Betapa banyak buku yang ditulis dari hasil penelitian maupun perenungan mendalam terkait dengan kepemimpinan. Banyak teori dan konsep yang telah dihasilkan tentang bagaimana menggerakkan dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Kegiatan itu disebut dengan kepemimpinan. Tidak mudah memimpin orang lain, dan juga tidak semua orang memiliki kecakapan tentang hal itu.
Banyak orang mempelajari tentang munculnya seseorang menjadi pemimpin, jenis-jenis kepemimpinan, hingga kepemimpinan yang dipandang berhasil, gagal, dan bahkan masih banyak lagi konsep lainnya. Dari berbagai hasil penelitian dan juga perenungan tentang kepempimpinan itu maka juga banyak pula perdebatan dan selisih pendapat tentang bagaimana seharusnya menjalankan kepemimpinan. Namun dari sekian banyak teori dimaksud, ternyata tidak ada orang yang menjalankan kepemimpinan secara seragam. Banyaknya pemimpin maka juga sebanyak itu pula jenis kepemimpinan yang dijalankan.
Memimpin sebenarnya adalah seni. Sebagai sebuah seni, maka tidak bisa dijalankan secara seragam, konstan, dan mengikuti aturan tertentu. Jika hal itu dijalankan, maka nilai seninya akan hilang. Akhirnya, kepemimpinan tidak berhasil. Menggerakkan orang tidak boleh dengan cara-cara seragam, lugu, dan bahkan dilakukan dengan cara terus terang. Menggerakkan orang akan lebih tepat jika yang bersangkutan tidak merasa digerakkan. Setiap orang selalu memiliki harga diri yang harus diakui oleh orang lain. Digerakkan bisa jadi dirasakan sebagai sama dengan dipandang rendah. Padahal tidak akan ada orang yang mau dipandang rendah itu.
Tugas menggerakkan dan mengarahkan orang lain yang dilakukan oleh seorang pemimpin tidak selalu mudah, oleh karena bisa jadi faktor mereka yang digerakkan. Manakala orang yang digerakkan sudah mampu bergerak sendiri, dan apalagi mereka juga telah mengetahui tentang arah geraknya itu, maka tugas pemimpin sudah selesai. Dalam keadaan seperti itu seolah-olah orang sudah tidak perlu pemimpin lagi karena masing-masing sudah mengetahui tugas, tanggung jawab, komitmen, dan integritas yang diharapkan oleh organisasinya.
Pekerjaan pemimpin akan menjadi berat manakala orang yang dipimpinnya tidak memahami tugasnya, perannya, dan apalagi misalnya, mereka selalu melakukan penyimpangan. Dalam keadaan seperti itu, tugas pemimpin tidak saja memberikan petunjuk, arahan, dan bimbingan, tetapi juga harus mengontrol, mengevaluasi, dan bahkan jika perlu memberi ancaman dan sanksi. Tugas memimpin, dalam keadaan seperti itu menjadi berat dan tidak semua orang mampu melaksanakannya.
Dalam kehidupan ini terdapat berbagai jenis tipe masyarakat yang memerlukan kepemimpinan yang berbeda-beda. Masyarakat petani, pedagang, nelayan, pegawai negeri, buruh, pengusaha, tentara, mahasiswa, dan lain-lain tentu menuntut jenis kepemimpinan yang berbeda-beda. Akan tetapi apapun jenis masyarakat yang digerakkan, mereka akan mengikuti kemauan pemimpinnya manakala diperlakukan secara manusiawi, yaitu dihargai, diakui akunya, digembirakan, dan sejenisnya.
Seseorang disebut sebagai orang baik manakala yang bersangkutan mengerti tentang dirinya, memahami posisinya, dan mampu melakukan sesuatu pekerjaan yang terbaik. Memimpin orang seperti yang digambarkan itu tentu amat mudah. Bahkan tanpa kehadiran pemimpin sekalipun orang yang demikian itu sudah dapat menjalankan tugas sebaik-baiknya. Namun memang, tidak semua pemimpin dengan mudah mendapatkan orang yang semuanya baik, apalagi pada zaman sekarang ini. Wallahu a'lam