Membangun Mental Mandiri
Prof. Dr. H. Imam Suprayogo Rabu, 30 November 2016 . in Dosen . 2306 views

Semua orang pasti berkeinginan agar mampu hidup mandiri, termasuk kaitannya dengan ekonomi. Siapapun merasakan bahwa hidup tergantung pada orang lain tidak akan ada enaknya. Ketika masih anak-anak, hidup di pedesaan, saya selalu diingatkan orang tua, agar berani hidup mandiri. Orang tua selalu berpesan, jangan menjadi seperti hidupnya benalu. Tumbuh-tumbuhan itu selalu menumpang pada jenis pohon lain. Kehidupannya hanya menghisap saripati makanan yang dihasilkan oleh pohon di mana benalu itu tumbuh.

Banyak orang merasakan bahwa mandiri secara ekonomi itu berat, apalagi pada zaman sekarang ini. Jumlah lapangan pekerjaan di mana-mana terbatas. Jika tersedia, belum tentu upah yang diperoleh mencukupi untuk hidup mandiri. Kesan tersebut memang ada benarnya. Akan tetapi tidak berarti bahwa pintu-pintu mendapatkan rizki yang halal sudah tutup sama sekali. Peluang itu sebenarnya masih terbuka luas bagi orang yang mau mencoba dan berusaha.

Suasana sulit mendapatkan pekerjaan, sebenarnya adalah bukan barang baru. Kenyataan seperti itu, saya merasakannya sendiri sejak menjadi mahasiswa, yaitu mulai awal tahun 1970-an. Pada saat itu, kesan saya, memperoleh pekerjaan sudah sedemikian sulit. Pengangkatan menjadi pegawai negeri pada setiap tahun sangat terbatas jumlahnya. Demikian pula, agar dapat bekerja di perusahaan juga tidak memiliki pengalaman.

Di tengah-tengah kesulitan ekonomi, sekalipun masih sedang kuliah, saya mencoba melakukan survey di pasar. Kegiatan itu berkali-kali saya lakukan. Banyak informasi yang saya tanyakan kepada para pedagang, sopir truk, hingga para pekerja kasar pengangkut barang ke tengah pasar. Melalui survey yang saya lakukan dalam waktu yang cukup lama, akhirnya saya mendapatkan pengetahuan, bahwa sebenarnya sekedar mendapatkan rizki agar berhasil hidup mandiri sebenarnya masih terbuka luas.

Selain survey ke tengah pasar, saya juga rajin berusaha mendapatkan informasi ke pedesaan, baik kepada para petani, peternak, dan bahkan juga kepada para nelayan. Hasilnya, saya mendapatkan pemahaman, bahwa sebenarnya sekedar mendapatkan rizki tidak terlalu sulit. Orang yang hidup di pedesaan, tanpa berbekalkan pengetahuan yang cukup sekalipun, mereka berhasil mencukupi kehidupan keluarganya.

Melalui survey secara informal dalam waktu yang lama itu, saya juga memperoleh pelajaran penting, bahwa berbagai jenis pekerjaan sebenarnya masih terbentang luas. Namun usaha itu harus ada bekal, terutama terkait dengan pengayaan diri sendiri. Bekal penting yang saya maksudkan itu adalah jujur, kemauan bekerja keras, ulet, tidak perlu terlalu menjaga gengsi, dan yang utama lagi adalah harus pintar berkomunikasi.

Pada saat masih menjadi mahasiswa, saya sudah mencoba berdagang antar kota. Setiap hari jum'at, selesai mengikuti kuliah, saya pergi dari kota ke kota lainnya untuk mencari dan kemudian menjual dagangan. Berdagang ternyata juga menyenangkan. Suatu saat rugi dan pada saat lainnya beruntung adalah kehidupan seorang pedagang. Semua itu harus dihadapi dengan tabah, ulet, dan sabar. Menghadapi orang yang tidak jujur, tidak menepati janji, menunda-nunda pembayaran adalah biasa, tetapi hal buruk itu tidak boleh ditiru.

Kegitan berdagang dalam skala sederhana hingga beberapa tahun saya lakukan, ternyata tidak saja penting untuk mencukupi kebutuhan biaya kuliah, tetapi juga memperkaya pengalaman dan sekaligus juga membangun mental mandiri dan berwirausaha. Berbekalkan pengalaman tersebut, kepada mahasiswa yang kebetulan menanyakan tentang hidup mandiri secara berekonomi, saya selalu menjelaskan kepada mereka agar mau menggali pengalaman dari manapun asalnya, dan kemudian berani mencoba. Selain itu saya juga selalu menyarankan agar jangan sekedar menjadi pekerja yang hidupnya tergantung pada orang lain, tetapi sebaliknya, harus berusaha menjadi tempat bergantung bagi banyak orang. Wallahu a'lam

(Author)


Berita Terkait


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Jalan Gajayana No. 50 Malang 65144
Telp: +62-341 551-354 | Email : info@uin-malang.ac.id

facebook twitter instagram youtube
keyboard_arrow_up