Umar bin Khotob : Seorang Musuh Berubah Menjadi Sahabat Setia
Prof. Dr. H. Imam Suprayogo Sabtu, 7 Januari 2017 . in Dosen . 20344 views

Bagi siapa saja yang mempelajari sejarah Islam, pasti mengenal nama seorang yang sahabat nabi yang dikenal gagah, berani, dan tegas, yaitu Umar Bin Khotob. Sahabat nabi ini pada awalnya dikenal memposisikan diri sebagai musuh Nabi Muhammad yang tidak mudah ditaklukkan. Siapa saja yang diketahui bersahabat dengan utusan Allah ini akan menjadi musuhnya dan jika tidak menghentikan keberfpihakannya akan dibunuh.

Tidak terkecuali adik perempuannya sendiri yang diketahui menerima seruan Nabi Muhammad dicari dan akan dibunuhnya. Namun hidayah kepadanya datang dan akhirnya justru ketika sedang mencari adiknya itulah Umar bin Khotob dapat berubah secara total, yaitu dari semula berposisi sebagai musuh, ternyata berubah menjadi sahabat dan sekaligus diposisikan sebagai bagian kekuatan perjuangan Nabi Muhammad saw.

Hati manusia dikenal tidak mudah berubah, tetapi jika hidayah telah datang, maka tidak seorang pun yang mampu menghalang-halanginya, dan begitu pula sebaliknya. Seseorang yang tidak atau belum memperoleh hidayah, siapapun tidak akan mampu mengubahnya. Namun menyangkut hidayah adalah urusan Allah dan Rasul-Nya. Sebatas kekuatan manusia tidak mampu memastikan atau mengubahnya.

Manakala sejarah hidup Umar bin Khotob dijadikan pelajaran, maka sebenarnya tidak tepat bagi siapa saja mengklaim dirinya paling benar dan sempurna, dan selanjutnya menganggap orang lain berada pada keadaan terus menerus berada pada psosisi sebagai musuh Islam. Manusia ternyata atas hidayah Allah sangat berpeluang untuk berubah, dan bahkan menjadi lebih baik.

Belajar dari sejarah hidup Sahabat Nabi yang kedua tersebut, maka dalam kontek berdakwah, kiranya tidak perlu segera memposisikan seseorang berada pada tempat yang final, dalam arti tidak berubah. Manusia ternyata dapat berubah, dan bahkan memiliki potensi menjadi mukmin, munafiq, dan kafir sekaligus. Jika hal itu dapat dipahami, maka permusuhan antar sesama menjadi tidak terlalu perlu, dan akan lebih tepat jika menggunakan logika berdakwah.

Kemenangan dalam berdakwah sangat berbeda dari kemenangan dalam kontek lainnya. Menang dalam berdakwah adalah manakala seseorang yang semula menjadi musuh dapat berhasil diubah menjadi kawan, atau menjadi lebih baik, lebih pintar, dan selamat. Sebaliknya, kemenangan dalam kontek lainnya, yaitu ketika musuh menjadi sengsara dan bahkan hancur atau mati. Dalam Islam dianjurkan untuk berdakwah dan bukan saling bermusuhan. Dalam berdakwah, orang buruk agar berhasil diubah menjadi baik. Contoh seseorang yang memperoleh hidayah adalah Sahabat Rasul, Umar bin Khothob. Wallahu a'lam

(Author)


Berita Terkait


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Jalan Gajayana No. 50 Malang 65144
Telp: +62-341 551-354 | Email : info@uin-malang.ac.id

facebook twitter instagram youtube
keyboard_arrow_up