Rabu, 5 Oktober 2016, didampingi Wakil Rektor 1, 2, Ketua LPM, Kabag Perencanaan, Ketua SPI dan staf, saya menghadiri undangan Bappenas di Jakarta melalui Deputi Menteri PPN/Bappenas Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan untuk presentasi proposal pembangunan Kampus 3. Pertemuan itu disebut “a kick off meeting”. Bertempat di Gedung Utama Bappenas, pertemuan dipimpin Deputi Dr. Subandi, M.Sc. didampingi Direktur Pendidikan Tinggi, Iptek, dan Kebudayaan, Amich Alhumami, Ph.D. Hadir juga Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Kemenag, Prof. Kamarudin Amin, Ph.D., Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek, Kemenristek dikti, Prof. Ali Ghufron, Ph.D. dan Sekretaris Ditjen SDM Iptek Prof. John Hendri, Ph
.D.
Selain UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, diundang pula perwakilan dari 5 PTN di bawah Kemenristek dikti, yaitu Universitas Pendidikan (UPI) Bandung, Universitas Riau, Universitas Jambi, Universitas Negeri Jakarta, dan Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe. Dengan demikian, UIN Malang merupakan satu-satunya perguruan tinggi dari Kementerian Agama. Ini merupakan berkah luar biasa bagi warga UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Agenda utama pertemuan ialah presentasi dari masing-masing perguruan tinggi tentang rencana pembangunan kampus. Proposal 6 perguruan tinggi negeri itu saat ini telah masuk dalam Revisi DRPLN-JM/Blue Book 2015-2019 dan tertuang dalam Surat Keputusan Menteri PPN/Bappenas No.54/M PPN/HK/2016. Dengan masuk Blue Book artinya UIN Malang sudah dalam daftar penerima bantuan proyek pembangunan dari pemerintah melalui dana pinjaman luar negeri.
Mewakili UIN Malang dan diberi kesempatan presentasi urutan ke 3 setelah Universitas Malikussaleh dan Universitas Jambi, saya dan Wakil Rektor 2 mempresentasikan proposal yang telah kita ajukan setahun yang lalu terkait rencana pembangunan kempus 3 di atas lahan 100 ha di wilayah Kota Batu. Usai presentasi, kami baru menyadari bahwa, menurut Deputi Dr. Subandi, Menteri Bappenas saat itu, Sofyan Djalil, yang memberi dukungan penuh pembangunan Kampus 3 UIN Malang. Menteri Sofyan menginginkan ada perguruan tinggi Islam yang berkualitas unggul dan bisa bersaing dengan perguruan-perguruan tinggi lain dan bereputai secara internasional. Untuk itu, dicari perguruan tinggi Islam yang layak untuk ditingkatkan kualitasnya