Seni islami UIN Maliki.
Implementasi konsep integrasi.
Infiltrasi nilai-nilai islami ke dalam seni.
Semua hasil kreasi seni yang tidak value free.
Boleh saja akomudasi budaya dan tradisi-tradisi.
Lokal dan nasional bahkan mungkin bisa juga lebih.
Berbentuk bernyanyi, seni tari, bisa juga dalam bentuk puisi.
Terpenting justru membawa sikap hidup yang dekatkan pada ilahi.
Seni UIN Maliki.
Menjadi pelopor seni islami.
Dengan gaya yang bisa memberi.
Keindahan dan kedamaian dalam diri.
Bukan seni yang justru menjauhkan kepada ilahi.
Lihat saja seni islami yang sudah dikreasi oleh para sufi.
Penuh makna dan arti bahkan dengan filosofi sangat islami.
Gerakan-gerakan dan bunyi-bunyi.
Mengandung makna dan arti-arti tersendiri.
Bukan tonjolkan hal-hal yang hanya menarik nafsu birahi.
Justru bisa menyentuh agar hati nurani kembali tersinari.
Menyadari betapa indahnya Sang Maha Pencipta dunia ini.
Hati hanyut dengan menyebut-nyebut ilahi anta maqsudi.
Wa ridloka madlubi a'tini mahabbatak wa ma'rifatak berkali-kali.
Seni UIN Maliki.
Dikembangkan dengan jati diri.
Bukan hanya meniru dari sana sini.
Seni islami boleh mengadobsi dengan seleksi.
Bukan hanya meniru tapi perlu kreasi dan inovasi-inovasi.
Seni islami harus dikembangkan dengan niat tulus di hati.
Menjadi media untuk mengabdi kepada Sang Ilahi Rabbi.
Bukankah begitu para seniman?
Malang, 01-05-2018
'Abd Al Haris Al Muhasibiy