Kasih Sayang Yang Merugikan
Prof. Dr. H. Imam Suprayogo Kamis, 1 Desember 2016 . in Dosen . 12070 views

Kasih sayang kepada siapapun adalah baik, apalagi kepada anaknya sendiri. Akan tetapi jika sikap itu diberikan secara berlebihan ternyata akan mengakibatkan dampak yang tidak diinginkan. Banyak orang tua terlalu sayang kepada anaknya, sehingga apa saja kebutuhannya dipenuhi. Sikap seperti itu disebut memanjakan. Anak yang terlalu dimanjakan berakibat lambat menjadi dewasa.

Mungkin karena terlalu sayang, pada setiap hari anaknya di antar dan dijemput dari sekolahnya. Kesibukan orang tua menjadi bertambah oleh karena anaknya itu. Beruntung bagi orang yang berada, pekerjaan tersebut bisa diserahkan kepada sopir dan atau pembantunya. Akan tetapi bagi orang biasa, tugas itu akan mengganggu pekerjaannya sehari-hari. Seorang pegawai menjadi terlambat atau pulang sebelum waktunya, beralasan mengantar atau menjemput anaknya.

Kegiatan mengantar dan menjemput tersebut, menjadikan anaknya merasa aman dan memperoleh kasih sayang yang mendalam. Akan tetapi dampaknya akan mengganggu aktifitas orang tua, dan bahkan juga terhadap mental anak sendiri. Anak yang terlalu disayang secara berkelebihan tidak akan berpeluang berlatih menjadi dewasa. Padahal kedewaan agar tumbuh wajar perlu dilatih. Anak-anak memerlukan tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikannya sendiri.

Terkait latihan menghadapi tantangan itu, anak-anak yang hidup di pedesaan dan orang tuanya tidak terlalu memanjakan, mereka justru memiliki peluang berlatih dan bertanggung jawab menghadapi kehidupan. Sejak kecil, anak-anak dilatih mandiri dan bahkan telah diberi tugas untuk ikut bertanggung jawab menyelesaikan pekerjaan orang tuanya di rumah, di kebun, dan di mana saja yang sekiranya dapat dilakukan. Latihan kerja bagi anak pedesaan pada umumnya dipandang sudah menjadi hal biasa.

Kenyataan yang ada di pedesaan tersebut sangat berbeda dari yang dialami oleh anak-anak perkotaan. Orang tua di perkotaan tidak segera memberikan kepercayaan kepada anaknya, sehingga sekedar ke seolah pada setiap hari, sekalipun yang bersangkutan sudah menginjak dewasa masih diantar dan dijemput. Bahkan tampak aneh dan berlebihan, mereka yang sudah menjadi mahasiswa sekalipun, kehidupannya sehari-hari masih diintervensi orang tuanya.

Kasih sayang yang berlebihan tersebut, bukan saja menjadi kelihatan aneh, tetapi juga berakibat pertumbuhan kedewasaan anak menjadi terlambat. Mereka tidak memiliki kesempatan berlatih untuk menghadapi tantangan dan bertanggung jawab, sehingga akibatnya yang bersangkutan menjadi lemah. Membicarakan tentang berlatih mandiri dan bertanggung jawab kiranya akan mengingatkan pada pendidikan pesantren. Para santri di pesantren dilatih hidup mandiri. Tidak ada santri yang sehari-hari dibantu tetapi justru sebaliknya, masing-masing diberi tanggung jawab yang harus mereka selesaikan.

Sebagai buah dari pendidikan di pesantren, para santri jauh lebih cepat mandiri di banding anak-anak yang belajar di sekolah pada umumnya. Sejak pagi-pagi buta, para santri harus bangun dari tidurnya dan segera ambil air wudhu untuk menjalankan shalat subuh dan kegiatan ritual lainnya, kemudian mengikuti aktivitas sebagaimana yang ditradisikan di lembaga pendidikan itu. Sudah menjadi kebiasaan, para santri di tengah malam harus bangun, diajak bersama-sama shalat malam dan mendoakan orang tuanya.

Pembiasaan hidup bagi anak-anak dengan penuh tantangan dan tanggung jawab tersebut bukan berarti mereka tidak diberi kasih sayang, tetapi justru sebaliknya. Kasih sayang itu diberikan dalam bentuk penguatan atau bekal dalam menjalani hidup di masa depan. Dengan cara itu, mereka menjadi cepat dewasa dan mandiri. Sebaliknya, jika anak-anak selalu dibantu, dan apalagi pada takaran berlebihan, maka justru akan merugikan bagi yang bersangkutan. Anak tidak cepat menjadi dewasa dan serba tidak berani menghadapi tantangan hidup oleh karena terlalu disayang secara berlebihan dan bahkan kurang pada tempatnya. Wallahu a'lam.

(Author)


Berita Terkait


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Jalan Gajayana No. 50 Malang 65144
Telp: +62-341 551-354 | Email : info@uin-malang.ac.id

facebook twitter instagram youtube
keyboard_arrow_up