatu dan berpegang teguh kepada agama Allah dan tidak boleh berselisih yang mengakibtakan kita bercerai berai, dan tidak solid dan tidak kuat. Jika NU –dan juga Muhammadiyah-- dapat melaksanakan perintah ini, insya Allah akan membesarkan nama baik NU dan Muhammadiyah ke depan dan dapat memberikan berkah kepada jama’ahnya… Semoga.