Belajar Dan Berlatih Menjadi Pendekar
Prof. Dr. H. Imam Suprayogo Senin, 16 Januari 2017 . in Dosen . 6850 views

Untuk menjadi pendekar, siapapun harus belajar dan berlatih. Tentu belajarnya harus sungguh-sungguh. Belajar yang hanya setengah-setengah, hasilnya tidak akan menjadi pendekar. .Demikian pula, agar menjadi pendekar, maka harus memilih guru yang ulung, dan dikenal sebagai pendekar yang sebenarnya.

Seorang guru selalu menjadi kebanggaan muridnya. Jika terdapat murid yang kemudian benar-benar menjadi hebat, atau menjadi pendekar, maka akan ditanyakan kepada siapa yang bersangkutan belajar. Tidak mungkin ada murid hebat hanya belajar kepada guru sembarangan, belum dikenal atau yang bersangkutan belum memiliki reputasi.

Di mana saja tempatnya, guru yang dikenal hebat akan didatangi para murid. Guru yang hebat biasanya kesohor dan dikenal di mana-mana. Namun pada zaman modern seperti sekarang ini, kehebatan guru atau pendekar digantikan oleh institusi di mana pendekar itu berada. Setelah institusi dimaksud menguat, maka kependekaran seseorang tidak tampak.

Ketika kualitas pendidikan dilihat pada institusinya, maka pembicaraan bukan pada kehebatan atau kependekaran gurunya, tetapi terhadap aspek lainnya, misalnya pada kurikulumnya, sarana dan prasarananya, waktu belajarnya, buku pelajarannya, dan semacamnya. Orang melihat kehebatan lembaga pendidikan bukan lagi pada kualitas kependekaran gurunya, tetapi pada beberapa aspek yang pengaruhnya justru tidak langsung, sebagaimana disebutkan di muka.

Seseorang yang berkeinginan menjadi pendekar ekonomi, seharusnya mereka belajar kepada orang yang ahli, berpengalaman, dan benar-benar mengerti tentang ekonomi, sehingga keinginannya itu akan dapat diraih. Begitu pula, seseorang yang ingin menjadi pendekar di bidang pertanian, peternakan, teknik. dan bahkan juga agama, seharusnya belajar kepada orang yang benar-benar dikenal sebagai pendekar dimaksud. Melalui cara itu, yang bersangkutan kelak juga benar-benar akan menjadi pendekar.

Namun sayangnya, banyak orang berkeinginan menjadi pendekar, tetapi belajarnya bukan kepada seorang pendekar. Mereka belajar hanya kepada orang yang pernah membaca buku, mendengar, atau pernah menulis. Guru dimaksud tidak pernah berlatih, apalagi sempat bersabung dan menang. Akibatnya, murid yang diajar juga tidak akan pernah menjadi pendekar, dan bahkan mengerti tentang sesuatu yang seharusnya dimengerti saja tidak.

Akhir-akhir ini disebut-sebuit semakin banyak sarjana menganggur. Mungkin saja hal yang demikian itu salah satunya disebabkan oleh pilihan gurunya yang kurang tepat. Ingin menjadi pendekar tetapi berguru kepada orang yang bukan guru dan apalagi disebut pendekar. Padahal jika ingin menjadi pendekar yang ulung maka seharusnya belajar kepada guru atau pendekar yang ulung pula. Wallahu a'lam

(Author)


Berita Terkait


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Jalan Gajayana No. 50 Malang 65144
Telp: +62-341 551-354 | Email : info@uin-malang.ac.id

facebook twitter instagram youtube
keyboard_arrow_up