Berumrah : Berkunjung Ke Rumah Abadi
Prof. Dr. H. Imam Suprayogo Selasa, 10 Januari 2017 . in Dosen . 1693 views

Semakin hari jumlah jama'ah umrah tampak semakin banyak. Siapa saja setiap datang ke bandara undara di mana-mana pasti bertemu jama'ah umrah baik yang sedang akan berangkat maupun yang sudah tiba kembali di tanah air. Menurut informasi yang dapat dipercaya, jama'ah umrah dari Indonesia setiap hari tidak kurang dari 1000 (seribu ) orang. Bisa dibayangkan, berapa ratus ribu jumlah jama'ah tersebut pada setiap tahunnya. Padahal setiap bulan Ramadhan jumlah itu pasti naik, oleh karena dipercaya bahwa umrah pada Bulan Ramadhan lebih afdhal.

Menjalankan ibadah umrah bagi siapapun tidak mudah, mereka harus menyiapkan tenaga dan bahkan juga uang sebagai bekalnya. Namun selama ini, tidak sebagaimana haji, ibadah umrah bisa dilakukan kapan saja, asalkan seseorang dalam keadaan sehat dan tersedia perbekalannya. Perjalanan umrah juga tidak ditangani oleh pemerintah, -------selama ini ditangani oleh swasta, sehingga tidak melalui proses birokrasi yang dirasakan sulit. Asalkan sudah memiliki niat, seseorang cukup datang ke biro perjalanan umrah, mendaftar dan tentu melunasi biayanya, maka hal yang terkait administrasi akan diurus oleh biro perjalanan dimaksud.

Sekalipun tidak mudah dan juga tidak murah, setelah pulang biasanya seseorang berkeinginan untuk kembali lagi ke tanah suci. Sepanjang tersedia biaya dan dalam keadaan sehat, oleh karena besarnya keiunginan itu, seseorang berumrah hingga berkali-kali. Baitullah terasa dirindukan oleh siapa saja. Sekalipun sudah berkali-kali datang ke Masjidil Haram, baik untuk umrah atau naik haji, tetapi tidak ada perasaan jera, atau enggan kembali ke tempat itu. Orang yang sudah datang sekali, berharap akan datang kembali ke tanah suci, hingga berkali-kali.

Perasaan rindu terhadap Baitullah, kiranya dapat dijelaskan, bahwa siapa saja yang berada di tempat yang mulia itu maka hatinya akan merasa tenang, tenteram, dan damai. Sebaliknya, suasana gelisah, galau, khawatir, dan semacamnya, akan dirasakan hilang tatkala seseorang sedang berada di Baitullah. Oleh karena perasaan senang itu pula, seseorang yang ketika sedang berada di rumahnya masing-masing tidak rajin menjalankan shalat berjama'ah, maka akan berubah menjadi semakin rajin datang ke masjid dan juga membaca al Qur'an ketika sedang berada di tanah suci itu.

Baitullah, menurut kitab suci al Qur'an, adalah tempat yang pertama kali ditunjuk oleh Allah sebagai rumah bagi seluruh manusia. Sebagai rumahnya sendiri, maka wajar jika siapapun merindukannya. Setiap orang, ruhnya berasal dari tempat itu dan kelak akan kembali ke tempat itu pula. Orang yang meninggal dunia biasanya disebut kembali. Maka artinya, ruhnya akan kembali ke tempat itu. Jasadnya akan kembali ke makam atau kuburan, sedangkan ruhnya akan kembali ke tempat asalnya, yaitu ke baitullah.

Baitullah menjadikan siapa saja yang sedang berada di tempat itu, hatinya tenang, tenteram, dan damai sehingga bagi setiap orang yang telah berpengalaman datang ke tepat yang mulia itu, akan merasa rindu untuk datang kembali. Begitu pula bagi mereka yang belum datang ke sana, mereka berkeinginan agar pada suatu saat datang dan melihat tempat asal dan tempat kembali dirinya sendiri. Selain itu, sebenarnya pada setiap hari, -------paling tidak sebanyak lima kali, setiap orang beriman menghadap Baitullah di dalam shalat. Bahkan, agar shalatnya menjadi khusu', ketika sedang shalat, tidak saja harus menghadap kiblat, tetapi hatinya harus berada di tempat yang mulia itu.

Sedemikian penting dan mulia Baitullah dalam Islam, , sehingga bagi siapa saja yang berkuasa, artinya sedang sehat dan memiliki bekal yang cukup, dianjurkan untuk mengunjunginya. Berkunjung ke tempat yang mulia itu, sebenarnya sama halnya dengan mengunjungi rumahnya sendiri. Itulah sebabnya, orang selalu merindukan tempat itu. Sebenarnya setiap manusia sama, selalu merindukan rumahnya sendiri. Orang yang hatinya selalu berada di Baitullah, -------setidaknya di dalam shalat, maka ketika kelak kembali, yakni pada saat meninggal dunia, maka tempat kembali dan bahkan jalan menuju ke tempat kembali itu, ruhnya akan kembal dengan mudah. Itulah yang dimaksud kembali ke rumah abadi, yakni rumah yang sejak awal telah di tentukan. Wallahu a'lam

(Author)


Berita Terkait


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Jalan Gajayana No. 50 Malang 65144
Telp: +62-341 551-354 | Email : info@uin-malang.ac.id

facebook twitter instagram youtube
keyboard_arrow_up